Guru Favorit SDN 2 Karang Makmur
Anna Mahsusoh 2 April 2015Namanya Pak Sungadi, Ia adalah putra daerah Kabupaten Musi Banyuasin. Ia menyelesaikan pendidikan D2 pada tahun 2007 dan langsung mengabdikan diri sebagai guru honorer di Desa Karang Makmur Kecamatan Lalan Musi Banyuasin. Semangat untuk belajar yang dimilikinya mendorong ia melanjutkan belajar untuk meraih gelar sarjana di Palembang. Pulang-pergi dari Lalan ke Palembang ia jalani dalam rangka amanahnya sebagai guru honorer dan mahasiswa. Atas kegigihannya ia lulus Sarjana Pendidikan Islam di tahun 2010.
Di usia yang masih tergolong muda Pak Sungadi tidak hanya sebagai guru honorer biasa. Selain sebagai guru agama, ia juga mengemban amanah sebagai operator sekolah. Sebagai guru yang lihai mengoperasikan laptop menjadi kelebihan tersendiri baginya, tanpa operator bisa jadi administrasi sekolah yang mulai serba online akan berantakan. Bukan hanya guru dan operator, ia juga seorang pembina Pramuka, satu-satunya guru di SDN 2 Karang Makmur yang sudah menempuh pendidikan KML (Kursus Mahir Lanjutan) . Selain triple peran yang dimainkan Pak Sungadi di Sekolah, ia juga seorang petani yang rajin. Disela sela kesibukan yang luar biasa, semangatnya untuk bermanfaat bagi sesama membuatnya mengemban amanah sebagai pengurus sekaligus ustadz di TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an) yang ada di Desa Karang Makmur.
Gaya mengajarnya yang menarik dan tipikal guru penyabar, membuat ia menjadi guru favorit di SDN 2 Karang Makmur. Siswa-siswi menyayanginya sebagai guru, sebagai kakak dan sebagai teman. Pak Sungadi sebagai orang kepercayaan Kepala Sekolah dan kepercayaan para dewan guru, tidak henti-hentinya berfikir apa yang bisa diperbaiki, apa yang bisa dikembangkan dan apa yang harus dipelajari lagi. Pak Sungadi menyadari bahwa walaupun sudah menjadi guru, itu tidak berarti bahwa ia mempunyai hak untuk berhenti belajar. Menurut Pak Sungadi Justru karena sebagai gurulah, ia harus terus belajar, up to date terhadap perkembangan ilmu yang semakin berkembang agar dapat mengiringi kemajuan zaman.
Menjadi guru honorer tidak mengurangi semangat untuk terus maju pada diri Pak Sungadi. Dari tahun 2007 ke tahun 2015 bukanlah tahun yang singkat dan mudah untuk menjadi guru Honorer yang gajinya dapat ditebak. Bukan tentang gaji yang ia perjuangan. Gaji adalah nomor sekian setelah rasa yang tak dapat diungkapkan ketika berhasil mendidik anak-anak. Pak Sungadi yakin bahwa pendidikan dan moral anak menentukan nasib suatu bangsa. Ia hanya berharap dengan langkah kecilnya pada dunia pendidikan dapat membantu memberikan penerang bagi anak-anak.
Kita merindukan guru yang mempunyai dedikasi dan integritas tinggi. Semoga dedikasi yang berkualitas dan integritas yang dimiliki Pak Sungadi ketika menjadi guru honorer tidak luntur saat suatu saat nanti saat ia menjadi Guru PNS. Dan semoga bagi guru yang sudah PNS tetapi kalah dedikasi dan kalah integritas dapat terpacu untuk meningkatkan kualitas diri menjadi Guru Profesional yang patut disayang, dihormati dan dibanggakan. Saya sebagai Pengajar Muda memberikan salut yang amat sangat tinggi kepada mereka yang memilih menjadi guru. Karena ditangan gurulah terletak amanat besar untuk mendidik generasi penerus bangsa, kepada merekalah kita titipkan harapan nasib Indonesia yang lebih baik
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda