Donor Darah
Sekar Nuswantari 15 Juli 2011
Selasa, 12 Juli 2011
Kehebohan hari ini!!! Tiba-tiba ada kakak dari seorang muridku datang ke sekolah dan meminta tolong aku untuk mendonorkan darah untuk adiknya yang sakit di rumah sakit. Astagaaaaaa, seumur hidup aku belum pernah donor darah. Disuntik saja takutnya setengah mati. Tapi masa ya menolak diminta bantuan hidup mati seperti itu? Akupun mengiyakan.
Paman si sakit kemudian memboncengku dengan motor menuju RSUD di Majene. Sepanjang perjalanan pikiran lebayku ini sudah memikirkan berbagai kemungkinan terburuk. Pingsan lah, kurang darahlah, dan lain-lain (Haha such a drama queen…). Harusnya ini tidak semenyeramkan yang dibayangkan ya. Aku sering kok diambil darah. Well, rasanya tidak menyenangkan sih, but I’m still alive. Selama ini aku sering mencoba untuk ikut donor darah, tetapi selalu ditolak dengan alasan berat badanku kurang. Tapi kupikir tak ada salahnya mencoba ya, mungkin untuk kasus darurat seperti ini ada pengecualian.
Sesampainya di Rumah Sakit, keluarga si sakit langsung menyambutku dengan hangat dan dengan wajah penuh terima kasih. Aku pun berkenalan dengan si sakit yang ternyata namanya Sabri. Sabri ini memang penyakitan sekali. Adiknya adalah muridku di kelas lima yang lalu. Muridku ini sering bercerita kalau kakaknya sakit. Berulang-ulang keluar masuk rumah sakit. Dia bilang kakaknya menderita anemia parah. Kalau versi warga kampung sih, sakitnya karena kesurupan (yea right…)
Hal lucu terjadi, ketika mengobrol dengan keluarganya, ada beberapa anggota keluarga yang lain berbisik-bisik di belakangku. (bla bla bla kecu sanna..). Kecu sanna adalah Bahasa Mandar yang berarti kecil sekali. Ternyata, ada saudara Sabri yang juga berniat untuk menyumbangkan darah tapi ditolak oleh pihak rumah sakit karena beratnya kurang dari 60kg. Hahaha, ya otomatis aku juga tidak bisa mendonor darah. Beratku kan cuma 30kg-an. XD
Alhasil, aku dan keluarga Sabri sama-sama tidak enak. Kami saling cengengesan karena merasa tidak enak satu sama lain. Mereka tidak enak karena telah menculikku dari sekolah tapi ternyata tidak jadi diambil darah. Dan aku juga tidak enak karena kurang gemuk sehingga tidak bisa ikut membantu. Maka pulanglah aku dengan perasaan menyesal, sekaligus lega. Huff kali ini kubantu doa dulu saja ya….
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda