Bagian Pertama : Mengibarkan Bendera, Menyemai Rasa Cinta Tanah Air

Rati 28 Februari 2025

Pagi ini aku berjalan menuju sekolah disapa oleh kabut yang rasanya bisa ku sentuh. Ramai terdengar suara anak - anak dari setiap penjuru sekolah. Ku putar lagu Indonesia Raya sebagai bentuk perkenalan terhadap semangat patriotisme.  Anak – anak bersenandung riang sembari ikut bernyanyi walaupun belum hafal lirik lagu sepenuhnya.

Yemima dan Delista datang menghampiri "Bu guru Ratih, ini lagu Indonesia pusaka untuk upacara am?"

 "Indonesia Raya" Kataku sambil tertawa pelan.

Setelah obrolan singkat itu, aku sadar sepertinya volume speaker terlalu kencang. Beberapa warga berjalan dari arah hulu dan hilir menuju jalan setapak di depan sekolah. Awalnya aku khawatir mengganggu kenyamanan warga di pagi hari. Namun, mereka hanya mengamati, melempar senyum padaku sembari mengangguk - angguk seirama dengan musik, aku menganggap itu sebagai tanda mereka setuju dengan tindakanku.

Aku mulai mengutarakan niatku kepada guru – guru. Beberapa diantaranya menyambut dengan respon yang sangat baik. Pun dengan anak - anak sangat antusias saat ku umumkan akan melaksanakan upacara bendera. Ramai dari mereka ingin mengambil bagian untuk menjadi petugas upacara.

Rasanya aneh mendapati ada bagian di tanah air ini yang belum melaksanakan upacara bendera sebagai bentuk penghormatan kepada pahlawan yang telah gugur dimedan perang dalam upaya mencapai kemerdekaan. Aku selalu percaya bahwa duduk di sekolah dengan tenang untuk menerima ilmu adalah buah dari usaha pejuang kemerdekaan. Aku mencoba menanamkan bahwa upacara bendera bukan hanya kegiatan seremonial belaka yang hanya dianggap rangkaian formal, tetapi ada nilai identitas nasional didalamnya.

Mengupayakan upacara bendera di sekolah tempatku bertugas menjadi salah – satu caraku memperkenalkan nilai – nilai persatuan, keadilan dan keberagaman kepada anak – anakku di SDN 1 Tumbang Bahan. Bukan hanya sekedar memberikan ruang untuk belajar tata urutan saat upacara bendera, namun  tentang bagaimana mengenal tanah air sendiri. Tanah tempat berpijak dengan segala kekayaan dan potensi yang ada.

Meskipun kondisi ini adalah bentuk ketidakidealan dalam kepalaku tanpa sadar aku menerima dengan lapang situasi ini. Mendorong guru – guru terlibat dalam pelaksanaanya serta menormalisasi kegiatan upacara sebagai kegiatan yang memang harus dilakukan dalam lingkup dunia pendidikan. Aku percaya akan ada hal - hal baik setiap harinya, jika sama - sama bergerak.

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua