Kelas Berbagi Ilmu Konawe, Waktunya Guru Jadi Pesulap

Sabar Artiyono 21 Februari 2018

Jam di layar smartphone menunjukkan pukul 14.02 WITA. Hujan masih belum berhenti mengguyur Unaaha. Kami hanya bisa menunggu hingga kursi di ruangan itu penuh. Padahal acara ini seharusnya sudah mulai dua menit yang lalu. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk mulai saja ketika waktu sudah melalui 14.30 WITA.

Kami tidak tahu bagaimana orang yang awalnya berjumlah 17 itu bisa bertambah menjadi 41 orang. Sepertinya tidak banyak yang lalu lalang masuk. Begitulah kesan dari Kelas Berbagi Ilmu Konawe (KEBI) Konawe yang dilaksanakan pada Rabu, 21 Februari 2018.

KEBI ini secara konsep mirip dengan Kelompok Kerja Guru(KKG). Tujuannya adalah membentuk fasilitator untuk kegiatan Science Fair yang akan dilaksanakan pada 24 Februari bersama dengan kegiatan Olimpiade Science Kuar (OSK). Guru-guru secara langsung akan terlibat sharing dengan guru lain pada acara tersebut.

Selaras dengan tujuannya, materi yang diberikan pada KEBI adalah tentang percobaan IPA sederhana. Mulai dari pelapukan tanah kimiawi, balon anti letus, api dalam air, telur melayang, tisu pelangi dan gelas terbalik.

“Saya dulu tidak percaya kalau apa yang ada disulap (gelas terbalik) itu bisa dipelajari,” ujar salah satu guru yang kemudian memecah tawa.

Semangat kami tiba-tiba meledak saat sesi refleksi. Guru yang berbaju putih di bagian depan itu tiba-tiba berdiri dengan percaya diri.

“Apa yang dilakukan setelah ini adalah, memilah karena percobaan itu ada sisi negatif dan positif, baru menentukan cocok dengan sekolah atau tidak, nah yang tahu ya kami sendiri,” tegasnya membuat ruangan hening.

Pernyataan itulah yang membuat kami takjub sekaligus percaya bahwa daya berpikir kritis guru Konawe tidak bisa diremehkan lagi.


Cerita Lainnya

Lihat Semua