info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Sidak!!!

Sekar Nuswantari 12 Mei 2011
Senin, 9 Mei 2011 Hari MInggu kemarin terasa sangat pendek. Monday blues it is. Kegiatan belajar di sekolah juga tidak terlalu mulus. Ada beberapa anak yang kembali berulah hari ini. Well, tampaknya they’ve pushed my button. Aku berniat dengan sungguh-sungguh siang ini akan mendatangi rumah mereka. Habiiiis semester tinggal 2 minggu bersih lagi. Waktu mereka untuk bersikap baik di bawah asuhanku. Tampaknya karena itu juga emosiku jadi gampang terpancing. Sekarang jadi sering ceramah di kelas. Mengingatkan kalau ulangan semester sebentar lagi bla bla bla.. Jadi sikap harus baik bla bla bla.. aku sepertinya jadi guru yang menyebalkan sekarang. Maaf ya anak-anak… Anyway, pulang sekolah setelah makan aku bersiap pergi ke rumah tiga orang muridku. Rumah pertama, kasusnya adalah si anak super malas. Memang ada perubahan sikap ke arah yang lebih baik dari pertama kali aku datang dulu. Tapi malasnya luar biasa. Tidak mau memperhatikan, tidak mau mengerjakan tugas dan PR. Pagi ini dia bawa HP ke sekolah, terus main HP walaupun sudah aku minta matikan. Rumah pertama ini paling menyedihkan, sungguh aku berhasil menciptakan awkward moment. Ibunya tampak sediiiih sekali waktu aku mengabarkan kalau anaknya yang satu ini berulah di kelas. Rumah kedua, adalah sasaran utamaku sebenarnya. Tapi sayangnya orang tua nya sedang tidak ada di rumah. Padahal semua amunisi sudah kupersiapkan untuk perang di rumahnya. Hahaha berlebihan. Tapi memang anak ini adalah my biggest enemy in my class. I think he hates me..Dia suka mengganggu teman, mengambil dan merusak barang teman, tidak mau memperhatikan, tidak mau mengerjakan tugas dan PR, suka menyahut ketika aku menjelaskan, dan segala kelakuan-kelakuannya yang sengaja dia lakukan untuk membuatku kesal. Mungkin karena harusnya dia sudah SMP sekarang, sehingga nakalnya bukan lagi nakal anak-anak. Anyway, keesokan harinya aku berhasil menemui orang tua dari anak kedua. Aku menunggu mereka pulang dari kebun pada sore hari. Kalau aku lihat, karakter orang tua dari anak paling nakal ini cenderung sangat santai. Tampaknya memang pendidikan kurang menjadi perhatian mereka. Buktinya semua kakak dari muridku ini putus sekolah semua. Paling pol hanya lulusan SD. Bahkan kakaknya yang berumur 14 tahun, kelas 5 SD, baru-baru ini menikah. Aduh, sedih aku melihatnya, dia masih begitu muda. Okay back to the topic. Aku mulai dengan mengingatkan mereka kalau ujian semester sebentar lagi. Dan aku tidak berencana membuat muridku ada yang tidak naik kelas. Ada dua syarat yang aku beri kalau muridku mau naik kelas., yaitu mengikuti pelajaran dengan baik dan berkelakuan baik. Bobot yang kedua aku tekankan pada mereka. “Memangnya bagaimana kelakuan anak kami di sekolah Bu?”. Kemudian aku menceritakan kejadian di sekolah secara garis besarnya pada mereka. Ingiiiin rasanya membeberkan semua kenakalan yang pernah anak ini lakukan di sekolah, tapi kasihan ah, nanti dia dipukul. Selama aku bercerita, kepala ayahnya tertunduk dan ibunya melihat ke arah lain. Sungguh aku tidak suka menjadi pembawa berita buruk bagi mereka. But somebody has to do the job. Rumah ketiga. Kasusnya si anak sering tidak bisa mengendalikan emosinya di kelas. Memang sudah banyak kemajuan dari pertama aku masuk ke kelas 5. Tapi kalau dia kambuh, Masyaallah, menyebalkannya setengah mati. Kasus terakhir di kelas adalah, dia berteriak-teriak di kelas selama aku mengajar, dia berjalan-jalan, memukul teman-temannya, dan merebut barang-barang temannya. Selain itu, dia membanting-banting kursi di depanku. Benar-benar menguji kesabaran. Kalau di rumah ketiga, orang tuanya cenderung lebih santai. Malahan bapaknya berkata, “Pukul saja Bu, saya benar-benar dorong dia, terserah mau Ibu apakan”. Walah.. Asiiik.. Hahaha kidding.. Memang benar guru adalah orang tua di sekolah. Orang tua murid di rumah tidak tahu apa saja yang anak mereka lakukan di sekolah. jadi, kalau memang diperlukan, guru sebaiknya memang melaporkan progress anak di sekolah. Untuk kebaikan murid juga. Semoga ketika nanti aku datang ke rumah mereka lagi, yang aku sampaikan adalah berita bagus tentang bagaimana anaknya berkelakuan baik.

Cerita Lainnya

Lihat Semua