info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Love at The First Sight

Raden Roro Cahya Wulandari 23 Juni 2011
Jangan dulu bicara cinta saat badan ini merantau jauh. Jangan dulu bicara hati manakala jarak begitu jauh. Tapi tak bisa lagi perasaan ini ditahan. Maaf kawan, tapi saya belum-belum sudah jatuh hati di tanah ini. ... Saya tidak akan pernah lupa. Siang itu, saat mata masih setengah menutup dan jiwa belum sepenuhnya berada di raga, dari kaca jendela pesawat terlihat hamparan dataran tinggi bewarna hijau. Di sekelilingnya air laut bewarna hijau bak batu giok. Langit cerah bewarna biru sedikit abu-abu, malu-malu rupanya ia meneteskan air hujan sedikit demi sedikit. Tempat indah itu bernama Fak-Fak. Kabupaten di Papua Barat. Tempat yang konon termahal biaya hidupnya di Papua. Entah benar entah tidak, itu kata orang, saya pun baru sekali ini menginjakkan kaki ke tanah papua. Aih ... indah bukan main. Esok pagi hari setelahnya saya sadar, bahwa keindahan tak terhenti di kota saja. Tempuhlah 1,5 jam dengan perahu panjang maka akan kau temui Urat, sebuah kecamatan yang letaknya berbeda pulau. Perjalanan dengan perahu itu membuat saya dan teman saya melayang-layang seperti naik roller coaster di atas air. Gelombang cukup besar dan pagi itu langit tak lagi malu meneteskan hujannya ke bumi. Urat, asing nama tempat itu namun tak asing di telinga. Saya tahu ada urat nadi, urat dekat otot dan tulang. Tapi Urat, Fak-Fak Timur ... saya tak pernah dengar sebelumnya. Maka demikianlah, 1,5 jam perjalanan roller coaster air saya tempuh hingga perahu menepi di pesisirnya. Orang-orang berkulit hitam tampak kontras dengan gigi-gigi kemerahan akibat mengunyah pinang (makanan khas yang dikunyah bersama kapur) menyambut saya. Salami mereka satu-satu. Maka rasa asing itu pun hilang. Di balik wajah-wajah antagonis itu, tersimpan hati-hati protagonis yang tulus. Maka hari itu pun dimulai. Hari dimana saya jatuh cinta. Pada Urat. Pada pantainya, pada masyarakatnya, pada anak-anak kecil yang berlarian tanpa busana dan bermandikan pasir, pada setiap pancaran mata berisikan mimpi. Ya, saya telah jatuh cinta pada pandangan pertama.

Cerita Lainnya

Lihat Semua