info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Ternyata Ketulusan (memang) Menular!

Raden Ajeng Annisa Nirbito 9 Juni 2014

 

Ketulusan itu menular. Ya, kalimat itulah yang terus terlintas di benak saya ketika menerima surat dari seorang relawan Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM), Neiva Annur Syahistie. Eva, demikian nama panggilannya, kini menjadi sahabat pena muridku, Sariyah.

Sungguh takjub saat menerima surat balasan dari Eva, karena selain surat darinya, ternyata ‘terselip’ surat lain dari 16 orang temannya. Di dalam suratnya untukku, Eva yang masih duduk di kelas VII di sebuah SMP unggulan di Depok, Jawa Barat menulis, “pada awalnya teman-teman saya tidak suka menulis surat sahabat pena Kak, tetapi setelah beberapa kali saya tunjukkan surat dari Sariyah, mereka tertarik untuk menulis juga lho.” Luar biasa! Seorang anak yang masih kelas VII SMP sudah dapat mengajak teman-temannya untuk ikut berbagi cerita dan mengirimkan semangat untuk anak-anak yang bahkan belum mereka kenal, anak-anak yang tinggal di garis terdepan nusantara, yang berada ratusan kilometer jauhnya dari tempat tinggal mereka. Inilah kekuatan dari sebuah ketulusan, yang tidak mengenal batas usia ataupun jarak.

Berkat Eva yang memperlihatkan surat balasan yang ditulis oleh Sariyah, teman-teman di sekolahnya dan bahkan seorang pembina ekstrakurikuler tertarik untuk menulis surat dan menjadi sahabat pena dari anak-anak SDN 6 Sungai Cingam.

Antusiasme Eva dan teman-temannya untuk menulis surat sama tingginya dengan antusiasme anak-anak SDN 6 Sungai Cingam. Untaian kata-kata motivasi dan cerita tertulis dalam surat-surat yang dikirimkan Eva. Membaca surat Eva membuat saya teringat akan beberapa bulan yang lalu, saat anak-anak sangat takjub dan gembira menerima surat-surat yang dituliskan oleh relawan FGIM dan surat dari murid-murid temanku sesama pengajar muda, Arliska Fatma Rosi. Saat itu adalah pertama kalinya mereka menerima surat. Saking senangnya, mereka langsung mengerubungiku saat mendengarku berkata, “Anak-anak, Ibu mendapat kiriman surat untuk kalian.” Setelah itu, mereka langsung membaca surat yang ada di genggaman mereka dengan suara lantang. Belum selesai surat dibaca, sudah banyak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mulut-mulut mungil itu, antara lain, “Depok itu dimana, Bu?”, “Astronot itu apa, Bu?”, “Di Sukabumi ada apa saja, Bu?”, “Kalau saya rajin belajar nanti bisa pergi ke Australia juga ya Bu?”.

Saat itulah, untuk pertama kalinya juga mereka belajar menulis dan membalas surat untuk sahabat pena. Seseorang yang belum mereka kenal, tetapi sudah mengulurkan tangan untuk menjalin tali persahabatan melalui secarik kertas. Mereka belajar untuk berkomunikasi dan mengungkapkan pikiran mereka melalui untaian kata-kata yang sederhana, dengan gaya bahasa khas anak-anak yang polos dan apa adanya. Ada yang bercerita tentang cita-cita, pohon-pohon mangga dan durian di sekitar rumah yang belum berbuah, bersepeda ke pantai, kegiatan sehari-hari orang tua mereka yang menoreh karet dan menjaring ikan, sampai cerita tentang pengalaman jatuh ke dalam parit. Tak puas dengan tulisan, gambar sederhana dari anak-anak pun turut memeriahkan surat untuk sahabat pena mereka.

Mereka pun tak sabar untuk surat balasan dengan berkata, “Bu, surat saya yang kemarin ditulis sudah dikirimkan belum?” Karena kantor pos kami terletak di ibukota kecamatan yang jaraknya sekitar 60 km dari desa, maka anak-anak tidak dapat mengirimkan suratnya sendiri. Namun hal itu bukanlah masalah, yang terpenting mereka telah belajar untuk berkomunikasi dan berbagi cerita melalui surat. Dan hasilnya sungguh tak disangka, sepucuk surat balasan dari Sariyah untuk Eva telah ‘melahirkan’ banyak surat-surat lainnya. Memang benar adanya, ketulusan dan semangat itu menular!

Catatan: Saat cerita ini ditulis, anak-anak SDN 6 Sungai Cingam akan bersiap untuk membalas puluhan surat yang akan dikirimkan ke sahabat penanya yang berada di beberapa titik di negeri ini. Mereka menjalin tali persahabatan melalui kata-kata tulus yang dituliskan dalam selembar kertas. Energi positif dan optimisme akan terus mengalir dan dirasakan oleh siapapun yang membacanya. Terima kasih kepada Eva yang memperluas jalinan komunikasi anak-anak di SDN 6 Sungai Cingam. Semoga persahabatan ini akan terus terjalin :)


Cerita Lainnya

Lihat Semua