LILI SANG PENOLONG (Yulia Citra Dewi)

Sani Novika 12 April 2014

Halo teman-teman satu Indonesia. Anak Bangun Jaya, kali ini akan membawakan cerita lagi. Cerita sangat sederhana tentang slah satu sifat terpuji. Mari disimak ya. 

Hai teman-teman, perkenalkan nama saya Yulia Citra Dewi. Umur saya 11 tahun. Saya duduk di kelas V SDN Bangun Jaya, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kali ini aku punya sebuah cerita buat kalian. Mau tau? Inilah ceritanya.....

            Di sebuah desa liliput yang terpencil, hiduplah seorang gadis cantik dan baik hatinya, namanya Lili. Ia juga anak yang ramah dan rajin.

            Suatu hari, Lili baru bangun tidur. Tiba-tiba dia mendengar tangisan seekor burung. Lili pun langsung menghampiri burung tersebut. Ternyata kaki burung itu terluka terkena jerat pemburu, Ih jahatnya pak pemburu, membuat makhluk sekecil burung ini kesakitan.

            Lili merasa kasihan pada burung terluka itu, dengan hati-hati dia mengobati kaki si burung dan memberi minum. Dia kemudian memasukkan burung tersebut ke rumah-rumahan boneka miliknya.

            “Burung kecil, istirahat di sini dulu sampai kakimu pulih ya, aku mau membantu ibu bersih-bersih rumah dulu ya”

            Lili pun mandi dan membantu ibunya membersihkan rumah. Setelah selesai, ia pamit kepada ibunya untuk bermain ke rumah sahabatnya yang bernama Bella.

            “Bu, aku mau main ke rumah Bella”

            “Baiklah, tapi jalan lama-lama, Ibu juga punya satu roti, dimakan ya, kamu kan belum makan”

            “Terima kasih bu, aku makan rotinya sambil pergi ke rumah Bella ya”. Ibunya mengangguk.

            Di tengah perjalanan ke rumah Bella, Lili melihat ada kucing yang sangat kurus. Kucing itu mengeong-ngeong dengan suara kecil. Kelihatan kelaparan. Dia hanya punya satu roti dan dia juga belum makan, tapi karena kasihan dia tidak ragu-ragu memberikan roti tersebut.

            “Makan rotinya ya” Ia berkata sambil mengelus-elus kepala sang kucing. Binatang itu mengeong pelan seperti berterima kasih. Ia pun melanjutkan perjalanannya kembali.

            Di depan rumah Bella, dia mengetuk pintu dan memanggil nama sahabatnya itu.

            “Bella......”

            “Iya, siapa ya?”

            “Ini aku Lili”

            “Oh Lili, sebentar ya aku akan bukakan pintu”

            Bella membuka pintu dan mempersilakan sahabatnya tersebut masuk.

            “Hai Lili, silakan masuk, aku sedang melukis”

            “Oh ya? Kamu melukis apa?”

            “Aku sedang melukis pemandangan”

            “Wah pasti bagus, bolehkan aku melihatnya?”

            “Ah tidak juga, tapi kalau kamu ingin melihatnya, ayo ikut aku”

            Lili dan Bella pun berjalan menuju kamar Bella. Tapi saat mereka sedang berjalan tiba-tiba Bella terpeleset dan hampir jatuh. Untung Lili sigap memegang tangan Bella.

            “Wah terima kasih ya Lili sudah mau menolong aku/

            “Iya sama-sama, kan kata ibuku, sesama makhluk hidup harus saling tolong-menolong”

            Ketika Lili melihat lukisan Bella, ia tak sungkan-sungkan memuji.

            “Wah indah sekali lukisanmu”

            “Ah tidak juga kok, kan yang lebih jago melukis kan kamu”

            “Enggak kok, punyamu juga bagus, bagaimana kalau kita sekarang melukis pemandangan bersama”

            “Baiklah ayo kita melukis bersama”

            Keduanya keasyikan melukis tak terasa hari menjelang sore.

            “Bel, aku pulang dulu ya, sudah sore, nanti kita melukis bersama lagi”

            “Sampai jumpa Li, hati-hati di jalan”

            “Iya, terima kasih”

            Gadis liliput itu kemudian pulang dan bergegas melihat keadaan burung yang luka tadi. Ternyata burungnya sudah baikan dan akhirnya dia melepaskan burung tersebut. Lili pun melepaskan burung tersebut dengan senyum dan bahagia.

            Pesan: Hai teman-teman sesama makhluk hidup kita harus saling meolong karena menolong adalah perbuatan yang mulia. Jangan lupa ya! Oke selalu semangat teman-teman.


Cerita Lainnya

Lihat Semua