ini cerita ultahku disini, cerita kalian?

Popi Miyondri 3 Juni 2013

Waktu itu temanku melihat foto-foto hari ulang tahun ku disini. Kemudian aku menceritakan bagaimana hari ulang tahunku disini. Dia menyarankan agar aku menceritakan cerita ultah ini ke blog ku. untuk Fahmi PM 4, ini saranmu terwujudkan... (thanks)

4 hari sebelum Ulang Tahunku...

Aku berada di kota Fakfak karena kami, Pengajar Muda ada kerjaan di Kota bersama Ibu Bupati Fakfak untuk menyambut hari cuci tangan sedunia pada tanggal 15 Oktober 2012. Kami mengisi acara disana. Acara ini diikuti oleh siswa TK dan PAUD beserta ibu guru mereka. Setelah acara selesai. Aku membeli peralatan kecil-kecilan untuk persiapan acara ultah yang sederhana. Kebetulan karena ada 4 keponakanku yang berulang tahun dibulan yang sama. Ini juga sekaligus untuk menghibur mereka.

Keesokan harinya aku pulang ke kokas untuk menjalankan tugasku sebagai guru disini.

1 hari sebelum ulang tahunku...

Aku berencana agar acaranya hanya sederhana saja, mungkin sekedar bakar ayam (disini jarang menjual ayam potong, kalaupun ada itu ayam yang sudah dibekukan karena dikirim dari sorong, sehingga harga ayam 1 ekor adalah Rp. 60.000,-hingga 110.000,-). Aku mengajak kakak ipar ku untuk menyiapkan semuanya setelah pulang mengajar.

Pulang sekolah ternyata rencana tersebut tidak seperti yang diharapkan, malah lebih dari harapanku karena orang tua ku yang baru pulang dari kota mendapat cerita dari kakakku. Mama ku segera membuat pesta kecil-kecilan dengan mengundang tetangga agar bisa datang esok malam...

 

19 Oktober

Hari jadi pun tiba. Sama seperti hari-hari biasanya tapi cuma berbeda karena aku melewati hari jadi ini dengan keluarga baru dan lingkungan baru. Paginya aku membeli kue untuk diberikan ke guru-guru dan murid-muridku. Saat tiba di kelas, aku merasa terharu karena muridku serentak menyanyikan lagu “selamat ulang tahun dan Happy Birthday”. Lagu happy birthday pun terasa lucu pelafalan “birth”nya menjadi “bers” hahah tapi aku tetap senang. Habis itu kami memakan kue bersama guru-guru lain.

Pulang sekolah ternyata keluarga sedang bersiap-siap menyiapkan pesta sederhana. Akupun mengajak 2 siswaku yang kebetulan keponakanku untuk meniup balon yang telah ku siapkan, agar keponakan-keponakan kecilku merasa terkejut dan senang ada balon. Tapi karena ketahuan jadinya beberapa keponakanku pun datang untuk meniup balon. Ternyata anak kecil itu pun kuat meniup balon, akupun hanya bisa meniup kira-kira 3 balon dari 25 balon. Heheh

Malam hari itu pun datang. Undangan serta bapak imam pun telah datang. Ya, pesta sederhana ini menghadirkan bapak imam untuk membacakan doa atas rasa syukur karena kami bisa menjalani hidup di dunia ini. Aku, dan keponakanku; Nurul, Sabila, Naila dan Adit disebutkan dalam doa tersebut serta bau kemenyan yang selalu ada (karena disini tradisi membaca doa dengan menggunakan bakar kemenyan). Acara doa pun selesai ternyata Naila dan Adit tertidur. Acara makan daging rusa dan makanan sederhana pun disantap. Masakan lezat buatan mama angkatku pun terasa nikmat dan ditambah kebersamaan yang ada antar kami dan tamu undangan.

Acara tiup lilin pun tiba, aku berencana acara tiup lilinya diganti dengan tiup pelita (sejenis lampu yang ditaruh dalam botol beling berisi minyak tanah dan sumbu kompor kemudian dibakar dengan api) namun hal ini membuat keluarga tertawa jadi mereka berinisiatif menyusun kue roti dan lilin putih tersebut di piring, yang berulang tahun pun meniup lilin bersama, dengan adit yang baru bangun tanpa pakaian diiringi tangisan bangun tidur tetap membuat kami tertawa lepas.

Rasa syukur ku ucapkan, walaupun aku berada dikeluarga baru dan lingkungan baru, kasih sayang yang sama dari mereka aku rasakan. Aku hanya mengucapkan terima kasih karena Allah telah memberikan anugrah yang lebih dari ku harapkan, yaitu keluarga ini.

Acara pun ditutup dengan bermain balon dan teriakan anak-anak serta foto-foto bersama, aku pun mendapat hadiah “amplop” dari rekan senior guru ku. Aku pun menerima karena memang disini tidak baik menolak hadiah pemberian orang. Dengan matinya lampu (disini lampu hanya hidup dari jam 6 sore hingga jam 11 malam, kalau PLN tidak menghidupkan lampu, masing-masing rumah menggunakan genset pribadi untuk menyalakan listrik  di rumah) membuat tamu undangan pulang karena pertanda hari sudah larut malam. Dan rasa terima kasih ku ucapakan karena telah meluangkan waktu untuk berbagi kebahagian bersama.


Cerita Lainnya

Lihat Semua