Cinta di Hari Ulang Tahun Bu Rini :)
Rini Setianingsih 7 September 2014
Hari ini aku menguatkan diri. Sebenarnya belum sembuh benar dari sakit cacar yang kuderita sejak seminggu lalu. Hari ini di hari ke-8 sakit cacar ini, aku pergi ke sekolah karena hari ini aku berulang tahun. meskipun kata dr.Rineke (sahabatku), aku disuruh bersabar, satu minggu lagi katanya. Namun aku sudah bosan. Satu minggu di rumah saja rasanya seperti mau gila. Mati bosan.
Hari aku sampai di sekolah tepat jam 8 pagi. Sekolahku nampak sudah tenang, anak-anak sudah tidak ada yang berkeliaran lagi di halaman. Aku baru ingat, sekarang ada peraturan dari UPTD yang mengatakan bahwa aktivitas sekolah dimulai pukul 07.30 WIB. Oh berarti aku terlambat 30 menit masuk sekolah. Satu minggu tidak masuk sekolah saja banyak sekali ketinggalan berita.
Pagi itu aku tidak masuk kelas terlebih dahulu. Aku mempersiapkan materi yang akan aku ajarkan di kelas. Selain itu aku mengoreksi buku-buku tugas anak-anak yang belum sempat aku koreksi. Dan tidak lupa sambil beramah tamah dengan guru-guru yang masih berada di kantor. Secara satu minggu tidak masuk sekolah, pasti saya banyak ketinggalan berita hehe.
Setelah siap, aku beranjak ke kelasku, kelas 3 B. Ternyata sudah ada guru. Oiy aku lupa, Bu Masyitah, guru agama kelas kecil di sekolahku, diberikan tugas mengajar kelas 3 B selama aku tidak masuk. Beliau cukup amanah, sejak jam8 aku datang beliau sudah tidak ada batang hidungnya di kantor.
Sambil menunggu Bu Masyitah menyudahi pelajarannya, aku berkeliling melihat keadaan sekolah. Ternyata sekarang sudah memasuki Tema 2 Kurikulum 2013. Praktis buku siswa-siswa sudah berganti dari sebelumnya. Aku tak lupa menyapa anak-anak kelas lain yang gurunya belum masuk ke kelasnya. Sambil menjawab pertanyaan penuh rasa ingin tahu anak-anak, “ibu sudah sehat?”, “ibu sakit apa?” dan sebagainya. Macam artis lagi di wawancarai.
Nampaknya Bu Masyitah sedang asik mengajar di kelas aku. Akhirnya aku kembali ke kantor sambil menunggu Bu Masyitah. Lalu tidak lama Bu Masyitah masuk ke kantor sambil menjelaskan apa saja yang sudah beliau lakukan selama seminggu. Tidak hanya mengajar, namun juga membuat kelompok piket. Terimakasih Bu Masyitah, good job :)
Sambil berbincang dengan Bu Masyitah, ternyata anak-anak aku sudah banyak yang berebut mengintip di depan pintu dan depan jendela. Mereka memanggil-manggil namaku. Melambai-lambaikan tangannya, sambil berteriak “Bu Rini, Bu Rini!”. Pak Effendi, gru yang mejanya paling dekat dengan pintu kantor berkata, “Bu Rini, itu anak-anaknya sudah memangil, mereka sudah kangen”.. Mereka sampai berebut di pintu masuk, sekedar ingin melihatku. Bagi yang tidak dapat tempat di pintu masuk, memilih melihat dari jendela. Sungguh pemandangan yang mengharukan sekali. Duh jadi mau nangis, hiks.
Keluar kantor, tanganku langsung disambut oleh tangan-tangan kecil mereka. Mereka berebut menggandeng tanganku. Berebut berjalan di sampingku. Menemaniku hingga ke kelas kami tercinta, kelas 3 B. Sesampainya di kelas mereka berebut bertanya kepadaku, aku sakit apa, sudah sembuh atau belum, dan lainnya. Setelah sesi wawancara selesai, akhirnya kita bisa juga belajar. Menejemen kelas itu penting sekali saudara-saudara hehe.
Lima menit sebelum bel pulang. Aku menulisakan lagu “Selamat Ulang Tahun” dan aku memberikan pengumuman kepada anak-anak bahwa aku ulang tahun hari ini. Sontak anak-anak berebut mengucapkan selamat kepadaku. Lalu kami menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” bersama-sama. Beberapa anak menghampiriku dan berkata, “Bu aku mau buat kado untuk Ibu, aku berinya nanti ya bukan hari ini”. Dan juga “Bu kenapa baru bilang Ibu ulang tahun hari ini? Kan aku mau beri kado”. Dan perkataan yang serupa nadanya dengan perkataan tersebut. Sungguh bahagianya.
Beberapa anak kelas besar memiliki cara mengucapkan yang berbeda. “Ibu mau dibelikan tepung? Atau mau telor sekalin?” Untuk apa tanyaku, mereka menjawab “kan ibu ulang tahun, jadi diceplok di kepala ibu hehe”. Haha aku bilang tidak usah, sayang uangnya disimpan saja. Sesampainya di rumah, ternyata aku menerima banyak tamu. Anak-anak banyak yang bermain ke rumah sekedar mengucapkan “selamat ulang tahun Bu Rini”.
Selintas, mungkin tahun ini terlihat tidak mendapat apa-apa pada ulang tahun kali ini. Namun ternyata aku sangat mendapatkan banyak kebaikan. Aku mendapatkan cinta dari anak-anak. Cinta yang tak tergantikan oleh apapun. Cinta yang terpancar hanya dengan bagaimana mereka menatap saya. Cinta yang tulus dan jujur. Cinta anak-anak. Karena mereka, duniaku penuh cinta. Alhamdulillah. Terimakasih Ya Allah :)
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda