sebuah persembahan anak desa bagi bupatinya

Retnosari Hardaningsih 5 Juli 2011
Bingkisan Puisi untuk Bapak Di tempat yang sepi ini aku dilahirkan Di tempat terpencil ini aku dibesarkan Hutan yang masih hijau..... Kicauan burung yang masih indah terdengar Masyarakat yang memiliki semangat bahu-membahu Untuk menggapai cita-cita bersama Mewujudkan sebuah harapan Membangun sebuah impian Menuju masa depan yang cemerlang Dengan berjalan tanpa melewati kerikil Dan lumpur tak membasahi kaki lagi Anak-anak mereka bisa tiba di sekolah dengan cepat Tanpa harus ganti baju karena terpeleset di jalan Ibu guru bisa mengajar dengan tenang Tanpa harus memikirkan mereka pulang harus melewati lumpur dengan medan yang sulit lagi.. Karena hujan tak kunjung usai. Sesaat hujan usai..... Mereka bisa tersenyum sebentar Di saat mereka baru bisa tersenyum sebentar saja Pedagang mengatakan stok beras habis Karena kemarau yang berkepanjangan Senyum mereka kembali hilang Kening mereka berkerut lagi Memikirkan hari-hari depan..... Di hati mereka menginginkan sebuah perubahan Menuju masa depan yang cemerlang Seperti mimpi-mimpi yang ingin mereka rasakan kelak Akankan mimpi itu menjadi kenyataan? Atau hanya seperti punguk merindukan bulan? Saat ini aku hanya bisa layangkan harapan mereka Dalam bentuk sebuah puisi Yang ku bingkiskan untuk mu Bapak Bupati tercinta Rasa bangga yang besar, Bapak mau datang kembali di tempat kelahiranku ini. Karya: Sensiwati Dibacakan saat kunjungan Bupati Kapuas Hulu ke Desa Nanga Lungu, Kec. Silat Hulu, Kab. Kapuas Hulu Tgl. 26 Juni 2011 dalam rangka penancapan tiang pembangunan Gereja Persekutuan Sidang Kristus (GPSK) Nanga Lungu.

Cerita Lainnya

Lihat Semua