Surat untuk Jokowi

Senza Arsendy 23 Juli 2014

23 Juli 2014. Tepat beberapa jam setelah KPU secara resmi mengumumkan presiden terpilih, Bapak Jokowi.

Barangkali ribuan anak di sana sedang menikmati harinya. Sekedar bernyanyi sambil menari di depan orang tua atau bahkan sedang berlibur bersama orang tuanya karena sekolah memberikan mereka keistimewaan di hari ini.

Di ujung selatan Indonesia, di sebuah kelas SD Inpres Bandu, 24 murid kelas enam sedang fokus menulis surat di sebuah kertas. Tidak main-main. Mereka sedang menulis surat untuk presiden yang baru saja terpilih, Bapak Jokowi.

Walaupun tampak sekali kebingungan di wajah mereka, sesungguhnya mereka menyambut momen ini dengan sangat antusias. Bagaimana tidak, Presiden terpilih adalah idola mereka. Ya, di Desa Bebalain popularitas Bapak Jokowi tidak kalah dengan Neymar atau Messi yang sejak Piala Dunia kembali menjadi sangat terkenal.

Tidak peduli jika sebelumnya mereka jarang menulis surat atau bahkan sama sekali tidak pernah. Semangat yang tampil pada mereka seolah mengatakan bahwa mereka ingin memberikan surat terbaik untuk idola mereka yang terpilih menjadi Presiden.

Sebelumnya guru baru di sekolah mereka masuk ke dalam kelas—kebetulan jadwal pembelajaran di kelas belum ditentukan jadi siapa saja bisa masuk untuk mengisi kelas. Guru tersebut bertanya kepada mereka hari apa ini. Serentak mereka menjawab “RABUUUUUU!”

Guru tersebut tersenyum. Ia terkejut bercampur bingung karena sepertinya bukan jawaban itu yang diharapkan sang guru.

“Ya benar! Ini memang hari Rabu. Selain hari Rabu, kira-kira apa ada yang tahu hari ini hari apalagi?” Guru mencoba memancing jawaban lain. Sayangnya hingga beberapa kali pertanyaan anakan diajukan, guru hanya mendapatkan jawaban senyum dari anak-anak.

Menyadari bahwa pertanyaan yang diajukannya malah membuat anak-anak di kelas bingung, akhirnya guru memberi tahu jawaban yang diharapkannya, “Hari ini adalah Hari Anak Nasional!” Teriaknya keras. “Ada yang tahu atau tidak jika 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional?”

Tanpa banyak tersenyum dan butuh waktu lama, anak-anak kompak berteriak tidak.

“Hari ini adalah hari kalian, anak-anak Indonesia. Nah sekarang Pak Senja mau ajak kalian untuk beraktivitas. Kalian siap?”

Usai anak-anak menjawab siap. Guru tersebut meminta anaknya mengeluarkan kertas dan alat tulis. Mereka diminta menuliskan surat untuk Bapak Jokowi. Mendengar itu sebagian anak terkejut membuka mulut sambil tengok kanan-kiri, membagi keterkejutannya ke teman sebangku. Sebagian tersenyum seolah mereka langsung tahu harus menulis apa untuk Bapak Presiden. Sebagiannya lagi malah langsung sigap merobek kertas bagian tengah bukunya.

Satu jam anak-anak diberikan waktu menuliskan surat untuk Presiden. Seluruh anak terlebih dahulu mencoret-coret draft suratnya di kertas bekas. Mereka ingin surat yang nantinya benar ditulis bersih dari coret-coretan atau basah karena keringat di tangan. Beberapa anak terlihat membangun pagar pembatas dari buku agar teman sebangkunya tidak melihat apa yang sedang ditulisnya. Sesekali anak-anak terlihat berpikir lama. Sekali lagi, mereka memang sangat serius. Surat ini dibuat tidak saja untuk idola mereka namun juga untuk presiden mereka.

Setelah satu jam menulis akhirnya seluruh anak-anak menyelesaikan suratnya. Malu-malu mereka mengumpulkan suratnya. Wajar. Ini adalah surat pribadi mereka untuk Presiden. Tentu jika mereka boleh minta, tak seorang pun boleh tahu termasuk gurunya. Di beberapa surat terlihat tandatangan penulisnya. Ada juga yang menambah hiasan berupa coretan indah di pinggiran kertas sekaligus gambar garis-garis melingkar membentuk bunga.

Berikut ini adalah beberapa potongan dari surat mereka:

“Kami akan terus belajar agar dapat seperti Pak Jokowi yang lahir dari rakyat biasa.” –Edni Zacharias

“Kami berharap Pak Jokowi bisa datang ke Rote supaya kami bisa mengajak Pak Jokowi ke pantai.” –Faldi Doo

“Kami ingin Pak Jokowi tidak korupsi, maka itu kami ingin Pak Jokowi mau membangunkan kami lapangan Vucsal.” –Willi Ndun

“Kepada Bapak Presiden yang kami cintai, saya ingin sekali punya jalan beraspal agar kendaraan tidak ragu dengan jalan kami.” –Yanson Huan

“Kami yang di Rote memilih Bapak karena kami yakin Bapak adalah orang yang baik hati.” –Dewi Doo

“Bapak Presiden saya ingin membuat stadion di sini supaya kami bisa main bola.” –Yandri Dethan

“Kami ingin Bapak Presiden dapat membantu kami dan menepati apa yang diberitakan kepada rakyat Indonesia.” –Roni Balukh

Sang guru tersenyum membacanya. Semoga Pak Jokowi dapat membaca surat-surat mereka. Surat yang ditulis dengan penuh kepolosan serta ketulusan. Selamat Hari Anak Nasional untuk anak-anak kelas VI di SD Inpres Bandu, selamat Hari Anak Nasional untuk seluruh anak Indonesia, dan selamat menjadi Presiden, Bapak Jokowi!


Cerita Lainnya

Lihat Semua