info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

"Power Rangers" yang Suka Mengaji

Savira Mega Putri 18 September 2012

Desa saya memang mayoritas Kristen. However, dari 1.100 sekian jiwa, setidaknya ada  2 KK muslim. Dan dari peninggalan Pengajar Muda sebelumnya yang telah merintis TPQ kecil-kecilan, sekarang setiap sore saya mengajar mereka mengaji. Tapi jangan dibayangkan seperti TPQ-TPQ di Jawa pada umumnya ya. Kegiatan mengaji ini kami laksanakan di rumah salah satu dari 2 KK tersebut, yaitu di rumah Isna. Biasa kami memulai jam 5 sore (tapi lebih sering telat karena setiap kali aku datang, mereka belum mandi), kemudian jam 18.30 kami break sholat maghrib berjama'ah, dilanjutkan membaca do'a bersama, baru kemudian pulang.  Sangat menyenangkan melihat anak-anak ini berbusana muslim dan membawa mukenah menuju 'basecamp' TPQ kami. Untuk mengenal lebih dekat dengan "the power rangers", mari saya ceritakan sau per satu dari mereka beserta kejadian unik yang mereka ciptakan. :)

1. Isna. Kelas 6. Gadis kecil dengan rambut panjang keriting ini sudah Iqro' 5, tingkatan tertinggi di antara yang lain. Ia juga sudah hafal do'a-do'a sebelum dan sesudah mengaji serta beberapa do'a yang lain. Ia cerdas, dan tentunya sangat manis saat tertawa. Baru-baru ini ia menjadi komandan barisan yang mewakili SD-nya dalam lomba gerak jalan 17 Agustus. Dan ia berhasil membawa regunya meraih juara 2. Isn't that great? :) (FYI, semua anak ini sekolah di SDN 2 Adaut, bukan SD tempat saya mengajar)

2. Zulkarnain, biasa dipanggil Kari. Kelas 4, 'Isna pung  adik' (adinya Isna). Badannya kecil, pandai sekali mengail. Ia sudah Iqro' 4 sekarang. Tapi sebenarnya bacaanya masih seperti Iqro' 2. Entah karena sudah beberapa bulan vakum atau apa, ia lupa beberapa kata. 'Wa' sering dibaca 'fa', 'ma' dibaca 'ain', dan panjang pendek masih belum begitu bagus. Tapi Kari tidak pernah patah semangat untuk berlatih membaca Iqro'. Pernah suatu kali, 15 menit dia habiskan hanya untuk 2 baris saja. Sangat lambat dan tidak lancar. Karena kesal sudah mulai hilang kesabaran, aku bilang padanya untuk berhenti sejenak, memintanya untuk berdiri dan ambil nafas sambil teriak "Aku pasti bisa!" Tapi bukannya menurut dan membangkitkan semangat, ia malah ngambek dan hanya memandangi Iqro'nya tanpa suara. Well, it's my mistake. Rupanya ia ingin tetap lanjut menagjinya. Tapi tetap saja, yang namanya anak-anak, itu tidak berlangsung lama. Ia kembali 'normal' dengan keceriaannya setelah sholat maghrib berjama'ah.

3. Kasman. Kelas 1. Sudah Iqro' 2 dan so far cukup lancar bacaannya. Wajah kecil yang menggemaskan dengan deratan gigi yang rapih selalu ia tunjukkan ketika meringis karena tidak hafal doa sebelum dan sesudah mengaji. Yang paling lucu adalah ketika sholat. Ia tidak bisa diam dan suka mengganggu Kari yang berdiri di sampingnya dengan menjitaknya ketika sujud. Dasar anak-anak. Kalau sudah begini, di Jawa maupun Maluku sama saja. Hahaha...  Satu hal yang paling aku suka dari Kasman adalah ia juga tak pernah lelah mengaji, seperti Kari. Bahkan di hari Sabtu yang menurut jadwal adalah refreshing, ia merengek ingin mengaji meskipun sudah cukup larut malam. "Seng (tidak) apa-apa, Ibu. Beta suka mengaji," rajuknya dengan wajah menggemaskan. How cute he is.. :)

4. Wani. Kelas 4. Kasman pung kakak. Tapi ia masih Iqro' 1, jauh tertinggal oleh Kasman. Lebih banyak diam, tidak se-hiperaktif adiknya, tapi suka sekali menyanyi. Aku paling senang melihat Wani menenteng tas di tangan kanan dan sajadah besar di tangan kiri saat berangkat mengaji. Melewati kumpulan orang-orang yang sedang melakukan ibadah di beberapa tempat, ia sama sekali tak merasa canggung dengan kerudung kecilnya itu. Sungguh luar biasa semangatnya.

5. Annisa. Kelas 6, tapi masih Iqro' 2. Memang tidak serajin adik-adiknya. Tapi ia suka mengaji. Kalau lagi rajin,ia biasa datang paling awal di saat Kari dan Isna bahkan belum mandi. Belum banyak cerita tentangnya karena memang ia masih jarang datang. Let's see later, she must be better! :) 

 

Itulah "power rangers"ku. Merekalah penyemangatku di saat beban tugas mulai bertumpuk-tumpuk. Mereka adalah hiburanku di kala sedih baik karena mengingat anak-anak didikku yang belum bisa baca tulis ataupun kadang saat homesick.

Mereka bukan sekedar ‘power rangers’ biasa. Mereka adalah ‘power rangers’ yang suka mengaji. :)


Cerita Lainnya

Lihat Semua