info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Mr D (selesai)

FajriAlfalah 4 Agustus 2015

Perlu dijelaskan dari awal, tulisan Mr D bagian 1 dan tulisan ini bukanlah bertujuan untuk “memuja” atau bahkan “mendramatisir” kehidupan seseorang Mr D, tapi yang ingin disampaikan adalah ditengah ramainya kritikan kritikan yang “berbau bau” pesimisme terhadap guru di negeri ini, masih banyak orang orang keren yang dengan tulus masih peduli terhadap pendidikan di Indonesia, tidak peduli mereka punya jabatan atau tidak, mereka punya uang atau tidak,  ataupun mereka yang “hanya” berada didesa tanpa sinyal dan listrik yang terletak ditengah laut.

Hari ini kelas 1 B akan belajar di luar ruangan,pertama tama anak anak akan dibawa berkeliling desa dan tambak untuk memilih dan mengenali jenis jenis sampah yang ada di lingkungannya. Setelah diberikan pengarahan, mereka dengan inisiatif yang tinggi lari keluar kelas dan beberapa anak lagi memilih untuk naik keatas meja sambil berteriak senang dengan ekspresi layaknya kapten tsubasa yang berhasil mecetak gol di menit menit akhir pertandingan.  Sambil bernyanyi dan berlari kecil, mereka mulai mengumpulkan bebrapa jenis sampah dan mencatat sampah apa saja yang mereka dapatkan. Hari ini anak anak berkeringat lebih banyak daripada biasanya. Itu adalah salah satu metode belajar yang diterapkan Mr D kepada siswanya.

Pak darso adalah seorang pria kelahiran Ciamis yang dibawa merantau oleh nasib ke pulau kalimantan. Beliau menguasai beberapa bahasa seperti Bahasa Banjar, Bugis, Sunda, Jawa, Lombok, Pasir, Bajo dan sekarang lagi belajar bahasa Minang. Tidak heran apabila beliau  punya temana dmana mana dan cepat beradaptasi dengan budaya baru.

Mr. D mulai menjadi sorang guru di selengot pada tahun 2006, itu artinya  sudah 9 tahun Mr D menjadi seorang guru di sekolah ajaib ini[1] dan bersama anak anak ajaib in. Sebelum menjadi seorang guru, Mr D adalah seorang penggali tambak dan melakukan pekerjaan apa saja untuk hidupnya.

Pengajar Muda angkatan 1, 3 5 dan 7  sepakat memasukkan beliau ke golongan Penggerak pendidikan di desa, dan saya sebagai Pengajar Muda angktan 9 tidak bisa membantah itu, bagaimana tidak, beliau adalah inisiator pemberantasan buta huruf disini, beliau juga yang menginisiasi adanya program paket A dan B di desa dan beliau jugalah yang selalu ada di sekolah ketika beberpa guru masih dikota.

Optimisme, itulah yang harus kita jaga. Jangan patahkan semangat orang orang baik yang berada disekelilingmu untuk membangun pendidikan Indonesia dengan aura aura pesismisme itudan jagalah selalu optimisme anak negeri ini akan masa depan mereka.

 

Salam Optimisme dari tanah Borneo.

Udah, itu aja dulu.

 

 

 

 

 

 

 

[1] Tentang sekolah ajaib dan anak anak ajaib ini akan dituliskan setelah ini.:)


Cerita Lainnya

Lihat Semua