Bukan Ngerumpi Biasa!
Sonya Winanda 24 April 2015
“Eh, lakena si A ternyata selingkuh! Tao be’na?” (suami si A ternyata selingkuh! Tau kamu?)
“Ongkhu? Pantaslah binina ngamuk-ngamuk phei” (serius? Pantas istrinya marah-marah aja)
Demikianlah kira-kira potongan percakapan yang akan anda dengar jika duduk-duduk di dhurung. Salah seorang warga pernah mengatakan, jika ingin tahu berita terbaru, tak perlu susah. Datanglah ke dhurung lalu pasang telinga baik-baik. Anda akan mendapatkan lebih dari yang diharapkan.
Itu dulu. Kini para warga yang sering ngariung di dhurung, terutama dhurung di Dusun Panyal Pangan, Pulau Bawean, terdengar membicarakan topik yang agak berbeda. Gosip tetap ada namun dengan pembahasan yang lebih berkualitas. Mereka berbicara tentang petualangan di planet Nibiru, resep masakan, cara memanfaatkan berang bekas hingga posisi tidur yang baik. Semua itu mereka dapatkan dari buku dan majalah yang tersedia di Dhurung Elmo (DE)
Dhurung merupakan salah satu hasil produk kearifan lokal Pulau Bawean. Bentuknya mirip dengan saung dari Jawa Barat namun dengan fungsi dan filosofi berbeda. Hampir semua rumah di Bawean memiliki dhurung, baik secara individu maupun kolektif oleh beberapa rumah. Awalnya, secara simbolis dhurung melambangkan tempat menetralisir energi negatif seseorang sebelum memasuki rumahnya dari perjalanan jauh. Secara fungsional, dhurung dipakai sebagai lumbung padi, tempat berkumpulnya warga hingga tempat mengaji.
Namun laiknya produk budaya yang dinamis, dhurung pun mengalami pergeseran fungsi dan persepsi. Saat ini dhurung masih menjadi pusat interaksi keseharian masyarakat seperti bercengkarama; namun tak lebih dari itu. Akibatnya dhurung lebih dikenal sebagai tempat bergosip. Saat ini padi telah disimpan di rumah warga, kegiatan keagamaan telah dipindah ke masjid dan mushola. Dhurung pun kehilangan pamornya.
Kini, kehadiran DE tengah berusaha mengembalikan fungsi positif dhurung bahkan semakin memperluasnya. Warga tak hanya menggosipkan tetangga atau hal kurang penting lainnya. Masyarakat, terutama Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang pulang beraktifitas dari sawah atau kebun menyempatkan diri singgah di DE. Ada yang melanjutkan bacaan kemarin atau mencari tahu solusi permasalahan sehari-hari dari buku baru.
Untuk tahap pertama, telah tersebar sepuluh dhurung di sepuluh Dusun di Bawean. Buku dan majalah pengisi DE datang dari berbagai sumber: korporat, donasi masyarakat dan kotak pengumpulan. Hingga saat ini ada seribu buah buku dan majalah yang telah diterima. Menariknya, proses pengumpulan, pengklasifikasian dan distribusi ditangani langsung oleh para relawan baik dari Bawean maupun luar Bawean.
Tercipta pola interaksi yang sebetulnya telah lama dirindukan warga, berbagi hal bermanfaat lalu mendiskusikannya. Tak sampai disitu saja, Ibu-ibu muslimat Dusun Panyal Pangan yang sekaligus menjadi penanggung jawab, sepakat untuk terus mengembangkan fungsi DE. Dalam salah satu pertemuannya, dengan serius mereka membahas tata kelola DE. Termasuk pengurus, tata tertib serta sumber dana.
Warga selalu antusias terhadap hal baru. Oleh sebab itu, penanggung jawab berkomitmen untuk terus berinovasi. Seperti salah satu ide yang disampaikan Bu Fatimah, kader kesehatan Dusun, bahwa ilmu yang diperoleh dari buku atau majalah dapat dipraktekkan langsung di DE. Contohnya demo cara memanfaatkan barang-barang bekas. Kegiatan ini tentu akan menarik perhatian warga baik yang telah memanfaatkan DE maupun yang belum. Diharapkan nama DE bergaung sampai ke sudut Dusun hingga makin ramai pengunjung.
Membaca buku mungkin hanyalah kegiatan yang sederhana namun tidak demikian dengan efek yang ditimbulkannya. Terutama di DE, warga tak hanya mendapat pengetahuan baru tapi juga jejaring. Diharapkan hubungan baik ini dapat merekatkan orang-orang hebat Bawean sehingga mereka dapat saling bertukar pikiran. Dan sangat mungkin tercipta inovasi-inovasi yang lebih menarik nantinya. Maka jika Anda ingin menjadi bagian dari perubahan ini, jangan ragu. Mari terlibat! Satu bacaan pun amat berharga di DE. Tunggu apa lagi J
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda