info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Monsters vs Angels

Sekar Nuswantari 29 Juli 2011
Kamis, 28 July 2011 Sudah sekitar tiga minggu aku memulai semester baru ini. Namun baru kali ini aku akhirnya menuliskan bagaimana rasanya memulai kembali pengalaman mengajarku. Pengalamanku bersama murid kelas 5 yang lalu, bisa dibilang, sangat menantang. Setiap harinya selalu saja ada masalah yang mereka buat di kelas. Berkelahi, membuat teman menangis, tidak menghargai guru, dan semua kekesalan lain yang begitu kreatifnya mereka buat sebagai hadiah untukku. Makanya aku menyebut mereka, my little monsters. Di semester baru ini, aku tetap menjadi wali kelas di kelas 5. Berarti, murid-muridnya adalah murid kelas 4 tahun lalu. Dan bisa dibilang, anak-anakku yang sekarang berkebalikan 1800 dari murid-muridku yang dulu. 22 anak kelas yang sekarang adalah kumpulan anak manis yang berkelakuan sangat baik. Mata anak yang berbinar pada saat menerima pelajaran benar-benar terlihat saat aku mengajar mereka. Hampir semua aktivitas belajar mereka jalani dengan penuh semangat. Setiap ada permainan di kelas, mereka menampakkan wajah-wajah tulus yang bahagia. Dan Subhanallah mereka adalah kumpulan anak-anak cerdas. Aku sangat bangga dan bahagia, ketika mereka dengan semangat mempraktekkan bahasa Inggris yang aku ajarkan di kelas. “Hello teacher” sapa mereka. Kami juga punya beberapa peraturan di kelas, yang ajaibnya mereka patuhi dengan baik sampai membuatku terkagum-kagum sendiri. Contohnya, aku ingin jika ada yang izin keluar kelas, satu orang saja setiap kali izin, agar kelas tidak kosong dan mereka bisa belajar dengan tenang. Jadi jika ada yang ingin keluar tapi masih ada temannya di luar kelas, mereka akan mengingatkan temannya sendiri, “Jangan dulu, masih ada yang di luar”. Aku sampai menahan senyum. Anak yang menjabat sebagai penjaga kelas juga tampak sangat menghayati perannya tersebut. Dia sangat berjasa membantuku menertibkan teman-temannya kalau mereka mulai ribut. Yah, namanya juga anak-anak, mereka masih suka berjalan-jalan di kelas dan kadang tampak malas menulis. Tapi itu jarang terjadi. Satu lagi yang menurutku mengagumkan. Aku masih menjalankan program menabung di kelas. Dan seperti sering kita baca di buku Pkn, mereka adalah anak yang rajin menabung. Rajin sekali, sampai total tabung mereka sudah lebih Rp 100.000,00 dalam waktu yang singkat. Karena karakter mereka yang begitu baik, aku tidak segan memberi dan mempercayakan buku-buku perpustakaan di kelas. Kami membuat perpustakaan kelas bersama. Setelah buku-buku itu dibungkus plastik, mereka menyimpannya dengan rapi di belakang kelas. Dan dengan tekun membacanya ketika waktu istirahat. Oleh karena itu, aku menyebut mereka my little angles. Haha, terdengar tidak adil ya, bagaimana aku mendikotomikan murid-muridku seperti itu. Tapi, aku sangat berterima kasih pada mereka. Bayangkan, jika aku hanya mendapat anak-anak dengan karakter bak malaikat seperti ini sepanjang program. Aku tentu tak akan tahu bagaimana rasanya mengajar di kelas yang penuh tantangan setiap hari. Kedua tipe muridku ini benar-benar menjadi guru yang sangat berharga bagiku. Masa awalku mengajar ditemani dengan penuh peluh dan kesabaran menghadapi the little monsters dan akhir perjalananku ditutup dengan manis oleh my little angels. One thing for sure, both of my little monsters and angels, I love u all very much


Cerita Lainnya

Lihat Semua