Kenapa Je Bu??

RuthChristyanti B 4 Agustus 2015

Matahari malu-malu menampakan dirinya, kumpulan awan yang berwarna abu-abu menutupi langit di sekolahku. Angin sejuk berhembus dengan lembutnya dan menggoyangkan dedaunan yang berada di depan kantor guru. Sejuknya suasana hari ini membuatku bersemangat untuk memberikan pelajaran kesenian kepada anak-anak.

Segala senjata, perlengkapan, dan lesson plan sudah siap di tangan. Tiba-tiba seorang anak kelas 5 datang menghapiriku dengan muka yang sendu.

Anak itu berkata “Bu..kenapa je ibu tidak mengajar matematika?” dengan suara yang lemah

Akupun menjawabnya “Kenapa memang nak?”, “Saya suka Bu, kalau Ibu yang mengajar matematika...” jawabnya dengan cepat dan dilengkapi wajah yang sendu.

“Kenapa je bu?” tanyanya kembali.

Aku hanya dapat menjawab “Ibu tetap mengajar matematika nak, namun di les..”

Senyum dan semangat pada anak ini pun kembali merekah, ia langsung mengatakan “janji ya bu..Ibu mengajar matematika..”

Akupun mengangguk dengan cepat.

Tak terasa memang sudah satu semester aku mengajar matematika dan bersenda gurau dengan mereka. Dengan cepatnya waktu berlalu nak (lirihku di dalam hati). Tibalah di semester dua dan saatnya aku mulai mengembalikan pelajaran inti kepada guru kelas masing-masing. Mengajar kesenian merupakan pilihan yang tepat menurutku.

Banyaknya kegiatan di kabupaten dan kembali mengingat bahwa kami bertugas di tahun ke lima. Maka mengambil muatan lokal sebagai jam pelajaran adalah solusi yang baik.

“tenanglah nak.. guru-guru kalian yang ada di SDN 018 Tanah Grogot juga merupakan guru-guru terbaik..ibu percaya kalian akan tetap bersemangat dalam belajar dan memahami pelajaran matematika dengan baik.” Janjiku di dalam hati

 

Ruth Christyanti – Pengajar Muda IX

Lomununtu, Rantau Panjang – Kabupaten Paser, KalTim

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua