Selayang Pandang Maluku Negeri Kie Raha

Sabda Pambayu 3 Februari 2011
Maluku utara merupakan bagian penting dalam sejarah masuknya penjajah Spanyol, Portugis, Belanda dan Inggris. Bangsa asing melakukan perjalanan melintasi lautan luas untuk mencari tanah baru yang memiliki potensi alam atau untuk memperluas daerah kekuasaannya yang kemudian bagi para penjajah sebagai ladang untuk merauk keuntungan. Maluku memiliki sejarah yang panjang dari awal mula menculnya empat kerajaan besar (Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan) yang mirip cerita orang Jawa. Cerita tersebut mengisahkan seorang arab yang terdampar di tanah Maluku kemudian dia menemukan selendang bidadari yang datang dari kayangan. Bidadari tersebut pun menikah dengan pemuda yang mengambil selendangnya. Keturunan dari sang pemuda dan bidadari tersebut merupakan cikal bakal lahirnya para pendiri empat kerajaan besar di Maluku. Moluku kie raha atau Maluku kie raha merupakan semboyan atau sebutan bagi Maluku yang memiliki empat gunung yaitu gunung di Ternate, Tidore, Makian dan Moti. Selain itu, kie raha merujuk pada kepulauan Maluku yang memiliki empat kerajaan besar yang sekaligus menjadi pilar penting jalannya pemerintahan kerajaan di Maluku, empat kerajaan tersebut adalah Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan. Maluku sejak jaman dahulu menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat penting di Nusantara. Perkembangan Maluku sangat terpengaruh oleh para pedagang yang datang menukarkan barang dagangan mereka dengan cengkeh dan berbagai rempah-rempah hasil bumi Maluku. Perdagangan terhadap cengkeh menarik perhatian para pendatang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kerajaan-kerajaan besar Maluku yang terdiri dari Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan memiliki daerah kekuasaan yang terhampar dari Sulawesi hingga ke tanah Papua. Jailolo merupakan kerajaan tertua di tanah Maluku sekaligus kerajaan pertama yang dihapus oleh kedatangan bangsa Eropa. Sedangkan Ternate dan Tidore merupakan dua kerajaan besar yang berpengaruh penting terhadap perjalanan dan perkembangan Maluku di masa akan datang. Sejak masuknya Islam di tanah Maluku raja-raja mengganti gelarnya menjadi sultan. Ternate memiliki masa kejayaan pada saat Sultan Khairun dan Babullah berkuasa sedangkan Tidore pada masa Sultan Saifudin dan Nuku. Maluku memiliki peranan penting dalam sejarah kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara. Bangsa-bangsa ini yang kemudian memperluas daerah kekuasaannya sampai Jawa dan daerah lain di Nusantara. Maluku merupakan daerah penghasil cengkeh yang merupakan primadona pasar internasional pada masa itu sekaligus menjadi alasan utama bangsa-bangsa Eropa menjajah tanah Maluku. Awal kedatangan bangsa asing disambut dengan ramah oleh orang pribumi sebagai mitra dagang untuk menjual hasil bumi. Namun, bangsa Eropa yang awalnya hanya berdagang mulai tertarik untuk menguasai pusat-pusat cengkeh yang ada di tanah Maluku. Portugis merupakan negara pertama yang melakukan kegiatan militer untuk memulai usaha monopoli atas cengkeh. Selain Portugis, telah datang para pedagang dari Cina, Arab dan beberapa pedagang dari Jawa dan Makasar. Namun, dengan memboncengi militer Portugis mulai mencaplok daerah kekuasaan raja-raja Maluku dan ingin menguasai perdagangan cengkeh di Maluku. Ternate dan Tidore sebagai dua kerajaan terbesar memiliki ambisi yang sama dalam hal memperluas daerah kekuasaannya. Baik di derah sekitar Maluku maupun di daerah di seberang laut seperti Sulawesi dan Papua. Untuk melaksanakan ambisinya kedua kerajaan tersebut menggaet hati para bangsa Eropa untukĀ  menjadi mitra mereka. Ternate menggandeng Portugis untuk meningkatkan kekuatan armada perangnya sedangkan Tidore menggandeng Spanyol sebagai mitra. Hal yang membedakan keduanya adalah Tidore tidak mengijinkan Spanyol ikut campur tangan terkait masalah kerajaan. Sedangkan Ternate sangat terikat dengan bantuan Portugis, terkadang Portugis ikut campur tangan dalam urusan kerajaan Ternate. Maluku yang sekarang merupakan provinsi yang baru berkembang dengan sumber daya alam yang sangat kaya. Hasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala masih menjadi salah satu komoditi utama dari kepulauan ini. Selain itu, hasil laut yang kaya akan ikan tuna, ikan cakalang serta berbagai komoditi perikanan lain menjadikan Maluku sebagai tempat yang sangat menjanjikan untuk berinvestasi. Hal yang menjadi hambatan penting bagi majunya daerah Maluku adalah kurang meratanya fasilitas publik seperti listrik, sekolah dan lainnya. Selain itu, sumber daya manusia yang menggerakkan beberapa sektor penting masih mengandalkan sumber daya dari orang luar atau para pendatang yang menjadi tim ahli. Sudah saatnya putra daerah mengambil andil yang jauh lebih banyak, sehingga perkembangan Maluku kie raha bisa berjaya seperi pada jaman kerajaan masa lampau.

Cerita Lainnya

Lihat Semua