Kue Singkong ala Chef Tanah Rata

Putri Rizki Dian Lestari 2 April 2012

Usai try out anak-anak kelas 6 ku ajak membuat kue singkong. Mereka tidak pernah ada yang merasakan kue tersebut bahkan tak ada yang tahu seperti apa bentuknya. Aku mendapat resep tersebut dari Ibu Weilin, guru saya seorang pengajar I-Teach. Resep kue singkong ini aku tulis di papan tulis, bahan ku siapkan diatas meja. Sebelumnya mereka telah ku beri tahu bahan-bahannya.

Alat dan Bahan-bahan

v  Ulekan

v  Piring

v  Pisau

v  Baskom

v  Singkong yang telah direbus

v  Garam  dan Gula

v  Susu kental manis

v  Kue kering

Cara membuat

1.       Tumbuk/ulek singkong rebus hingga halus

2.       Masukkan susu kental manis, garam dan gula secukupnya lalu aduk hingga tercampur rata.

3.       Bentuk dan hias sesuai selera.

4.       Kue siap dihidangkan

 

Aku tambahkan format penilaianku, yakni Kebersihan, Keindahan, Kekompakan dan Rasa. Mereka langsung membuat dengan semangat. Aku juga menyiapkan sabun cair untuk mereka cuci tangan dan juga alat pemotong kuku. Aku periksa semua kuku, tidak boleh ada yang panjang apalagi hitam. Semua anak semangat sekali.

Bukan hanya yang membuat yang semangat, yang menonton dari luar kelas juga semangat, siapa mereka? Siswa kelas 1, 2 dan 3 yang hari itu tak bersekolah ke Madrasah. Mereka bernyanyi dengan nada ciptaan mereka sendiri “Eshon tero... eshon tero...” artinya saya mau.

Ada kelompok yang kuenya sangat lengket dan tidak bisa kalis, aku beri tahu untuk mencampurnya dengan kue kering yang dihaluskan agar tidak terlalu lengket. Kue-kue mungil pun berhasil dibentuk. Aku mau bukan hanya aku yang menilai, tapi juga anak-anak yang sudah menanti sepenuh hati dan guru-guru lain.

Mereka membagi-bagi kue singkong buatan mereka, para penonton langsung menyerbu dengan suka cita. Aku tanya bagaimana rasanya? Mereka bilang “Nyaman bu...nyaman...” artinya enak. Lalu ada anak yang tanya “Eshon tero poleh bu, boleh?” (Saya mau lagi bu, boleh?) kalau ku izinkan satu, pasti yang lain mau, iseng-iseng ku bilang musti beli, yang lain dijual harganya seribu. Beberapa anak langsung bilang “Yaaaah” tapi si kecil nofal lari dan tiba-tiba kembali dengan uang seribu rupiah.

Aku dan anak kelas 6 tertawa terpingkal-pingkal. Waaah ternyata kue kita laku. Hari anak-anakku telah belajar memproduksi tak hanya menjadi konsumen sejati.

Kue Singkong ala Chef Tanah Rata

Usai try out anak-anak kelas 6 ku ajak membuat kue singkong. Mereka tidak pernah ada yang merasakan kue tersebut bahkan tak ada yang tahu seperti apa bentuknya. Aku mendapat resep tersebut dari Ibu Weilin, guru saya seorang pengajar I-Teach. Resep kue singkong ini aku tulis di papan tulis, bahan ku siapkan diatas meja. Sebelumnya mereka telah ku beri tahu bahan-bahannya.

Alat dan Bahan-bahan

v  Ulekan

v  Piring

v  Pisau

v  Baskom

v  Singkong yang telah direbus

v  Garam  dan Gula

v  Susu kental manis

v  Kue kering

Cara membuat

1.       Tumbuk/ulek singkong rebus hingga halus

2.       Masukkan susu kental manis, garam dan gula secukupnya lalu aduk hingga tercampur rata.

3.       Bentuk dan hias sesuai selera.

4.       Kue siap dihidangkan

 

Aku tambahkan format penilaianku, yakni Kebersihan, Keindahan, Kekompakan dan Rasa. Mereka langsung membuat dengan semangat. Aku juga menyiapkan sabun cair untuk mereka cuci tangan dan juga alat pemotong kuku. Aku periksa semua kuku, tidak boleh ada yang panjang apalagi hitam. Semua anak semangat sekali.

Bukan hanya yang membuat yang semangat, yang menonton dari luar kelas juga semangat, siapa mereka? Siswa kelas 1, 2 dan 3 yang hari itu tak bersekolah ke Madrasah. Mereka bernyanyi dengan nada ciptaan mereka sendiri “Eshon tero... eshon tero...” artinya saya mau.

Ada kelompok yang kuenya sangat lengket dan tidak bisa kalis, aku beri tahu untuk mencampurnya dengan kue kering yang dihaluskan agar tidak terlalu lengket. Kue-kue mungil pun berhasil dibentuk. Aku mau bukan hanya aku yang menilai, tapi juga anak-anak yang sudah menanti sepenuh hati dan guru-guru lain.

Mereka membagi-bagi kue singkong buatan mereka, para penonton langsung menyerbu dengan suka cita. Aku tanya bagaimana rasanya? Mereka bilang “Nyaman bu...nyaman...” artinya enak. Lalu ada anak yang tanya “Eshon tero poleh bu, boleh?” (Saya mau lagi bu, boleh?) kalau ku izinkan satu, pasti yang lain mau, iseng-iseng ku bilang musti beli, yang lain dijual harganya seribu. Beberapa anak langsung bilang “Yaaaah” tapi si kecil nofal lari dan tiba-tiba kembali dengan uang seribu rupiah.

Aku dan anak kelas 6 tertawa terpingkal-pingkal. Waaah ternyata kue kita laku. Hari anak-anakku telah belajar memproduksi tak hanya menjadi konsumen sejati.


Cerita Lainnya

Lihat Semua