info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Untuk Apa Saya Sekolah?

Sekar Nuswantari 2 Juni 2011
Senin, 30 May 2011 Anyway, hari ini adalah H-7 ulangan umum kenaikan kelas. Minggu ini aku berencana mengulang lagi pelajaran dari awal semester sampai pada akhir semester 2. Satu hari satu pelajaran. Dan hari ini kami belajar PKn. Sebelum mulai belajar, aku teringat tentang konferensi rembuk pendidikan yang baru saja kuhadiri akhir pekan lalu. Dari berbagai macam permasalahan di bidang pendidikan, setelah diteliti, ternyata akar permasalahan adalah ketidakmampuan guru untuk memahami dan menyampaikan esensi dari pendidikan itu sendiri. Pratik yang sering terjadi hanyalah upaya untuk menggugurkan kewajiban dari seorang guru pada murid, dengan cara memindahkan pengetahuan dari buku mentah-mentah ke dalam benak murid. Tanpa murid tersebut mengerti, untuk apa saya belajar? Untuk apa saya sekolah? Kemarin sempat terlontar juga, yang menjadi suatu perdebatan di Komisi 2, apa sih pentingnya anak melanjutkan sekolah dari SD ke SMP? Waduh, kenapa ya.. Jadi, pagi ini sebelum aku memulai pelajaran, aku tergelitik untuk melemparkan pertanyaan ini pada murid-muridku. “Kenapa kalian harus sekolah?”. Jawaban-jawaban awal yang kudengar masih klise. Untuk menuntut ilmu, Bu”, kata mereka. “Supaya baik!”. Tiba-tiba terdengar suara keras Harjo di sebelah kiri. Ini dia jawaban yang aku harapkan. Mendengar jawaban itu terlontar dari Harjo, anak paling nakal di kelas, rasanya lucu juga. But anyway, ternyata mereka sudah tahu kalau sekolah itu bukan hanya ajang untuk mencerdaskan diri secara kognitif. Di balik semua itu, sekolah adalah tempat pembentukan karakter untuk menjadi manusia dengan budi pekerti yang baik. Aku senang sekali ada dari mereka yang menjawab seperti itu. “Selain itu ada yang punya jawaban yang lain?”. Kemudian mereka kembali lagi ribut meneriakkan jawabannya masing-masing. “Supaya pintar, Bu!”. “Kenapa memangnya kalian harus pintar?”, tanyaku lagi. “Supaya bisa mencapai cita-cita Bu!”. “Bukannya kalian punya kebun? Tanpa sekolahpun bisa kan dapat uang dari sana?”. Ternyata, cita-cita mereka bukan hanya sekedar menjadi penjaga kebun. Cita-cita mereka bermacam-macam. Dan mereka berpikir untuk mencapainya mereka harus sekolah. Cita-cita itu menurutku adalah bentuk dari pilihan. Menurutku, mereka harus sekolah untuk membuka pilihan dan kesempatan untuk masa depan mereka. Jika memang mereka berkeinginan menikah lalu jadi petani kebun tak masalah, asal itu adalah pilihan mereka. Bukannya terpaksa harus seperti itu. Aku bangga dengan murid-muridku pagi ini. Mereka sudah bisa membedakan nilai manusia yang tedidik dan yang tidak. Dan menentukan mereka ingin menjadi yang mana. Pagi ini aku melihat semangat mereka untuk terus mengenyam pendidikan. Jika boleh, aku minta tolong pada siapapun yang membaca tulisan ini, bantu aku mendoakan mereka agar generasi penerus bangsa ini dapat terus bersekolah, menjadi orang yang terdidik, dan dapat menjadi tiang bangsa yang kokoh. Amin Yarabbal ‘alamin..

Cerita Lainnya

Lihat Semua