info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Tangga Cita-Cita. Aku Pasti Bisa!

Siska Ayu Tiara Dewi 10 Maret 2014

Setiap orang pasti memiliki cita-cita, begitupun dengan anak-anak. Mereka pun juga memiliki cita-cita. Bahkan terkadang cita-cita mereka itu tidak pernah terpikirkan bagi orang dewasa atau justru sering dianggap remeh. Mereka unik, mereka polos. Cita-cita mereka mulia.

 

Ini cerita tentang anak muridku di kelas 5-6 (yang kebetulan berada di dalam satu ruangan) dan cita-cita mereka. Siang itu, selepas istirahat aku masuk ke kelas 5-6 seperti biasa setelah selesai mengajar di kelas 1 dan 2. Aku masuk dengan gulungan kertas plano besar dan sekotak krayon serta spidol.

 

A:            “Apa itu Bu?”.

 

Tanpa berbasa-basi, aku serahkan kertas itu kepada mereka dan kemudian ditempelkan di dinding depan.

Kami menyebutnya “Tangga Cita-Cita”. Karena kami tau bahwa semua yang kita inginkan tidak ada yang instan, semua harus melalui perjuangan. Begitulah yang anak-anak muridku tau.

 

A:            “Bu, saya nulis banyak boleh ya?”.

G:           “Boleh, tulis saja apa yang kamu cita-citakan”.

 

Tiba-tiba semua berebut untuk saling mengutarakan cita-cita masing-masing.

A:            “Bu, saya mau jadi orang kaya, supaya adik saya bisa sekolah”.

A:            “Kalau saya mau jadi professor, Bu. Bukan jadi guru”.

A:            “Saya mau jadi dokter sama ustadzah Bu, boleh dua  Bu?”.

A:            “Saya mau jadi tentara saja Bu, biar orang-orang yang jahat ini bisa saya tangkap”.

G:           “Apapun cita-citanya, yang penting cita-cita itu adalah sesuatu yang baik ya”.

 

Begitulah celoteh anak-anakku tentang cita-cita mereka. Ditengah celoteh mereka, tiba-tiba aku menemukan salah satu cita-cita yang ditulis oleh anak muridku. Ia menuliskan, “Cita aku menjadi anak yang tidak nakal, suka menolong orang”.

Aku pun kemudian memulai diskusi dengan anak-anak itu.

 

G:           “Nah, sekarang semuanya punya cita-cita. Pasti semua ingin cita-citanya terwujud kan?

Kalau begitu, Ibu mau tanya, apakah cita-cita itu bisa langsung terwujud? Misalnya, hari ini Lia berkata ingin jadi dokter dan ustadzah, apakah besok tiba-tiba Lia sudah langsung jadi dokter. Atau Fikram yang ingin menjadi profesor, apakah setelah nanti sampai rumah Fikram bisa langsung menjadi profesor?”

A:            “Tidak bisa Bu”, jawab anak-anak serentak.

G:           “Lalu, bagaimana caranya supaya bisa terwujud”, aku kembali bertanya.

A:            “Belajar Bu”.

A:            “Iya Bu, kita harus belajar. Tapi masih lama ini kita sekolah, masih ada lagi SMP, SMA, terus apa lagi mungkin”.

G:           “Nah, kalu begitu apakah kita akan menyerah karena masih lama, masih banyak yang harus dilalui atau apapun?”.

A:            “Nggak Bu”.

 

Diskusi yang panjang itu diisi dengan pendapat setiap anak. Ada yang berkata bahwa jika cita-cita kita akan terwujud kalau kita menurut kepada Bapak/Ibu Guru, mematuhi peraturan, dan ada juga yang mengtakan bahwa kita bisa mewujudkan cita-cita karena Allah SWT. Dan, diskusi itu pun kemudian berakhir dengan 7 tangga cita-cita yang harus dilalui jika anak-anak ingin bisa memujudkan mimpi mereka masing-masing.

 

*Ayo bantu anak-anak di sekitar kita agar tetap bersemangat untuk mewujudkan cita-cita mereka.

Salam hangat dari anak-anak Tambora, Bima.


Cerita Lainnya

Lihat Semua