info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Kolase Tujuh Warna Tulang Bawang Barat (Part 3)

Sani Novika 20 Juli 2014

You’ve gone the worst (Anies Baswedan)

Kalimat di atas merupakan kata-kata founder Indonesia Mengajar setelah survival. Kami telah melewati hal-hal berat. Maka keadaan apapun nanti yang akan kami hadapi dipenempatan, akan terasa ringan. Kami telah sukses membawa kemenangan gemilang. Maka bolehlah kami berbangga hati.

Tapi apakah benar seperti itu?

Secara eksplisit tidak. Penempatan adalah ruang menempa diri. Penuh dinamika tak terduga. Ibarat jalan Tulang Bawang Barat, tiba-tiba kami bertemu jalanan aspal mulus, dalam satu belokan tiba-tiba jalanan batu-batu besar tajam,  bertemu jalan mulus lagi, jalan tanah sepaket dengan segerombolan ayam sembrono yang lewat tiba-tiba dan  membuat kami tersandung, atau bahkan lumpur merah pekat yang lengket yang bisa membuat kita tergelincir. Dalam nada bercanda, kami sepertinya lebih memilih ikut survival lagi dibanding menghadapi beberapa situasi tak terduga.

Tapi secara implisit, a big YES. Jika bukan karena survival, mungkin kami tidak akan tahu bakat terpendam dalam diri kami. Kemampuan menertawakan diri sendiri. Hei, jangan salah! Ini salah satu skill, yes, skill yang sangat bermanfaat. I strongly recommend, this skill to be included in leadership basic competences.  Dibandingkan menangis, mengeluh atau marah, ramai-ramai menertawakan diri sendiri terasa jauh lebih melegakan dan menyenangkan. Dalam menertawakan diri sendiri itu, kami berefleksi. Selalu berusaha memutar otak mengkreasikan berbagai strategi, saat bertemu jalan buntu instead of blame on the other parties.

Kini tujuh bulan kemudian, aku bersyukur. Doaku tujuh bulan lalu, terkabul. Aku bersama orang-orang dalam frekuensi ‘kegilaan’ yang sama. Saling mengisi, saling menguatkan. Tentu tak lupa dengan orang-orang luar biasa lain yang kami temui secara tak terduga di penempatan yang memberi sumbangan energi yang tak sedikit.

Nieko Haryo Pradhito, sang presiden yang sangat terperinci, has attention to detail, well prepared, rajin, rapi dan teratur, comedian,  sangat terbuka tapi delusional pada satu aspek (hahaha).

Yanthi Charolina Simanulang, menteri sekretaris negara yang amat sangat rapi sekali, good cleaning skills, objektif, kemampuan spasial yang oke, bersuara merdu dan intimidatif :p

Indri Sartika, menteri keuangan. Mama dolar. Bersahabat baik dengan angka dan matematika, kecil-kecil cabe rawit level 10, tough, seru, tangguh dan teliti terutama kalau minta reimburse uang kas di masa resesi :p

Ferry Fadly, menteri komunikasi dan informasi. Sangat positif dalam menyikapi semua masalah, komposer lagu, responsible, care, sepaket delusional dengan sang presiden :p

Ina Marwantina, menteri pemuda dan olahraga. Supel, ceria, comedian, tough, tabah, tangguh, asyik dan seru,  paling sering kena jebakan candid camera :p

Muhammad Nurul Ikhsan Saleh, menteri agama.  Beraura positif, author, rajin, care, responsible, tangguh, tabah, rapi dan teratur, memiliki koleksi diksi yang tak terduga :p

Me,Sani Novika.Menteri Luar Negeri. Berlebih energi dalam bidang verbal, dianugerahi ketebalan telinga tapi sering melakukan penggiringan opini publik.

Tentu, langkah kami tak selamanya dalam tangga nada yang sama, sangat manusiawi. Sejauh ini storming kami yang terbesar, ego membludak tak dapat ditawar adalah saat menghadapi CIRENG DAN DURIAN. Tak peduli teman, tak peduli keharmonisan kelompok. tapi selain dua hal itu, selalu ada cara untuk bersatu.

Tujuh bulan telah berlalu. Kami tujuh orang membawa tujuh cerita yang berbeda. Dengan tujuh warna masing-masing, mencoba melukis pelangi di langit pendidikan tulang bawang barat, berharap semarak.  Berharap berdampak. Sepanjang dan setebal yang kami mampu.

An early iedul mubarak gift for you mates J

Still five months left, run run and run.

Bangun Jaya,19 Juli 2014


Cerita Lainnya

Lihat Semua