info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Yuk Buat Sesuatu!

Rian Ernest Tanudjaja 17 November 2011

Rumah saya di Dusun Oele memiliki pesawat televisi. Televisinya tapi suka jahil. Sebentar layarnya berwarna merah, kemudian hijau, dan kuning. Tiba-tiba berwarna normal, dan semua orang yang menonton, yakni saya, Bapa dan Mama serta kerabat lainnya pasti akan tersenyum sedikit. Sebuah senyum yang mengisyaratkan, “Ah, lumayan! Gambar normal untuk sementara!” Tidak akan lama sebelum siklus permainan warna berulah lagi.

Karena ada televisi, nasibku lebih baik dari beberapa kawan sesama pejuang Indonesia Mengajar yang ditempatkan di daerah lain. Banyak rekan seperjuangan yang tidak bisa menikmati listrik, atau ada yang harus berkompetisi dengan puluhan rakyat desa lainnya hanya demi mengisi ulang baterai ponsel kepada satu generator. Kesempatan dia pun hanya tersedia satu minggu sekali. Saya lebih baik nasibnya dan masih bisa dengar berita dari luar. Namun sedihnya adalah kok beritanya tidak ada yang enak ya?

Mulailah pagi hari Anda dengan acara gosip. Hampir seluruh TV swasta memiliki program acara gosip pada pagi hari. Membuka hari dengan membicarakan kasus perkelahian antar artis, narkoba di kalangan artis, perselingkuhan, perceraian, sampai masalah tempat tidur juga dibuka disana. Semakin banyak air mata, iklan semakin mengalir. Masyarakat berarti menikmati dan mencandui acara seperti ini. Mengawali hari dengan semangat positif? Ini Indonesia kawan!

Temui siang hari. Di tengah kerasnya hantaman panggangan matahari Nusa Tenggara Timur yang menerpa atap rumah seng-ku, di televisi berhamburan cerita kriminal. Sebut saja, perkelahian siswa SMA, pembunuhan, pencurian, perampokan disertai pembunuhan. Pembunuhan pun bisa macam-macam. Dirampok-diperkosa-dibunuh, ataupun dirampok-dibunuh-diperkosa. Sudah edan bukan? Menyambut tengah hari dengan semangat positif? Ini Indonesia kawan!

Tiba saat matahari kembali ke peraduan dan rembulan ngeceng di malam hari. Melepas lelah sehabis mengajar siang hari sampai sore hari, saatnya menikmati hiburan televisi santai. Eh, ada banyak acara di televisi. Berita dan dialog perdebatan. Saling bantah, tuding, tuduh, semuanya ramai ada di televisi. Kalau malam hari biasanya semua menghujat pemerintah. Saling buat opini, kritik, nasehat kepada pemerintah. Dan pemerintah tidak pernah diberi kesempatan membela diri. Tidak diberi kesempatan, atau diberi tapi malas hadir ya? Menyajikan berita positif demi Indonesia yang maju ke depan? Nanti dulu, ini Indonesia kawan!

Melihat ada beberapa orang ahli yang hadir dalam forum siaran langsung televisi, yang terdiri dari akademisi, praktisi, aktivisi, semuanya terasa begitu ilmiah dan akurat. Tampaknya mereka dapat menyajikan berbagai solusi bagi Republik ini. Tapi kok tidak ada perubahan signifikan? Ya jelas, mereka ber-retorika dan beropini saja!

Warga negara harus turun tangan. Tidak bisa tidak. Dan dimulai dari diri Anda masing-masing. Tidak akan ada yang menilai Anda dan menyanjung Anda. Jangan pernah harapkan pujian dan imbalan. Kita ada di sebuah masa perang. Perang melawan ketidakadilan, kebodohan dan korupsi. Kita semua adalah pejuang yang sedang tertidur. Yuk kita bangun dan lakukan sesuatu.

Anda benci lihat korupsi? Jangan kasih bayaran ekstra tiap kali Anda mengurus KTP, Akta Kelahiran, SIM, STNK. Jangan kasih ‘salam tempel’ sehingga menghasilkan kode ‘86’ di persimpangan. Anda pasti tahu apa yang Saya bicarakan.

Benci lihat Jakarta “banjir banjir lagi”? Jangan buang sampah sembarangan (termasuk jangan pernah buang kasur, perabotan ke aliran sungai. Kan kasihan nanti pengepul mau meloakkan apa lagi?)

Benci lihat anak kecil mengemis di jalanan, padahal anak-anak lain dapat pergi kesekolah dan minum susu dengan nyamannya di tengah hangatnya keluarga? Jangan pernah memberi anak kecil di persimpangan uang. Dengan sendirinya praktek penyewaan anak, penjualan dan penculikan anak akan menurun –mudah-mudahan menghilang sama sekali. Anda berpikir “Loh, itu kan amal?” Tuhan meminta umat-Nya berpikir, bukan hanya beramal saja. Tindakan Anda tidak menyenangkan Tuhan, malah menyeret ratusan bahkan ribuan anak ke dalam permasalahan sosial.

Yuk jangan hanya berkomentar dan dongkol di dalam hati. Believe me, it won’t do you any good. Watch it, maybe you have already grown an extra greyhair. Temanku, lakukanlah sesuatu hari ini yang positif dan tidak egois. Cukup sudah anda meng-egois-kan hidup Anda. Mulailah dari hal terkecil yang bisa Anda lakukan. Demi Anda, keluarga Anda, dan bangsa Kita. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua