info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

440 km

Sri Lindawati 11 Oktober 2014

Awal bulan sudah menjadi agenda rutin bagi kami (Pengajar Muda 8 Kapuas Hulu) untuk bertemu di Kabupaten. Sehari setelah tiba di kabupatan, saya dapati adanya kabar “Konverensi Penulis Cilik Indonesia 2015”. Perlombaan ini selalu menjadi daya tarik bagi kami, karena menampilkan lomba pantun, syair, cerpen juga dongeng. Tidak tahu asal mulanya dari mana, anak-anak Kapuas Hulu memang begitu pandai dalam membuat pantun, bahkan tahun lalu Pengajar Muda sebelum kami berhasil membawa anak didik mereka menjuarai lomba pantun dan dongeng sehingga mereka bisa pergi ke Jakarta.

Tepat seminggu lalu, saya memberikan tugas kepada anak-anak kelas V untuk membuat dan berbalas pantun. Masing-masing dari mereka, saya minta untuk membuat pantun dan dibacakan secara bergantian.  Banyak diantara mereka menuliskan pantun yang mereka ketahui dan tidak sedikit membuat pantun hasil karya sendiri. Kabar perlombaan “Konverensi Penulis Cilik Indonesia” 2015 seperti angin segar bagi saya dan rekan-rekan yang lain, karena kami tahu anak-anak Kapuas Hulu sangat berpeluang menampilkan karya pantun yang kreatif kreasi mereka sendiri.  Apalagi melihat karya milik Acui, Julianus, Eben, Shindy, Rosmini, Duvi dan murid-muridku lain, rasanya ingin sekali bisa membawa karya mereka bisa dibaca orang lain di Jakarta sana (tempat yang baru bisa mereka lihat di peta).

Selasa pagi, saya berangkat ditemani Rayestar Bernando menuju Simpang Silat. Simpang Silat adalah persimpangan terdekat yang bisa diakses kendaraan dari desa saya. Tentu ini akan menjadi perjalanan yang menarik, karena merupakan perjalanan pertama menggunakan sepeda motor dengan perkiraan waktu tempuh mencapai 5-6 jam. Hampir tidak terbayangkan sejauh apa perjalanan itu, apalagi melihat kondisi jalan yang sepi, dikelilingi hutan dan tentunya gelap jika malam hari. Spidometer menunjukan angka 220 km, jarak tempuh yang sudah kami lalu dari Putussibau (Ibukota Kabupaten Kapuas Hulu) sampai Simpang Silat (perbatasan Kabupaten Kapuas Hulu dan Sintang). Jarak yang jika kita konversikan mungkin sama seperti Jakarta-Garut. Sebagai informasi luas Kabupaten Kapuas Hulu mencapai 29.842 km2  atau sama seperti luas Provinsi Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Setelah bertemu Kepala Sekolah dan mengambil hasil karya anak-anak, perjalanan kami lanjutkan kembali menuju Putussibau. Perjalanan pulang jauh lebih bisa saya nikmati dibandingkan saat berangkat. Singgah di surau dan bertemu anak-anak yang sudah siap untuk belajar mengaji, rasanya nikmat sekali. Disana kami sempatkan untuk menyapa mereka dengan “Nyanyian ice breaking” ala anak Pengajar Muda.

Jalan itu rasanya seperti milik sendiri, sepi dan gelap. Pencahayaan sepanjang jalan hanya bisa kami temukan saat bertemu dengan motor lain juga permukiman warga. Kali perdana merasakan perjalanan sejauh itu dengan suasana ekstrem gelapnya hutan kalimantan. Spidometer masih menunjukan 100 km, berarti tinggal 120 km menuju Putussibau. Jika dikalkulasikan perjalanan pulang pergi kami dari Putussibau ke Simpang Silat, maka kami sudah menempuh perjalanan sejauh 440 km. 440 Km itu terbayarkan saat hasil karya mereka berhasil dikirim.

Karena setiap langkah adalah usaha..maka lakukanlah yang bisa dilakukan


Cerita Lainnya

Lihat Semua