Pagi itu telepon kami berdering, tepat saat kuseruput kuah mie instant yang mengepul di hadapanku. Telepon itu dari petugas JNE Wagom yang mengabarkan ada kiriman besar untukku.

Pikirku langsung melanting pada semua nama Fadhil, koordinator penyala Fakfak. Penyala adalah sebutan bagi para relawan yang tergabung dalam Indonesia Menyala, yaitu sebuah program ekstensi dari Indonesia Mengajar yang fokusnya adalah mengelola donasi buku-buku untuk daerah-daerah penempatan pengajar muda. Aku menduga pasti banyak buku-buku yang dikirimkan pada kami, tapi ternyata buku-buku itu JAUH LEBIH BANYAK dari yang kami banyangkan………

Senyum sumringah bagai orang jatuh cinta menghiasi wajah ku, Eky dan Adhiti yang saat itu menjemput paket kami. Totalnya ada 6 karung besar yang berisi buku-buku. Kami melonjak kegirangan membayangkan buku-buku ini akan menjadi je

ndela untuk mengintip dunia bagi anak-anak kami di kampung. Kebahagiaan kami bertambah berlimpah ruah, terlebih saat aku dan teman-teman PM membuka isi kardus-kardus besar itu.. Waaah..... buku yang dikirimkan pada kami adalah buku yang sangat mewah.... buku-buku karangan Pearson dan berbagai ensiklopedia. Banyak juga buku cerita anak dalam bahasa Inggris, yang setahuku untuk standard Jakarta pun buku-buku ini termasuk buku-buku mewah yang biasanya hanya dipergunakan di international school.

Aku pun membatin “Program ini luar biasa, melalui penyala, akan terjadi transfer ilmu dan pengetahuan untuk anak-anak kampungku. Anakku yang belum pernah membeli buku, kini dapat menikmati buku-buku yang digunakan internasional school. Luar biasa, muridku akan bercasing anak negri, tetapi berisi Internasional. “

Terima kasih para penyala dan para donatur.... semoga kebaikan kalian dibalas Tuhan..... Kalian telah memberikan bantuan besar untuk anak-anak Indonesia, memfasilitasi mereka untuk memiliki harta yang paling berharga, yang tak bisa dicuri dan tak pernah habis, harta yang akan menuntun mereka menjadi pribadi yang lebih baik, pribadi yang lebih berkualitas....