Olimpiade Sains Pertama

Ridwan Wijaya 9 Maret 2011
Apa yang bisa diharapkan oleh seorang anak pesisir untuk bisa pergi melihat dunia dan hal-hal baru di luar sana ? jawabannya adalah dengan berprestasi, minimal itulah yang kini ada dalam benak mereka ketika mereka kami tawari untuk ikut olimpiade sians kuark tingkat nasional. Bagi mereka, pergi ke Tanah Grogot  ataupun ke Jakarta nantinya adalah sebuah dambaan, apalagi untuk anak-anak yang memang berasal dari keluarga kurang mampu, bahkan jarang menginjakkan kaki di daratan. Olimpiade sains kuark untuk pertama kalinya diselenggarakan di kecamatan tanjung harapan. Kali ini diselenggarakan di SDN 001 Tanjung Harapan. Olympiade Sains Kuark (OSK) merupakan kompetisi yang dibuka untuk umum dalam bidang sains. Sampai saat ini OSK telah berlangsung dari tahun 2007 dan diselenggarakan secara berkala setiap tahun. Dengan 3 kategori tingkatan, yaitu Level I (kelas 1-2 SD), Level II (kelas 3-4 SD), Level III (kelas 5-6 SD), OSK diselenggarakan dengan 3 tahapan kompetisi, yaitu tahap penyisihan, semifinal, dan final. Penyelenggaraan babak penyisihan dan semifinal dilaksanakan di daerah-daerah yang sudah ditetapkan, dengan waktu yang serentak di seluruh Indonesia, sedangkan babak final diselenggarakan secara terpusat di Jakarta. Olimpiade sains kuark yang diselenggarakan pertama kalinya ini memang banyak mengandung unsur startegis. Unsur strategis yang dimaksud adalah kegiatan ini ditujukan dalam rangka meningkatkan semangat belajar dan berkompetisi anak-anak. Hal ini terbukti dari keikutsertaan peserta yang cukup banyak dan antusiasme anak-anak baik pada saat persiapan, maupun pada saat lomba. Misalkan Kasmir, salah seorang murid kelas lima SDN 001 Tanjung Harapan. Ketika dia tahu bahwa dirinya terpilih menjadi salah satu perwakilan untuk mengikuti olimpiade ini, dia langsung tancap gas melahap semua bahan- bahan ajar yang kami berikan untuk belajar, bahkan buku yang kami berikan untuk dipelajari, dibawanya ke mana-mana, dan dibacanya sambil berjalan. Tak hanya kasmir yang memiliki antusiasme yang tinggi seperti itu, kawan-kawannya pun tak mau kalah, walaupun dengan keterbatasan buku dan fasilitas, mereka selalu semangat untuk membaca dan belajar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sains. Selain antusiasme, olimpiade sians kuark yang baru saja diselnggarakan kemarin memberikan arti positif lain, diantaranya ;
  1. Adanya olimpiade ini sekaligus memberikan masukan untuk kami untuk melihat potensi dan bakat siswa dalam bidang sains, sehingga untuk ke depannya bisa dikembangkan.
  2. Olimpiade sians kuark menjadi inspirator untuk memperbaiki kualitas pengajaran di sekolah khususnya dalam bidang sains. Praktek-praktek dalam bidang sains yang biasanya tidak pernah dilakukan kini mulai dilakukan.
  3. Olimpiade ini juga memberikan sebuah hipotesis menarik yaitu bahwa kompetisi dapat menjadi pelecut semangat dan mempercepat siswa untuk bisa memahami pelajaran. Hal ini memang unik, erutama di SDN 001 Tanjung Harapan. Kami mencoba merangsang iklim kompetisi di setiap pelajaran yang kami ajarkan di kelas. Seperti contohnya matematika, dimana siswa kelas VI yang kami ajar, kemampuan matematikanya masih rendah. Kami coba di setiap pelajaran matematika menerapkan sistem “battle”, satu siswa ditarungkan dengan siswa lainnya untuk bisa memecahkan sola-soal matematika yang diberikan, hasilnya sistem ini melecut semangat siswa untuk belajar, karena tidak mau kalah dari yang lainnya, kemudian siswapun terpacu untuk menjadi yang terbaik diantara teman-temannya, maklum prestisius tampaknya secara psikologis sangat diagungkan.
  4. Olimpiade ini juga diharapkan juga bisa difollow up lebih jauh dengan mengadakan pembinaan lanjutan, bentuknya bisa dengan pembentukan club sains atau hal lainnya, yang pasti kegiatan ini memicu anak-anak untuk lebih mengenal lebih jauh mengenai sains.
Pelaksanaan olimpiade bukannya tanpa hambatan, banyak sekali hambatan terutama berkaiatan dengan fasilitas penunjang belajar siswa. Keterbatasan buku bacaan, alat-alat peraga dan alat-alat praktek menjadi kendala utama untuk mengajarkan siswa dengan optimal. Semoga kendala ini bukan menjadi faktor halangan bagi siswa-siswi kami di pesisir ini untuk bisa berprestasi. Kita lihat saja nanti apakah dari anak-anak pesisir ini ada yang bisa lolos sampai Jakarta. Mohon doanya...!

Cerita Lainnya

Lihat Semua