info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Dan Hatikupun berlabuh padamu, anakku..

Sandra Prasetyo 17 Desember 2011

Lebaran sudah berlalu, dan saatnya untuk bertemu kembali dengan anak-anakku di desa perantauan, Wunlah. 3 minggu meninggalkan mereka begitu sangat lama. Selalu terbayang dipikiranku, apa kabar mereka saat ini? Apakah mereka merindukanku seperti mereka merindukan mereka?? And now, it’s time to meet them. Fery pun berlabuh di wunlah, and guess what??? They know if i’ll come home today with fery.. and surprisingly they pick me up in the coast with their smile.. and i said, “ Hi kids, how are you today?”. Dan tiba-tiba anak muridku yang bernama Yesy berkata,” Pak guru kemana saja, kok lama sekali meninggalkan kami?”.. ohh, how i feel guilty to them. Mulutku ini tak bisa berkata apa-apa. Tak kusangka, mereka merindukanku juga.. tak hanya jiwaku yang berlabuh kembali di desa ini, tetapi hatiku juga berlabuh... berlabuh kepada anak-anakku. Mereka secara bergotong royong membawakan barang – barangku. Di rumah tidak ada siapa-siapa, karena bapak piaraku sedang pra jabatan di Saumlaki. Saatnya untuk mandiri (Masak, Bersih-bersih rumah, nyuci, makan sendiri, all days). Inilah yang dinamakan “true leadership training in remote area”. Senin sudah tiba, dan aku harus masuk sekolah untuk bertemu dengan anak-anak yang lain. Ternyata di sekolah hanya ada guru 2, yaitu Bapak Masela dan Ibu Batlolona. Tak terbayang bagiku bagaimana mereka mengajar anak-anak yang begitu banyak. Semangat pengabdian mereka tak diragukan. Karena guru hanya bertiga, kami sepakat untuk mengajar masing-masing dua kelas. Aku harus mengejar ketinggalam materi yang sudah lumayan banyak, sedikit marathon tetapi tetap memperhatikan tingkat pemahaman anak-anak di kelas.


Cerita Lainnya

Lihat Semua