info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Panorama indah, menuju sekolah...

Siti Muthmainnah 14 Juli 2011
Ciangin, Cilaketan, Ciberiuh, Cisedang, Cipunglu, ... Namanama kampung di atas jadi sangat familiar ditelingaku sejak keberadaanku disini. Tepatnya aku berada di kampung Cilaketan, Desa Margaluyu, Kecamatan Sajira, Lebak, Banten. Margaluyu, nama desa sekaligus nama SD dimana aku akan mengajar setahun mendatang, SD N 1 Margaluyu namanya. Desa Margaluyu sendiri terbagi menjadi 3 kampung (=dusun), yakni Ciberiuh (ibu kota desa), Cisedang, dan Cilaketan (kampung yang juga tinggali dan juga letak SD). Nah, kali ini aku akan cerita tentang kampung Ciangin, yang lain nyusul ya...hehe Ciangin (baca:siangin), sebenarnya sudah masuk kecamatan Cipanas. Bukan termasuk wilayah Sajira, dimana aku tinggal. Kampung Ciangin dan Cilaketan bersebelahan. Keduanya menjadi pembatas masingmasing kecamatan. Pertama kali ku tahu tentang Ciangin adalah ketika saat itu di sekolah ada acara perpisahan dan kenaikan kelas. Beberapa orang tua wali ku tanya rumahnya dimana, pasti menjawab dari Ciangin. Yang katanya lagi, Ciangin cukup jauh letaknya dari Cilaketan. Usut punya usut, yang bersekolah di sekolahku 80 % siswanya berasal dari Ciangin. Waktu tempuh anakanak ketika berangkat sekolah sekitar 30-45 menit. Hm...cukup lumayan juga pikirku. Sampai akhirnya aku penasaran dan ingin membuktikan sendiri. Rabu lalu, aku bersama sahabatsahabatku, Iis, Marni, Putri, dan Ningsih olah raga pagi menuju Ciangin. Kami berangkat sudah cukup siang, sekitar jam 6. Penasaranku membuat kaki yang masih sedikit pegel, pasca jalan 15 km dari Kampnug Badui, tak ku hiraukan. Kami melintasi jalan bebatuan, perkampungan Cilaketan, dan Kebun yang rimbun. Sampai kita jumpai sawah dan persawahan dimana kata Bapak Eman (Bapak Angkatku) sawah tersebut adlah batas kampung. Udara sejuk terasa sekali. Sampai di tengah sawah, yang sedikit menanjak karena memang letak Ciangin lebih tinggi dari pada Cilaketan, hamparan padi yang siap panen terlihat apik. Beberapa Saung (gubug) ku jumpai. Jalan menanjak membuat kadangkadang kami berhenti sejenak sambil menghirup udara segar. Sesaat, badan ini berbalik melihat jejak jalan yang telah terlewat dan tak ku sangka sebelumnya, SUBHANALLOH luar biasa indah panorama yang tampak. Halimun (=kabut) menyelimuti bukitbukit. Takjub ku rasa. Panorama indah menuju sekolah. Jalan 45 menit pun tak terasa jika alam menghibur dengan indah. Jalan yang terjal dan licin menjadi tak begitu menakutkan karena halimun dan sinar mentari pagi menemani. #Lebak itu cantik.

Cerita Lainnya

Lihat Semua