Broadcast (Bukan) Bencana

Prawinda Putri A 7 November 2014

Saat di bangku kuliah saya ingat pernah mempelajari  snowball effect theory yang berlaku di media. Hal ini sudah sering saya lihat contoh konkritnya di media sekitar. Tak disangka, saya menjadi korban dari teori ini.

                Berawal dari ingin melanjutkan kebiasaan anak-anak memiliki sahabat pena yang sudah dibangun oleh Pengajar Muda sebelum saya, saya iseng mengirimkan Broadcast di BBM kepada beberapa teman kuliah saya. Broadcast tersebut berisi ajakan untuk menuliskan surat semangat kepada anak-anak di SD saya. Isinya bisa tentang profesi yang ditekuni, atau cerita tentang jurusan kuliah. Supaya lebih seru saya minta juga melampirkan foto mereka di tempat kerja. Tujuannya supaya menambah pengetahuan murid saya tentang apa saja profesi yang ada di luar. Memang, kebanyakan orang tua mereka adalah petani kopi. Kemungkinan mereka melanjutkan bekerja sebagai petani kopi kedepannya sangat besar. Tapi apabila mereka mendapat semangat dan motivasi dari para profesional di luar sana, siapa tahu mereka bisa menjadi dokter yang memiliki penghasilan sampingan dari kebun kopi. Atau, seorang ahli pertanian yang dapat mengembangkan perkebunan kopi di desanya. Atau, bisa juga menjadi ahli teknologi pangan yang dapat mengolah biji kopi menjadi produk dengan daya jual tinggi. Tidak hanya bergantung menjual biji kopi ke tengkulak saja.

 Entah bagaimana pesan tersebut rupanya disebarkan oleh teman saya lainnya. Mungkin teman-teman saya terlalu sosialita di sosmed atau apalah, hingga sekitar tiga hari kemudian saya kebanjiran SMS yang menanyakan tentang info surat tersebut. Tak terhitung SMS yang masuk, jempol saya sampai pegal balasnya. (Maklum, hape di dusun bukan smartphone dengan keypad QWERTY. Yang penting mah bisa dapat sinyal udah Alhamdulillah)

                Rupanya Broadcast saya menyebar kemana-mana. Ada kawan saya yang memberi kabar bahwa broadcast saya muncul di timeline Path miliknya, dan juga di posting di facebook oleh dosennya. Tak lama, Trustee saya menanyakan apakah benar broadcast tersebut dari saya. Lalu ada juga telepon yang membanjiri handphone saya. Mulai dari istri pensiunan TNI, seorang Ibu mantan istri Menteri dan juga merupakan sahabat dari Istri Bapak Anies Baswedan. Bahkan ada yang SMS dari Pemuda Indonesia yang kuliah di Jerman, Australia, dan Tokyo. Heboh lah pokoknya!

                Selain itu, saya juga merepotkan kantor pos. Karena surat tersebut dikirimkan ke PO BOX milik Pengajar Muda Muara Enim di Kantor Pos pusat Muara Enim. Menurut Pak Heri yang merupakan kepala kantor pos, belum pernah PO BOX kami kebanjiran surat seperti itu. Bahkan kantor pos Muara Enim sampai di telepon oleh pusat, dikiranya PO BOX tersebut bersifat komersil. (Maaf ya Pak Heri. Semoga Kopi kiriman saya bisa mengganti kerepotan yang saya sebabkan)

                Surat yang datang tentu sangat melimpah. Saya bagikan kepada murid kelas lima dan enam yang sudah pandai menulis dan lancar membaca. Saya mengajak mereka untuk membalas beberapa surat tersebut. Beberapa surat yang tidak ada alamatnya untuk di balas, saya baca bersama murid. Ini bertujuan untuk memperlancar membaca mereka, dan juga mengajarkan mereka membalas surat dengan baik dan benar. Karena sebelumnya mereka tidak tahu fingsi “Kepada”, “Pengirim” dan “Untuk” yang ditulis di amplop surat. Tapi sekarang anak-anak sudah mengerti ^^

                Tak disangka, broadcast saya yang menghebohkan banyak pihak ternyata benar-benar memberikan semangat kepada murid didik saya. Ada yang ingin menjadi dokter karena mendapat surat dari Mahasiswi kedokteran. Ada yang ingin jadi Insinyur karena mendapat surat dari pemuda bangsa yang bekerja sebagai kontraktor membangun jembatan Suramadu dan sebagainya. Ada yang mau kuliah. Belum tahu kuliah di jurusan apa. Pokoknya mau kuliah karena membaca surat dari seorang mahasiswa.

                Yang saya lakukan hanyalah hal kecil. Hanya mengirim Broadcast via BBM kepada beberapa kontak saja. Tidak perlu waktu lama mengirim Broadcast tersebut. Bahkan tidak sampai 30  menit. Tapi efek dan dampak yang dihasilkan sungguh luar biasa dan di luar ekspektasi. Saya juga mendapatkan banyak kontak baru melalui Broadcast tersebut.

                Surat semangat ini sebenarnya tidak hanya Pengajar Muda saja yang bisa melakukannya. Pemuda – Pemudi bangsa lainnya juga bisa kok. Para profesional dan mahasiswa/i di kota juga bisa melakukannya. Lihat di daerah sekitar kalian, pasti ada SD terdekat. Kalian bisa bekerja sama dengan SD tersebut untuk menulis surat semangat dan membangkitkan semangat anak-anak menulis surat dan memiliki sahabat pena. Hal ini sekilas terlihat simple, tapi sebenarnya memberikan efek yang besar. Karena sebenarnya pendidikan adalah tanggung jawab kita semua. Bukan begitu?


Cerita Lainnya

Lihat Semua