Bagaimana Sih Biar Asik Ikut OPP ?

Rini Setianingsih 29 Juni 2015

OPP, Orientasi Pasca Penugasan adalah sederet rangkaian wajib yang harus diikuti sebagai Pengajar Muda. Ketika menginjakkan kaki di Jakarta dan beserta dibukanya kegiatan OPP, berarti kita-kita yang ikut OPP dinyatakan resmi sebagai Alumni Pengajar Muda dan akan segera masuk ke milis @alumnipm yang setiap harinya tidak akan berhenti berbunyi notifikasi dari milis ini. Kata-kata yang paling teringat saat OPP dari Pak Anies, "Welcome Home", yang benar-benar menghentakkan saya bahwa saya sudah PULANG.

Untuk sebagian orang OPP akan sangat menyenangkan. Mengapa tidak? Di titik ini lah akhirnya kita “S-E-L-E-S-A-I” mewakafkan satu tahun kita di dunia yang awalnya adalah antah berantah namun di akhir pasti masuk dalam daftar kampung halaman kita. Bagi kita-kita yang ngerasain setahun kemarin macam neraka (harusnya sih gak ada yang macam ini ya), OPP akan menjadi sangat menyenangkan karena akhirnya kita “BEBAS” dari belenggu sulitnya kehidupan. Tapi bagi kita-kita yang bahagia luar biasa di penempatan (punya temen sepenempatan yang lebih dari sekedar keluarga, dianggap berhasil oleh warga desa, bisa membawa anak menang lomba dimana-mana, dapet cem-ceman local champion, dapat jejaring untuk lanjut kerja atau beasiswa, atau mendadak terkenal karena masuk TV diliput acara pendidikan) OPP bisa jadi adalah ajang untuk adjourning, membicarakan masa lalu yang indah itu pada khalayak yang belum mengetahuinya, hihihi.

Kalau saya pribadi, perasaan yang paling mendominasi saat OPP adalah khawatir. Khawatir setelah OPP saya adalah resmi sebagai pengangguran, yang mana berarti tabungan menipis setiap harinya hehehe. Khawatir tidak bisa move on dan terjebak nostalgia indahnya penempatan. Khawatir jadi gabut, karena hampir semua PM saat jadi PM workload-nya luar biasa tinggi. Khawatir tidak tahu arah jalan pulang hahaha, karena terlalu asik mampir di bumi Tuhan yang lain. Khawatir menjadi kerdil, melihat teman seangkatan yang telah mencapai A, B, C sedangkan saya ? Apapun itu kekhawatiran saya, Alhamdulillah terjawab dengan waktu. PM kan menejemen kekhawatiran dan ekspektasinya (harusnya) bagus hehehe.

Apapun yang terjadi pada kita-kita setahun di penempatan kemarin dan apa yang akan terjadi setelah OPP, semacam sayang kalau OPP gak dimaksimalkan dengan kebahagian. Kenapa ? Satu, Karena bisa jadi ini saat-saat terakhir kita bisa ngumpul satu angkatan. Kapan lagi ada acara yang dapat mempertemukan SEMUA. Setelah OPP kita susah banget sekedar buat ngumpul, bahkan dalam satu kota. Kita sudah punya hidup masing-masing. Ada yang harus kerja, bahkan saking kerasnya ngelembur mulu. Ada yang sudah nikah dan jadi sulit keluar rumah. Ada yang kerjanya dapat penempatan di luar kota. Pokoknya susah. Pun ada event ngumpul-ngumpul, gak pernah lengkap seangkatan. Berdasarkan pengalaman begitu.

Langsung aja nih ke pokok tulisan. Jadi bagaimana agar OPP ini dapat dialami dengan asik ?

1.       Chek in

Pastikan niat ikut OPP untuk apa. Luruskan! Kalau udah mulai belok-belok tak tahu arah jalan pulang dan mampir-mampir ke tempat orang. Niat baik akan sangat mengarahkan kita pada tingkah laku yang baik.

2.       Buat workplan pribadi

Setelah OPP mau ngapain ? Sebaiknya ini sudah dipikirkan saat di penempatan, paling tidak di semester kedua. Apa yang mau dilakukan, apa yang mau dikejar, apa yang mau diraih setelah OPP. Mau kerja, mau les bahasa Inggris, mau daftar kuliah, mau daftar S2, mau merintis bisnis, mau jalan-jalan ataupun mau NIKAH juga boleh-boleh aja. Apakah perlu menghela nafas sesaat untuk kemudian berlari di kehidupan nyata? Atau langsung tancap gas kejar setoran? Apapun rencana kita, itu jauh lebih baik dibanding belum ada rencana. Buat target yang kece macam tugas saat pelatihan. Jangan lupa pakai kaidah SMART ya hehehe. Dan jika memang belum ada rencana, semoga OPP bisa mencerahkan jalan di depan yang masih tertutup kabut gelap itu.

3.       Aktif! Ikuti semua sesi.

Maksimalkan menyerap konten-konten OPP. Semua sudah dipikirkan matang-matang oleh tim Galuh. Banyak banget isi dari OPP yang bermanfaat untuk persiapan kita kerja atau mengejar beasiswa. Semacam sayang kalau malas-malasan atau malah memilih gegoleran di kamar. Gegoleran bisa nanti di rumah setelah OPP hehehe.

4.       Selesaikan masalah yang tertunda

Setahun tidak selamanya indah. Pasti ada masalah-masalah yang muncul. Hati yang tergerus, atau justru hati yang mengembang. Jika memang ada salah, berdamailah, minta maaf dengan kstaria. Jangan menambah musuh. Jika memang ada yang perlu disampaikan, sampaikanlah langsung. Tidak baik menunda-nunda. Bisa jadi OPP jalan Tuhan untuk mempertemukan.

5.       Jangan lupa bahagia

Nikmati setiap moment, setiap proses dengan positif. Syukuri setiap senyum-senyum yang terkembang, celetukan-celetukan menggelikan, nyanyi bersama atau tepuk-tepuk nostalgia pelatihan, curhatan-curhatan ter-update dari sebrang pulang, jalan-jalan menyusuri ibu kota yang sudah jauh berbeda, begadang hingga pagi dan adjourning masa indah saat-saat di pelatihan dulu. Mengenang masa lalu (yang indah pastinya) selalu menyenangkan memang.

6.       Check out

Pastikan yang kita dapat di OPP bisa berguna dalam kehidupan. Periksa kembali catatan, apakah ada hal terdekat yang berhubungan, misalnya pelatihan membuat CV di kota terdekat. Cek juga, apakah sudah masuk milis alumni atau belum, apakah semua bon-bon sudah dilaporkan pada Yang Mulia Mba Endah demi masa depan dompet hehe. Intinya adalah, apakah target yang dibuat di awal sudah tercapai? J

Meskipun sarannya rada umum, tapi untunglah sempat tertulis. Beberapa bulan yang lalu selesai OPP bahkan tak terpikir untuk menuliskannya. Berhubung Bapak IBu guru PM 8 sudah kembali dan sedang menjalani satu minggu yang membuka masa depan, mungkin corat coret ini cukup berguna selama OPP.

 

Mengutip kata-kata sakti Ka Rizqie, Camp Manager Pelatihan CPM X :

“Semua keputusan benar, tidak ada keputusan yang salah. Yang ada adalah keputusan yang disesali”

 

Masih ingatkan decision making adalah salah satu kompetensi PM? :p

Selamat mengambil keputusan masa depan dan selamat mengalaminya. Apapun itu, kita yang paling tahu mana keputusan yang terbaik untuk kita :)

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua