Alasan Jadi Pengajar Muda #2

Sigit Arifianto 15 April 2017
Aku ingin melanjutkan cerita mengenai alasan kenapa aku akhirnya memutuskan menjadi guru di pedalaman papua. Alasan kedua juga tetap tentang anak-anak, tetapi ini tentang anakku kelak. Ada hal yg sangat ingin kuajarkan kepada anakku kelak bahwa "kesuksesan seseorang tak sekedar pada pencapaian nilai akademis yang sempurna atau memenangkan berbagai penghargaan, melainkan bagaimana seseorang memahami perannya dalam keluarga dan masyarakat, juga mengetahui apa yang dapat mereka kontribusikan kepada masyarakat. Satu hal yang perlu ditekankan bahwa ada hal yang lebih besar daripada memikirkan diri sendiri, yaitu hidup berguna untuk sesama". Namun saat mengingat kembali nasihat itu aku langsung tertegun dan bertanya apakah aku sudah melakukan apa yang ingin kusarankan kepada anakku kelak. Sungguh akan menjadi sia-sia rasanya ketika menekankan suatu kebaikan yang tidak pernah aku lakukan kepada anakku. Nasehat yang kita sendiri tak lakukan itu takkan sampai ke hati orang yang kita nasehati, apalagi seorang anak yang lebih peka akan kejujuran kata.   Kemudian aku berpikir bahwa menjadi guru di pedalaman bisa menjadi jawaban, karena aku merasa menjadi guru di pedalaman berarti perjuangan dan pengabdian. Selain dituntut mencerdaskan murid dalam hidup yg penuh keterbatasan, guru juga harus siap menjadi warga yang berkontribusi bagi masyarakat. Seorang guru akan dihadapkan oleh banyak permasalahan di sekolah dan masyarakat. Dan aku sudah bertekad untuk ikut menyelesaikannya bersama masyarakat hingga pada akhirnya itulah kontribusiku untuk masyarakat. Aku berharap pengabdianku disini kelak bisa menjadi sarana untuk menjelaskan arti "hidup yang berguna bagi sesama" ke anakku. Semoga.   Photo : Bermain di Lapangan udara desa #catatandariujungtimurindonesia #melawanketerbatasan

Cerita Lainnya

Lihat Semua