info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

PM (Pembawa Makanan)

RetnoDewi Yulianti 2 April 2015

 

Dusun 5, Desa Sumber Jaya, disanalah aku tinggal. Rumahku begitu asri, dikelilingi rerumputan hijau tanpa pagar.

Aku tinggal bersama sepasang suami istri paruh baya. Anak" mereka telah menikah dan memiliki rumah tak jauh dari rumah orang tua angkatku.

Mamak dan bapak, begitu aku memanggil orang tua angkatku. Perhatiannya begitu besar, seperti kedua orang tua kandungku. Setiap hari mamak selalu membuatkan masakan khusus untukku. "Ini punya kamu, nggak pake micin, cuma lauk telur" kata emak. Emak menegerti betul jika aku hanya bisa memakan lauk tertentu seperti tahu, tempe, dan telur. Sehingga selama aku disini emak tidak pernah menjejaliku dengan lauk ikan ataupun daging.

Dari situlah emak selalu khawatir aku tidak makan, jika pergi keluar rumah. karena itulah aku selalu dibawakan bekal kemanapun aku pergi. Sebentar ataupun lama, atau juga ke desa tetangga maupun ke kabupaten.

Tasku selalu penuh, dengan bekal makanan juga tentunya. Dan aku selalu hemat, berkat bekal dari emak.

Awalnya aku merasa risih dan aneh.  Aku merasa seperti anak seorang putri raja yang selalu dikhawatirkan. Pernah suatu kali aku dibawakan 3 mie instan utuh dalam bungkus, roti 1 pack, mie kering, dan satu kotak nasi saat ke kabupaten. Aku merasa seakan aku akan pergi survival di hutan antah berantah. Dimana aku harus memasak bekal persediaan yang kubawa. :D   

Namun pada suatu ketika aku merasa beruntung, punya emak. Karena bekal menyelamatkanku saat aku kelaparan ditengah padatnya kegiatan. Walau hanya berbekal lauk peyek kedelai dan sambel pecel. Rasanya nikmat sekali, laparpun hilang sekejap mata.


Cerita Lainnya

Lihat Semua