info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Trip to Putussibau

Surahmansah Said 3 Juli 2011
Bumi Uncak Kapuas kami berada saat ini. Itulah julukan untuk Kabupaten Kapuas Hulu yang merupakan salah satu wilayah di Kalimantan Barat yang merupakan tempat penempatan 11 Laskar Borneo Pengajar Muda Angk. 2 selama  setahun di dalam penugasan Indonesia Mengajar. Perjalanan menuju ke tempat penempatan kami ini tentunya mempunyai sebuah cerita yang menarik untuk dibagi dan harapannya dapat ditarik sebuah pelajaran dari kisah ini. Berawal dari perjalanan kami di Pontianak untuk menuju ke Kota Putussibau (Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu) yang di tempuh selama ±20 jam dengan melewati jalan darat. Seingat saya inilah merupakan salah satu perjalanan darat terjauh yang pernah saya alami. Selama perjalanan ini kami lebih banyak menghabiskan waktu dengan tidur di dalam mobil karena berhubung perasaan capek yang masih melanda saat deployment dan tidak adanya kesempatan untuk tidur sejak persiapan pemberangkatan di Jakarta. Akan tetapi kesempatan untuk menikmati perjalanan di Pulau Borneo ini tentunya tetap ada dan kami manfaatkan dengan memanjakan panca indera penglihatan saya untuk menikmati pemandangan alam di sekeliling jalan sambil mengabadikannya dengan sebuah kamera. Pepohonan yang hijau dan kelapa sawit di kanan kiri jalan tak lepas dari penglihatan kami dengan sekali-kali melihat lebatnya hutan dan beberapa bukit kecil. Ini menumbuhkan sedikit keyakinan dalam diri saya bahwa kami masih bisa menghirup udara segar di tempat ini tanpa adanya polusi yang sering dirasakan di Kota Makassar ataupun Jakarta. Sembari menikmati indahnya pemandangan jalan, kami pun terkadang olahraga senam loncat indah dengan gaya yangh berbeda-beda di dalam mobil dikarenakan adanya jalanan yang tidak rata dan berlubang, tapi semua itu kami nikmati sebagai bagian dari sebuah perjuangan. Disisi lain, abang sopir yang membawa kami juga sangat menikmati perjalanan ini dengan sesekali memainkan musik yang membuat suasana menjadi lebih nyaman. Dalam pikiran ini pun terbersit sebuah pujian kepada abang itu karena gigihnya dalam mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi di atas jalan yang berombak dan berlubang. Sehingga dibutuhkan sebuah kecekatan dalam menghindari dan mengambil sebuah keputusan yang cepat dalam memilih jalan yang tepat untuk dilalui. “Cekat, cepat, dan tepat”. Pekerjaan sebagai sopir mungkin tidak pernah mereka impikan sebelumnya untuk menjadi tulang punggung kehidupan tapi hal ini mereka tekuni demi sesuap nasi dan keberlangsunga hidup keluarga, anak dan istri mereka dirumah. Pada dasarnya setiap pekerjaan sama namun yang membedakannya adalah cara kita menekuni dan menjalani perkerjaan itu karena dengan kerja keras serta keihlasan dalam diri, semua yang kita hadapi akan bisa dipetik sebuah hikmah yang terkandung didalamnya dan dapat dijadikan sebagai pelajaran hidup. Disaat kebanyakan orang terlelap dengan tidurnya dan larut dalam relung mimpi-mimpi indah mereka, kami pun para 11 Laskar Borneo telah tiba di Kota Putussibau dengan selamat. Meskipun rasa capek dan letih menguasai diri ini tapi hal itu tertutupi dengan sebuah kegembiraan tersendiri yang kami rasakan. Moment itupun juga kami abadikan dengan sebuah cepretan kamera di trotoar jalanan di kala subuh itu yang menandakan kami telah tiba di Kota Bumi Uncak Kapuas. SELAMAT DATANG DUNIA BARU....

Cerita Lainnya

Lihat Semua