Semester 2, Here I Come!
Rahmat Andika 1 Januari 2011
Here i am writing something again.
Sudah hampir masuk bulan ketiga saya di Desa Pelita. Waktu cepat sekali rasanya disini. Sejak 12 November lalu PM Halsel sudah sampai di Desanya masing-masing. Dan sampai saya membuat tulisan ini, sudah 1 bulan 18 hari tepatnya kami hidup bersama orang-orang di desa masing-masing. Life’s going great here in Pelita. Saya makin mencintai semua detail desa ini. orang-orangnya, anak-anak, sekolah, rumah, bahkan kasur dan bantal tidur saya. Oh, tidak untuk melupakan nyamuk-nyamuknya yang ganas-ganas-ngegemesin-minta dihajar yang sukanya main keroyokan. Hehe.
Saya ingin cerita tentang rencana umum yang sudah saya susun untuk menghabiskan sisa waktu yang menurut saya tidak lama lagi di Pelita ini, 10 bulan tersisa. Dari 4 arahan besar PM yang kami terima, setelah observasi 2 bulan ini saya sekarang sudah mendapat gambaran tentang apa yang akan saya lakukan untuk keempat arahan itu. Yang kesemuanya harus dan akan saya selesaikan sebelum oktober 2011, sebulan sebelum undeployment PM karena saya harus mentransfer apa yang saya sudah lakukan pada PM yang akan menggantikan saya di Pelita. Rencana ini sangat mungkin ter/di improvisasi dalam perjalanannya. Oh saya suka sekali kerjaan seperti ini, saya hanya diberikan arahan besar lalu saya bebas menentukan apa yang saya lakukan selama setahun ini. Buat saya ini bukan seperti kerjaan jadinya, tapi bersenang-senang menjalani hidup.
Kegiatan Kurikuler
Sejak saya mulai mengajar november lalu sampai habis semester I 2010-2011, saya sudah pernah mengajar di semua kelas. Sifatnya insidental. Beberapa kali saya harus mengajar dadakan menggantikan guru yang tiba-tiba harus ke Labuha mengurus pendaftaran CPNS atau hal lain. Dalam proses mengajar saya itu saya mulai menerapkan apa yang pernah saya pelajari selama training mulai dari pengkondisian kelas sampai perancangan RPP yang kreatif. Beberapa kali anak kelas 6 dan kelas 5 saya ajak belajar IPA di dermaga desa atau sekedar berjalan-jalan melihat hutan. Dari sana saya mengobservasi sebanyak mungkin kondisi anak-anak dan cara belajar mereka.
Di semester 2 yang akan dimulai sebentar lagi, saya bersama kepala sekolah dan guru lain sudah memutuskan bahwa saya akan menjadi guru kelas 5. Ada sedikit perubahan dari rencana awal. Tadinya saya akan menjadi guru mata pelajaran Matematika, IPA dan Bahasa Inggris untuk kelas 4,5 dan 6, tapi ternyata ada satu guru yang semester 2 ini akan pindah sehingga SDN Pelita akan kekurangan guru kelas. Ditambah saya, sekarang guru Pelita pas berjumlah 6 orang, cukup untuk memegang masing-masing kelas. Oke, ini menarik. Kebetulan saya lebih mengenal anak-anak kelas 5 karena sepanjang ujian semester kemarin saya bersama kelas 5 menggantikan guru kelasnya yang sedang tes CPNS ke Labuha. Selain menjadi guru kelas, saya juga ditunjuk untuk menjadi guru pada jam pelajaran tambahan untuk kelas 6 dalam rangka persiapan menghadapi UN Mei 2011 yang akan datang.
Dalam hal persiapan, saya dan guru-guru lain sepakat untuk mambuat rencana ajar untuk semester 2 ini bersama-sama. selama ini menurut kepala sekolah belum pernah ada rencana ajar yang berkesinambungan dan efektif. Itu karena guru-guru jarang mendapatkan training dan pengawasan. Soal ini sudah saya ceritakan di post sebelum ini. semester 2 ini saya akan coba membuat suatu turunan KTSP yang simple. Saya memilih tidak menggunakan istilah-istilah seperti RPP dan sejenisnya untuk menghindari kesan rumit. Tiap guru di semester 2 ini akan memiliki sebuah kertas besar yang akan ditempel di belakang meja masing-masing. Kertas itu akan berisi kejaran-kejaran mingguan setiap guru yang akan rutin dievaluasi bersama tiap akhir minggu. Jadi kami bisa bersama-sama saling mengevaluasi dan memberikan masukan untuk minggu berikutnya. Saya tahu, saya harus membuatnya terlihat sesimpel mungkin supaya rencana ini bisa berjalan konsisten sampai akhir semester dan akhirnya bisa diteruskan di tahun-tahun berikutnya karna sudah menjadi kebiasaan baru.
Di awal semester, saya akan mengambil 2 minggu pertama untuk mengkondisikan kelas dengan rules yang akan dirancang bersama oleh anak-anak. Anak-anak akan saya kasih 3 lembar kalender bekas untuk menyampul buku tulis dari tiga mata pelajaran yang saya ajar. Ini saya lakukan untuk membiasakan anak-anak merawat bukunya. Buku tulis mereka tidak terawat selama ini. Saya juga akan memulai pengkondisian kelas untuk menciptakan suasana kelas sebagai suasana kelompok belajar, sebuah tim yang sedang belajar bersama, hal yang saya pelajari dari buku learning to teach 1.
Beberapa kali saya mengingat-ingat dengan keras bagaimana keseharian saya waktu SD dulu. Apa metode-metode yang diterapkan di kelas oleh guru saya. Bagaimana cara mereka memberi hukuman, cara mengajar, cara mengapresiasi. Sedikit banyak itu membantu saya dalam menyusun rencana ajar semester 2 ini.
Pembelajaran Masyarakat
Bagian ini saya ceritakan lebih dulu sebelum bagian kegiatan ekstrakurikuler karena memang berkaitan dan akan saya bagian ini lah yang akan saya insisiasi lebih awal. Ada dua bidang yang saya rencanakan, pertama adalah yang masih berkaitan dengan pendidikan formal sekolah dan yang kedua adalah yang sifatnya pemberdayaan masyarakat desa.
Anak SMA di Pelita berjumlah hanya sekitar 35 orang. Saya berencana untuk mengaktifkan kegiatan untuk mereka di luar sekolah. Seminggu 3 kali, malam hari, mereka akan saya ajak kumpul di sekolah mereka yang kebetulan terletak di depan rumah saya, untuk belajar hal-hal apa pun yang bisa saya share dengan mereka. Bisa belajar dasar-dasar komputer, bahasa Inggris pemula, public speaking, pidato, atau bahkan sekedar nonton film bersama dari laptop saya sambil bakar jagung. Apapun yang positif. Yang saya ingin bentuk adalah komunitas kegiatan untuk anak-anak SMA supaya kegiatan mereka bisa berkembang ke arah positif dan bermanfaat bagi mereka kelak. Setalah komunitas itu berjalan, komunitas memang saya rancang untuk bisa juga membantu saya melakukan tugas saya di bidang lain. Untuk ekstrakurikuler misalnya, saya mengharapkan dan akan menginisiasikan supaya anak-anak SMA bisa menjadi pelatih dan pembina Pramuka untuk adik-adik mereka di SD. Lalu untuk bidang pemberdayaan masyarakat, anak-anak SMA akan saya arahkan untuk menjadi motor penggerak program Desa Percontohan Pengelolaan Persampahan Terpadu Daerah Kepulauan yang akan saya rancang.
Bagian pemberdayaan masyarakat yang saya rencanankan adalah program Desa Percontohan Pengelolaan Persampahan Terpadu Daerah Kepulauan. Kenapa persampahan? Karena sejalan dengan background Teknik Lingkungan saya dan juga masalah ini lah yang saya lihat di desa-desa kepulauan seperti Pelita ini. Secara umum saya gambarkan, desa kepulauan punya masalah dengan tempat pembuangan atau pemrosesan akhir. Paradigma persampahannya adalah : buang ke laut sore ini, besok pagi sampah sudah hilang ditelan laut. Saya sedang memikirkan apa jenis pengolahan yang tepat untuk desa seperti ini. sejauh ini saya memikirkan kompresi dan penyimpanan sementara dan secara berkala dikirim ke Labuha untuk diantar sampai TPA yang baru akan selesai dibangun sekitar 8 bulan lagi berdasarkan informasi dari BPLHK (Badan Pengelola Lingkungan Hidup dan Kebersihan) Kabupaten Halmahera Selatan yang saya satroni minggu lalu. Kepala bagian Kebersihan BPLHK yang saya temui sangat antusias dengan rencana saya menjadikan Pelita sebagai Desa percontohan. Mudah-mudahan setahun ini saya bisa merampungkan sebuah modul sederhana terkait program ini supaya bisa diterapkan di Desa-desa lain di Kepulauan Halmahera Selatan ini.
Masyarakat Pelita juga antusias begitu saya bilang ingin menjadikan Pelita menjadi desa percontohan. Step yang saya mulai adalah pembiasaan pengumpulan sampah. Di desa ini tidak ada tempat sampah. Karena memang sampah tidak pernah terlalu lama disimpan sebelum dibuang ke laut. Di sekolah, saya sudah membuat tempat sampah dari drum bekas dan akan menginisiasi “polisi kebersihan” dari anak-anak SD. Lalu pelan-pelan akan dimulai juga kegiatan pengomposan sederhana skala rumah. Orang peilta sebagian besar juga berkebun. Jadi ,mereka tidak akan bingung memakai hasil komposnya. Dan seperti yang sudah saya ceritakan tadi, ini semua akan jadi program yang dijalankan oleh komunitas anak-anak SMA yang akan saya inisiasi.
Sangat sayang jika laut kepulauan Halmahera ini tidak dijaga. 10 tahun lagi mungkin belum terasa dampaknya karena daya dukung lingkungannya masih sangat tinggi dan perkembangan teknologi sulit masik kesini. Tapi itu bukan alasan untuk tidak perlu berperilaku baik terhadap lingkungan.
Kegiatan Ekstrakurikuler
Yang formal yang akan saya inisiasi adalah Pramuka. Tapi belakangan saya mulai berpikir untuk menginisiasi PMR. Since there’s no nurse here in Pelita, dan anak-anaknya punya resiko kecelakaan yang tinggi akibat kebiasaan-kebiasaan mereka, saya pikir pengetahuan dasar pertolongan pertama bagus untuk anak-anak. Dua rencana inisisasi ekskul itu belum akan saya lakukan di awal semester. kegiatan ini juga bagian dari pemberdayaan anak-anak SMA yang saya rencanakan. Jika nantinya ada ekstrakurikuler di SDN Ambatu, maka pelatih-pelatihnya adalah kakak-kakak mereka sendiri.
Advokasi Pendidikan
Untuk bagian ini, mungkin yang lebih terprogram adalah kegiatan level Kabupaten bersama teman-teman PM Halsel. Kami merencanakan dua kegiatan level Kabupaten yaitu peringatan hari anak dan hari pendidikan nasional. Dua acara itu sudah dalam tahap pendetailan dan akan di eksekusi bulan Mei dan Juli 2011. Kegiatan itu juga melibatkan Dinas Pendidikan Halmahera Selatan dan stakeholder lain. Saya berencana untuk melibatkan anak-anak SMA di Pelita untuk membantu pelaksanaan kegiatan ini.
Advokasi pendidikan yang secara individu saya lakukan mungkin sifatnya insidental karena saya pikir pasti akan sejalan dengan semua kegiatan lain yang saya lakukan. Misalnya, awal semester nanti saya akan memberikan pelatihan dasar komputer kepada guru-guru SDN Pelita supaya mereka bisa memanfaatkan teknologi dalam proses mengajar, dokumentasi dan keperluan-keperluan lain. Ada juga rencana kunjungan orang tua siswa di sepanjang semester 2 untuk melakukan pendekatan-pendekatan informal dengan tujuan mendukung proses belajar anak-anak Pelita
***
itu adalah semua rencana saya yang sejauh ini sudah saya susun mengenai aktivitas 10 bulan kedepan. Itu rencana ideal. Saya tahu dan sangat yakin bahwa pasti banyak hal yang akan memaksa saya improvisasi. Seperti misalnya jumlah guru yang pas-pasan, bukan tidak mungkin selama sebulan hanya akan ada 3-4 guru di Pelita dan itu mau tidak mau menuntut penyesuaian di sana-sini jika saya tetap ingin menjadi guru mata pelajaran tapi juga bisa membantu mem-backup kelas-kelas yang tidak ada guru. Hal itu juga akan mempengaruhi konsistensi guru-guru dalam membuat rencana dan evaluasi mingguan. Belum lagi masalah anak-anak SMA yang mungkin saja tiba-tiba menghilang sebulan atau dua bulan karena bekerja di Ternate atau pulau Obi mencari tambahan uang. Atau bisa juga masalah ketertinggalan anak-anak SDN Pelita yang banyak disebabkan jarangnya mereka menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan juga jarang membaca buku sehingga daya serap terhadap apa yang mereka baca sangatlah rendah. Pasti hambatan-hambatan seperti itu akan selalu ada di depan saya nanti.
Saya tahu satu hal, bahwa kemungkinan saya gagal menjalankan semua rencana saya pasti ada. tapi hal lain yang saya tahu adalah saya akan melakukan yang terbaik yang saya bisa. Bismillah, semoga saya selalu diberi kesehatan supaya tidak ada absen berkegiatan seharipun di Pelita.
Banyak orang mungkin tidak tahu dimana itu Pelita. Bahkan di Peta saja tidak ada.
Tapi saya yakin Tuhan tahu bahwa ada karya-karya luar biasaNya di sini, di Pelita.
Semoga Tuhan bersama anak-anak Pelita.
“anak-anak, ngoni mau belajar apa hari ini..?”
“rahasia tentang apa yang ngoni mau tau hari ini..?”
“mari! Pak Guru kase ngoni tau Pak Guru pe rahasia!”
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda