info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Kaburrrrrrrr…. Ada Bu Dokterrrr…..

Rini Setianingsih 27 September 2014

Pagi itu, saya sedang asik mengajar di kelas 4 B. Tiba-tiba pintu kelas saya diketuk dan muncullah salah satu orang guru, Pak Effendi.

"Bu Rini, ada orang dari Puskesmas datang, dan ada dokternya juga”

Sontak saya kaget dan langsung bergegas menuju kantor. Tak lupa saya meninggalkan pesan kepada kelas 4 B untuk tetap tertib mencatat materi terlebih dahulu.

Saya berjalan menuju kantor. Di depan ruang kelas 1, saya melihat Pak Yusmadi, kepala sekolah saya, sedang membawa paku dan palu. Nampak ada hal besar yang akan dilakukan. Lalu saya menengok ke dalam ruang kelas 1, saya melihat beberapa guru sedang mengatur ruangan dengan alat-alat kesehatan, yaitu timbangan dan pengukur tinggi badan. Saya juga melihat Bu Julita, wali kelas 1, sedang sibuk mencatat sesuatu yang berhubungan dengan data kelas 1. Di sisi lain ruangan kelas, akhirnya saya melihat orang yang pertama harus saya ajak berbincang, Pak Zulkifli, Kepala Bidang Promosi Kesehatan Puskesmas Langkahan, Aceh Utara.

“Jadi bagaimana Pak pemeriksaan kesehatannya ?”

“Hari ini yang diperiksa kelas satu terlebih dahulu. Satu lokal saja dahulu. Jika cukup waktunya bisa dua loka. Kan kelas satu ada dua lokal kan Bu?”

“Iyah Pak kelas satu dua lokal. Yang diperiksa apa saja Pak?”

“Pemeriksaan kesehatan standar. Berat dan tinggi badan, mata, telinga, gigi dan bagian tubuh dalam (perut)”.

Siswa-siswa kelas 1 pun menunggu dengan tegang namanya dipanggil oleh wali kelas mereka, Bu Julita. Siang itu ada pemeriksaan kesehatan rutin dari puskesmas Kecamatan Langkahan. Pemeriksaan Kesehatan yang seharusnya menjadi program wajib mereka namun tersendat karena kurangnya biaya, alasan klasik memang. Kegiatan ini kembali berlangsung karena adanya permintaan dari Pengajar Muda untuk diadakannya kegiatan ini. Harapannya tidak hanya pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas, namun juga dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan sederhana, seperti pentingnya memotong kuku, pentingnya cuci tangan, dan perilaku bersih serta sehat lainnya.

Pemeriksaan kesehataan pagi itu dimulai sekitar pukul setengah sepuluh pagi. Sekitar dua puluhan siswa kelas satu mengantri untuk diperiksa satu-satu oleh dokter. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan sederhana, seperti tinggi badan, berat badan, gigi, mata, telinga, dan perut. Anak-anak sangat antusias sekali sekaligus takut sekali dengan apa yang akan dilakukan dokter kepada mereka. Anak-anak kelas lain pun sampai berebut masuk ke dalam kelas. Untung saja ada guru lelaki yang menjaga keamanan pintu sehingga pemeriksaan dapat terlaksana dengan baik. Bagi mereka yang tidak pantang menyerah karena tidak bisa melihat dari pintu, mereka berupaya dengan kreatif agar bisa melihat apa yang terjadi di dalam kelas, dengan naik ke atas tong sampah agar bisa mengintip melalui jendela. Sungguh lucu sekali.

Dokter dan rumah sakit adalah dua hal yang baru, aneh, tidak biasa sekaligus menakutkan bagi anak-anak. Hal yang baru bagi anak-anak sehingga mereka sangat tertarik untuk tahu dan melihat langsung. Selain itu ditambah dengan kebiasaan masyarakat yang tidak terbiasa pergi ke dokter atau rumah sakit ketika sakit. Sakit dianggap akan sembuh dengan sendirinya. Jikapun berobat, tidak pergi ke institusi legal seperti Puskesmas dan rumah sakit melainkan pergi ke tempat yang diyakini dapat menyembuhkan.

Dokter dan rumah sakit dianggap mengerikan karena dokter identik dengan hal yang menyeramkan seperti operasi yang menggunakan pisau dan cabut gigi yang menyakitkan. Saking menakutkannya, anak-anak kelas 2 yang masuk telat (masuk jam 10 siang, karena sekolah kami kekurangan ruang kelas) saat melihat ada dokter di kelas mereka (anak kelas 2 menggunakan kelas yang digunakan anak kelas 1 saat pagi hari) mereka langsung kabur.

Kabuuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr……………….

Iyah kabur berlarian keluar sekolah dan langsung pulang ke rumah. Mereka tidak jadi masuk sekolah karena takut dengan dokter. Guru kelas 2 sampai geleng-geleng kepala melihat kelakukan siswanya. Alhamdulillah-nya pemeriksaan kesehatan tetap dilanjutkan tanpa harus buru-buru kelas akan dipakai oleh siswa kelas 2. Pemeriksaan kesehatan berjalan lancar dan berakhir pukul setengah 12. Data kesehatan siswa ini akan digunakan Puskesmas Langkahan sebagai gambaran tingkat kesehatan anak di Kecamatan Langkahan, Aceh Utara.


Cerita Lainnya

Lihat Semua