Langkah Kecil Junita

Prawinda Putri A 5 Maret 2015

“Ini masih jauh, nak?” Saya bertanya sambil sedikit terengah-engah mengikuti Junita yang berjalan di depan saya.

Dikde (Tidak) bu. Sebentar lagi kok.” Dengan lincah Junita menyusuri jalan setapak di antara pepohonan kopi.

Siang itu, saya ikut ke rumah Junita sepulang sekolah. Bukan rumah juga sebenarnya. Junita tinggal di dangau, semacam pondok kecil di tengah kebun kopi. Keluarganya tidak memiliki rumah di desa ini. Awalnya mereka menumpang di rumah orang. Tapi sekarang mereka memutuskan untuk tinggal di dangau tersebut. Hal ini membuat Junita harus berjalan kaki sekitar 30 menit untuk ke sekolah.

Langkah kaki Junita memang kecil-kecil. Tapi dia berjalan dengan sangat lincah meloncati akar pohon dan menyebrangi jembatan kayu yang hanya diperkuat oleh beberapa lilitan kawat seadanya.

“Kamu tidak takut pulang sekolah sendiri lewat kebun dan hutan?” Tanya saya.

“Tidak bu. Awalnya takut. Tapi sambil jalan aku berdoa saja. Lama-lama sampai juga di rumah.” Jawabnya dengan Bahasa Indonesia yang baik.

Junita masih kelas 4. Dia pandai sekali berbahasa indonesia dan membaca puisi. DI akhir Februari kemarin kami mengikutkan dia lomba membaca puisi di Kecamatan. Dengan semangat setiap pulang sekolah Junita latihan di rumah saya. Dia juga sering membaca buku di perpustakaan kecil yang saya buat di rumah. Novel-novel karya Ronald Dahl dilahapnya dalam waktu beberapa jam saja. Melihat kegemarannya membaca saya memberi Junita tantangan.

“Ibu tantang kamu selesai membaca novel ini dalam waktu 10 malam.” Ujar saya sembari memberikan novel Serial Anak Mamak milik Tere Liye kepada Junita.

Tidak sampai 10 malam. Cukup 5 hari kemudian Junita menghampiri saya di sekolah. “Sudah selesai saya baca, bu.” Dia mengembalikan novel kepada saya. Saya tentu saja kaget. Novel Amelia tersebut tebalnya hampir 400 halaman. Kecepatan dia membaca hampir seperti orang dewasa.

“Oke! Ibu beri tantangan lagi. Besok ibu mau ke kabupaten dua malam. Saat ibu kembali, kamu buat ringkasan dari novel tersebut sebanyak dua halaman penuh. Bisa?”  

Junita mengangguk semangat dan langsung berlari ke lapangan untuk bermain dengan teman-temannya.

Di akhir bulan Maret ini Junita akan ke kabupaten mengikuti lomba. Dia menjadi perwakilan Kecamatan Semende Darat Ulu karena di lomba kecamatan kemarin dia mendapatkan peringkat pertama. Bukan pertama kali bagi Junita mendapatkan Juara 1 di lomba. Tapi ini menjadi kesempatan pertama dia pergi ke kabupaten untuk mewakili kecamatannya. Mungkin ini hanyalah satu langkah kecil baginya, tapi semoga langkah kecil ini dapat menuntun Junita ke langkah-langkah besar lain di hadapannya.

jj

Cerita Lainnya

Lihat Semua