Semakin Grassroots dengan Dangdut

Rahayu Pratiwi 23 Maret 2014

Menikmati malam dan waktu senggang bersama bapak ibu induk semang mungkin menjadi hal yang biasa semenjak di desa. Dari sekedar makan malam, menonton atau sekedar bercengkrama ringan. Beberapa waktu ini dangdut menjadi topik hangat yang sering dibicarakan. Berawal dari hanya ingin sekedar tertawa dan menertawakan orang lain, mencari bahagia yang kadangkala di dapat dengan melihat kebodohan orang lain dan melihat acara televisi yang menjemukan, akhirnya aku dan salah seorang teman mendapatkan siaran Dangdut Akademi di salah satu statiun televisi. Hiburan yang murah meriah itu ternyata pada suatu malam yang bermula di moilong itu menular sampai sinorang.

Dangdut. Musik asli indonesia yang sering dihujat mempunyai magnet sendiri di desa. Ternyata dangdut laris manis. Semua orang di desa rela tidur hingga larut hanya untuk menonton sampai habis konser akademi dangdut. Gagah katanya, apalagi di tambah MC dan komentator yang menampilkan joke-joke yang lucu. Aku yang melihat hanya sekedarnya saja melihat untuk menemani bapak dan ibu induk semang menjadi ikutan melempar atau mengkomentari calon-calon bintang dangdut masa depan itu. Ahh... Sesederhana itu menjadi masyarakat desa...

Awalnya yang hanya sekedar mengisi waktu luang, kini pun dangdut mewabah bahkan hingga ke sekolah. Setiap pagi pembicaraan guru-guru mengenai dangdut, siapa yang gagah, dan siapa saja yang di senggol. Anak-anak pun tak kalah menyimak dangdut. Mereka bisa menirukan lagu dan gayanya para penyanyi itu. Sampai aku pernah bertanya kepada salah satu diantara mereka, "Apakah dorang mau menjadi artis dangdut?" Dengan kepolosan khas anak-anak mereka menjawab, "Mau ibu, tapi dorang ingin menjadi Polwan juga." Hahaha...

Belakangan ini mudah saja jika aku ingin mencari hiburan di desa, tinggal duduk manis di depan tivi bersama ibu bapak yang menyimak dangdut. :D

Semakin grassroot, semakin mengakar rumput.

 

Dangdut it’s the music of my country :)


Cerita Lainnya

Lihat Semua