Sehari Bersama Bapak Guru Tentara

Lidya Annisa Widyastuti 2 April 2015

Bulan Maret 2015 SD Inpres Kampung Baru Kokas tutup dengan kehadiran tamu luar biasa. Kami kedatangan 6 tentara dalam program Kodim Fakfak "Tentara Mengajar". Sehari para tentara akan memberikan ilmu dan pengetahuan mereka kepada anak-anak, seperti wawasan kebangsaan, Cinta Tanah Air, kepramukaan, dan Baris Berbaris.

"Ini misi kita bersama, Bu, tentara lepas senjata dan angkat kapur untuk membantu mencerdaskan anak bangsa. Kami lakukan yang terbaik yang kami bisa, Bu" kata Bapak Siswanto sambil tersenyum.

Yak, hari ini, Selasa, 31 Maret 2015 menjadi giliran kami yang dikunjungi dan mendapatkan ilmu dari para Bapak Guru Tentara tersebut. Sebelumnya Tentara Mengajar sudah ke SD Inpres Offie Teluk Pattipi, dan SD Inpres Onim Sari, SP 3, Bomberay.

Pagi ini langit sedang menurunkan berkahnya ke kampung kami, awan mendung dan deras hujan menemani kami ke sekolah. Dengan semangat anak-anak membersihkan lingkungan sekolah.

Jam 8, Bapak Choirul, anggota Tentara dari Koramil Kokas datang ke sekolah untuk menunggu tim dari Kodim Fakfak, 5 orang tentara; Bapak Kapten Inf. Siswanto, Bapak Dhani, Bapak Catur, Bapak Wahyu, dan Bapak Ramlin.

Sekitar jam 10 pagi tim dari Fakfak baru tiba di SD Inpres Kampung Baru, Kokas. Ada 2 ruangan kelas yang dipakai, kelas 6 untuk anak-anak dari kelas 4-6, dan kelas 2, untuk anak kelas 1-3. Anak-anak memang sudah menunggu.

Setelah laporan dengan kepala sekolah, Bapak Kapten Siswanto masuk ke kelas 6. Sedangkan kelas 2 diisi oleh Bapak Dhani.

"Siapa yang sudah kenal Bapak? Nama Bapak siapa?"

"Bapak Siswanto!" Seru anak-anak semangat.

"Pasti sudah liat papan nama Bapak ini ya," canda beliau sambil menutupi papan namanya. "Bapak orang mana?" Tanya beliau.

"Orang Jawa!" Kata anak-anak kompak.

"Bukan... Bapak orang Indonesia, Nak. Jawa itu Indonesia, Papua juga..." kata beliau tanpa menyelesaikan kalimatnya.

"Indonesia!" Sambung anak-anak.

"Jadi kita semua orang?" Tanya beliau

"Indonesia!" Teriak mereka semangat.

Begitulah pembukaan dari Bapak Siswanto tentang wawasan kebangsaan dan cinta tanah Air. Tak kalah seru, di kelas 2, Bapak Dhani memberikan yel-yel penyemangat anak-anak.

"Halo semua!"

"Hai!"

"Nama Kakak adalah Kak Dhani, siapa nama Kakak?" Tanya Bapak Dhani.

"Kak Dhani!" Seru para anak kecil itu.

"Kalau Kak Dhani bilang SD Inpres Kampung Baru, kalian bilang Kreatif!(sambil telunjuk kanannya ke arah kepala), Sehat! (Sambil mengepalkan tangan dan menekuk siku ke atas), Luar Biasa! (Sambil membuka ke dua tangannya ke arah luar)"

Pembukaan luar biasa dari ke duanya. Dengan semangat, pagi itu anak-anak seolah hanyut ke dalam dunia tentara. Setelah tanya jawab, para Bapak Guru berbaju loreng hijau ini mengajak anak-anak untuk berbaris rapi di depan kelas. Diurutkan dari tinggi ke rendah.

Mereka diberi pengetahuan singkat tentang kepramukaan. Di sela-sela mereka selalu memompa semangat anak-anak.

"Kalau Kakak bilang kekuatan, kalian jawab "lima-lima" sambil mengepalkan tangan," terang Bapak Ramlin. "Kalau Kakak bilang mana aku, kalian sambil menepuk dada bilang "INI", kemudian kedua tangan dihentakkan seperti ingin berdoa sambil bilang, "AKU"," lanjut beliau. Begitu terus yel-yel diselipkan selama Bapak Ramlin memberi materi kepramukaan.

Kemudian, dengan bekal 3 kotak korek api batang, dan beberapa gelang karet, mereka mengajak anak-anak bermain kekompakan tim. Guru-guru diminta untuk jadi jurinya. Tak mau kalah, para guru menyambutnya dan memberi semangat pada kelompok yang mereka dampingi.

Ah, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12. Setelah memberikan waktu istirahat pada anak-anak sebentar. Akhirnya mereka memberikan pelatihan singkat tentang tata cara upacara.

"Siapa yang jadi petugas pengibar bendera?" Tanya Bapak Wahyu, pemberi materi upacara. Pemberian materi ini dibantu oleh Bapak Choirul dan Bapak-Bapak lainnya.

"Saya, Milham dan Ismail!" Seru Astuti, ank kelas 5.

"Pakai bendera ini ya," kata Bapak Wahyu sambil membawabendera hijau.

Seolah semesta mendukung, yang awalnya matahari memancarkan sinarnya dengan membara, saat latihan upacara awan menutup sinar cerah tersebut. Semangat anak-anak pun tak pernah kendor hari ini, bahkan anak-anak kelas 1 dan 2 tetap semangat. Semua mengikuti pelatihan upacara itu dengan luar biasa.

"Siapa yang mau jadi tentara?" Tanya Bapak Siswanto. Mungkin pengaruh pengalaman hari ini yang luar biasa atau memang Bapak-Bapak ini memesona anak-anak, sebagian besar mengangkat tangannya lebih banyak dibanding sebelumnya. Itulah penutup sehari yang tak terlupakan bersama para Bapak Guru Tentara.

Saat berjalan pulang Bapak Dhani sempat berujar,"Ini seperti mimpi yang jadi kenyataan. Dulu cita-cita saya mau jadi guru, sekarang saya seorang tentara. Tahunya sekarang, jadi tentara pun bisa mengajar."


Cerita Lainnya

Lihat Semua