Catatan Wali Kelas

Rahmat Andika 31 Januari 2011

Desa Pelita, 28 Januari 2011

"Dua puluh dibagi satu itu sama ibaratnya dengan kalau ada ikan 20 ekor, tapi orang cuma ada ngana sendiri, berapa ikan yang ngana dapat?", "oooh, 18 pak guru!"

Jawaban salah yang cukup menarik saya pikir. Lalu saya tanya lagi, "kenapa 18??", "pak guru ambe sudah! Kita kase pak guru dua ekor..!"

Itu adalah obrolan yang terjadi di sesi belajar sore di rumah saya di pelita. Hanoman, begitulah panggilan orang-orang Pelita untuk anak kelas 5 ini, ya anak kelas saya. Hanoman sedikit tertinggal dalam matematika, membaca dan menulis. Untuk membaca dan menulis saya pikir masalahnya ada di kurangnya

intensitas membaca dan menulisnya. Untuk matematika, Hanoman sepertinya punya cara memahami matematika dengan cara yg unik dan tentu saja karena kurang berlatih. Anak seperti Hanoman ini di Pelita sudah wajar jika dianggap ,maaf, bodoh. Efeknya, seakan-akan wajar jika Hanoman memiliki nilai jelek karena memang tidak mampu. Padahal saya yakin pasti ada cara untuk membauat Hanoman bisa memahami pelajaran-pelajaran yang diberikan. Di contoh percakapan diatas tadi misalnya. He definitly know that he will get 20 fishes if there's just him self. But instead of tell me the right answer, he told me I can keep 2 fishes. And he also know that if he give me 2 fishes than he’ll just get 18. He did math!

Ini adalah salah satu kejadian-kejadian ajaib yang saya alami selama hampir 3 bulan di Pelita. Kejadian-kejadian ajaib yang saya yakin pasti setiap guru SD saya dulu alami.

Seperti yg sudah saya ceritakan di posting sebelumnya, sekarang saya jadi guru tetap di kelas 5. Ada 25 anak yang diantaranya hanya ada 5 siswa perempuan. Saya mengajar sebagai wali kelas yang harus mengajar semua mata pelajaran untuk kelas 5 mulai dari matematika sampai agama Islam dan olah raga. Sudah 3 minggu berjalan semester 2 ini dan saya pikir cukup baik. Sebelum semester 2 ini dimulai, saya membuat alokasi waktu mingguan untuk semua pelajaran yang harus saya ajarkan untuk kelas 5. Setelah alokasi itu saya susun berdasarkan bobot kurikulum dan beberapa pertimbangan penyesuaian saya mulai menyusun jadwal pelajaran untuk kelas 5. Ternyata menyusun jadwa itu gampang-gampang-susah. Saya harus mempertimbangkan kejenuhan anak-anak saya dalam menetukan susunan pelajaran dalam satu hari. Semester sebelumnya, anak-anak biasanya dipulangkan jam 13.00 yang saya pikir terlalu siang untuk anak SD. Terlebih lagi sebenarnya sejak jam 10 anak-anak biasanya sudah tidak terkontrol karena kurangnya guru dan faktor desa kecil yang memungkinkan mereka pulang saat jam istirahat walaupun sudah dilarang. Belum lagi di SD saya belum ada toilet untuk buang air besar sehingga anak-anak harus pulang jika mereka ingin buang air besar. Tapi di semester 2 ini saya berhasil memasukkan usulan untuk memulangkan anak-anak lebih cepat, jam 12 siang, tapi dengan jam pelajaran yang lebih jelas alokasinya. Di jadwal yang saya susun untuk kelas 5, hari Senin sampai Jumat sebenarnya sudah cukup untuk 34 jam pelajaran (@35 menit). Sudah lebih 2 jam pelajaran dari standar minimal jumlah jam pelajaran SD. jadi hari Sabtu saya jadikan hari olahraga dan bermain. Anak-anak tidak saya suruh untuk membawa buku mereka pada hari sabtu. Cukup datang berpakaian olahraga.

Dalam hal pembuatan rencana ajar, saya sudah membuat sebuah buku RPP yang akan saya gunakan untuk membuat RPP setiap pertemuan semester ini. Buku ini berisi tabel besar yang saya susun sendiri yang mengandung poin-poin RPP. Tapi saya ubah jadi sangat simpel karena saya bermaksud mengajak guru-guru lain untuk melakukan hal yang sama. Buku ini seperti buku absen siswa yang dua baris pertamanya dipotong untuk efektivitas tabel sehingga penggunaannya praktis.

Setiap hari Rabu dan Kamis sepanjang semeter ini saya rutin mengajar kelas tambah

an untuk persiapan kelas 6 menghadapi UAS-BN bulan Mei nanti. Saya mengajar Matematiika dan IPA. Untuk matematika saya akan selalu membahas soal-soal UAS-BN tahun-tahun sebelumnya dari buku yang saya beli di Ternate. Saya pikir akan lebih efektif seperti itu. Dan untuk IPA saya memilih melakukan percobaan-percobaan dari materi-materi yang juga ada di kumpulan soal-soal UAS-BN.

3 minggu pertama semester 2 ini saya baru menyelesaikan kegiatan parents meeting. Ini adalah kegiatan kunjungan ke setiap rumah anak-anak kelas 5 untuk bersilaturahmi dengan orang tua atau wali mereka. Kunjungan saya lakukan setiap malam sehabis Isya. Biasanya setiap malam saya mengunjungi 2-3 rumah. Agendanya adalah menumbuhkan pemahaman pentikngnya kerjasama antara orang tua dan guru dalam mendidik anak. Saya juga menyampaikan beberapa hal seperti soal sarapan anak supaya anak-anak cukup bisa bertahan sampai jam 12 tanpa minta izin pulang karena harus sarapan karena biasanya mereka akan terlambat kembali ke sekolah atau bahkan lupa kembali. Lalu soal pelajaran anak saya meminta orang tua untuk menanyakan pelajaran harian anak-anak setiap pulang sekolah. Saya pikir itu akan membantu anak-anak mengingat-ingat kembali apa yang diajarkan hari itu. Saya juga meminta orang tua untuk selalu mengingatkan anaknya menyerjakan tugas rutin berupa tugas menulis yang harus dibuat di buku tulis khusus. Tugas ini saya berikan untuk meningkatkan intensitas menulis dan membaca anak-anak yang selama ini sangat kurang. Dari kunjungan ini saya mendapatkan lebih dari yang saya harapkan. Saya jadi lebih mengetahui keadaan keluarga anak-anak kelas 5. Latar belakang ekonomi, keluarga, dan kebiasaan-kebiasaan mereka.

Kegiatan rutin saya setiap sore hari adalah menemani anak-anak kelas 5 dan kelas 6 (dan kadang beberapa anak kelas kecil) yang datang ke rumah untuk mengerjakan PR mereka atau sekedar main jika PR mereka sudah selesai. Awalnya mereka cukup enggan main ke rumah saya, mungkin malu. Tapi setelah beberapa orang datang ke rumah untuk mengerjakan PR matematika yang pernah saya berikan dan merasa menjadi lebih mengerti karena saya jelaskan kembali, anak-anak mulai ramai setiap sore datang untuk belajar atau bermain. Jika tidak ada PR, kadang kami hanya duduk-duduk di teras dengan gitar di tangan saya mengobrol. Mereka punya banyak sekali pertanyaan. Tentang apa saja. Beberapa kali saya bahkan harus menunda menjawab karena saya harus googling dulu. Sebelum magrib atau malam biasanya saya baru ke dermaga untuk mendapatkan sinyal HP, itupun jika beruntung menemukan sinyal GPRS yang bagus sehingga memungkinkan untuk browsing. Dan anak-anak ini pasti akan selalu ingat jika saya berhutang jawaban pada mereka.

Anak-anak kelas 5 ini senang menemani saya berjalan-jalan. Pada kunjungan parents meeting misalnya, sejak sehabis magrib setelah mereka makan malam, mereka sudah standby di depan rumah saya sambil memanggil-manggil. Sepanjang jalan-jalan biasanya mereka lagi-lagi tidak berhenti bertanya tentang kehidupan saya di kota, tentang keluarga saya, tentang apapun. Sejujurnya ini tidak mengganggu saya sama sekali. Saya justru lega karena mengetahui mereka nyaman belajar bersama saya.

Sebenarnya banyak cerita-cerita menarik yang saya ingin share tentang pengalaman saya sehari-hari di kelas. Tapi mungkin lebih baik saya tulis di post lain yang khusus.

Oh sebagai penutup, kalo ada yang tertarik main-main kesini untuk liburan sambil mencoba hidup di Pelita, saya tunggu. Disini banyak sekali hal-hal menarik dan seru. Anak-anak juga pasti akan sangat senang. :D

Sekian post saya kali ini.

Remember, stay away from drugs, stay brilliant, and stay alive guys!

kelas 5!

Cerita Lainnya

Lihat Semua