info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Maulid Nabi kami begini loohh...

Popi Miyondri 5 Juni 2013

27 Januari 2013

 

Jam 10 pagi ini, selepas pulang dari pasar dan setelah mengobrol dengan keluarga, aku bersiap-siap untuk pergi ke acara Maulid Nabi yang diundang dari kakak angkatku yang lain, aku memanggilnya mama tengah sisir karena beliau anak ke 3 dari 8 bersaudara dan tinggal di kampung Sisir. Ini undangan kedua untuk acara Maulid Nabi yang tanggal 24 Januari 2013  umat muslim mengucapkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, dan masih ada undangan susulan untuk acara Maulid Nabi tersebut.

Di Kokas, atau kebanyakan di daerah Fakfak ini, merayakan Maulid dengan acara Maulid besar yang diselenggarakan di Mesjid atau Imam yang ada disini dan Maulid antar Fam (marga) yang banyak diselenggarakan. Nah yang aku ikuti di rumah mama tengah sisir ini adalah acara Maulid Fam Suaery. Perbedaannya antara Maulid besar dan Kecil Maulid besar dirayakan dengan menggunakan rabana dan sambil bernyanyi solawat, mendatangkan penceramah dan diselengarakan sampai malam. Sedangkan Maulid kecil hanya sebentar saja. Persamaannya adalah sama-sama mengucapkan Janji dan Makan bersama.

Mengucapkan janji atau berjanji disini adalah hal yang baru aku jumpai disini. Para undangan yang ada sama-sama mengucapkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta sanak saudara dan sahabat beliau. Mereka mengikuti ucapan dari Imam. Sembari bau kemenyan membuat hidung ku  agak sedikit .... (hmm mungkin karena aku belum terbiasa dengan bau kemenyan walaupun sudah 6 bulan lebih aku disini dan memang disini sudah tradisi selalu ada kemenyan ketika berdoa). Setelah itu datang 2 orang ibu-ibu (tempat antara lelaki dan perempuan terpisah), 1 ibu membawa nampan yang berisi irisan daun pandan serta seprotan parfum dan 1 ibu membawa tempat untuk menaruh sedekah. Para undanganpun memberi sedekah serta mengambil daun pandan kemudian ibu itu menyemprotkan parfum ke tubuh para undangan. Aku pun mengikuti mereka (namun sayangnya sampai saat ini aku masih bingungmengapa kita harus menggemgam daun pandan dan untuk apa? Karena sampai saatini belum ada yang dapat menjelaskan pertanyaan ku. Hanya tiga kata yang ku dapat “ ya sudah tradisi disini”)

Saat berjanji pun tiba para undangan berdiri termasuk aku, akupun hanya bisa melihat dan kalau ada bacaan doa arab yang aku hafal akupun ikut melantunkannya. Cukup lama untuk berdiri. Kemudian 2 ibu datang lagi kali ini merupakan sedekah Maulud. 1 ibu membawa tempat sedekah dan 1 lagi membawa nampan yang berisi buku lama bertulisan arab(hmm.. dinamakan apa ya, karena, aku rasaa itu bukan  Al-qur’an atau Hadist?atau mungkin buku tuntunan sholawat, hmm.. kurang tau?). tapi itu benar-benar diburu para undangan wanita baik tua dan muda. mereka saling mendahului untuk ke tempat 2 ibu yang sedang berdiri di tempat (sebenarnya mereka bisa berjalan menuju ke sisi tempat para undangan Cuma karena orang banyak jadi berdiri saja sehingga para undangan yang datang kesana). Mereka pun menyerahkan sedekah kemudian mereka mencium buku tersebut dan menyentuh buku itu dengan telapak tangan mereka kemudian telapak tangan itu diusapkan ke wajah mereka, bagi ibu-ibu yang membawa anak, mereka mengusapkan ke wajah anak tersebut. Setelah selesai semua pun duduk dan bersolawat kembali.  Setelah selesai waktu makan pun tiba. Di garis belakang sudah  menyiapkan makanannya kemudian taplak putih yang panjang diletakkan di depan para undangan yang sedang berkumpul sebagai alas (disini memang alas untuk makan itu adalah kain berwarna putih). Para lelaki baik bapak-bapak atau anak muda membantu mengangkat minuman seperti teh dan kopi, kemudian berbagai kue tradisional dan kue Lontar (kue khas Fakfak) serta makanan besar seperti soto atau mie dan lain-lainnya. Para undangan termasuk aku menyantap makanan tersebut. Tradisi disini selalu siap pelastik atau kanton kresek agar para undangan bisa membawa makanan-makanan tersebut sebagai bekal ke rumah masing-masing (mereka pun saling berbagi bahkan ada juga “siapa cepat dia dapat” maksudnya, bagi mereka yang kebetulan ada kue didepannya bisa langsung memasukkan beberapa kue yang diinginkan untuk segera dimasukkan ke kantong dan yang disampingnya bisa cari kue ke tempat yang lain) pemandangan yang cukup menarik. Dan aku?, aku juga membawa pelastik yang berisi kue karena dikasih bukan karena aku ambil. Heheeeh... setelah selesai semua pun pulang setelah berpamitan. Namun ada juga para undangan yang pulang setelah membantu tuan rumah membereskan rumah.


Cerita Lainnya

Lihat Semua