info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

My Hidden Pearls: The Two Who Fly to Jakarta

Petra Aprillia Monica 13 November 2012

 

 

(13 November 2012)

My kid goes to Jakarta!! Sebuah berita mengagetkan dan sekaligus menyenangkan di awal bulan Oktober, bahwa salah satu anak saya lolos menjadi salah satu delegasi Konferensi Anak Indonesia (KONFA) 2012 yang diselenggarakan oleh majalah Bobo. Di suatu sore, seorang Pengajar Muda (PM) Fak-Fak, Fahmi, SMS saya untuk memberi selamat karena anak saya lolos KONFA 2012. Saya yang belum mendengar apa-apa sebelumnya langsung panik. Panik karena senang dan bingung , takut saya dikerjain. Akhirnya setelah cek sana sini, ternyata benar!Woohoo! I am one happy teacher (:

Memang dari 13 cerita anak-anak yang saya kirimkan, I had a good feeling for two of them, Fina’s and Ratu’s. Tema tahun ini adalah ‘Keselamatanku di Jalan’ dan Fina bercerita tentang keadaan jalan desa yang memang tidak seramai di kota, tetapi tidak kalah berbahaya karena banyak hewan ternak yang bebas berkeliaran dan tidak jarang dia pun sering membantu mengusir mereka dari tengah jalan. Ratu bercerita bahwa dalam perjalanannya ke sekolah setiap hari (yang tidak terlalu jauh karena hanya dipisahkan oleh lapangan) yang tidak kalah menantang karena banyak ‘ranjau’ kotoran sapi dan sering dia mengalami kejadian lucu karenanya.

Ternyata cerita Fina yang berhasil membawanya untuk ke Jakarta dalam acara KONFA 2012 mewakili propinsi NTB. Awalnya saya hanya memberitahukan kepada kepsek dan seorang guru tapi ternyata gosipnya sudah menyebar dan keesokan harinya di sekolah, anak-anak menyerbu saya untuk konfirmasi mengenai kabar yang beredar. Fina sendiri terlihat santai dan malu-malu. Memang di antara kawan-kawannya, Fina cenderung tidak terlalu aktif (baca: cerewet) tapi dalam bidang akademik dia cukup cemerlang.  Saya pun senang dan merasa memang Fina pantas untuk mendapatkan kompensasinya.

Satu bulan persiapan keberangkatan Fina, saya akui menjadi pengalaman yang menantang bagi saya. Malah bukan tentang Fina, tetapi tentang pendamping. Well, pada saat pengiriman cerita saya memang tidak memberitahukan secara detail kepada kepsek. Saya langsung mengumumkan kepada anak-anak mengenai kompetisi ini dan yang berminat silakan datang ke saya. Dan pada hari pengiriman cerita, baru saya memberitahukan kepada kepsek bahwa saya akan mengirimkan 13 cerita anak-anak ke majalah Bobo. Pada saat saya beritahu mengenai kemenangan Fina dan hadiah yang akan didapatnya, beliau cukup skeptik dan terus menanyakan, “lomba apa sih itu? Majalah apa? Biaya keberangkatan darimana?”

Setelah saya menjelaskan detailnya kepada beliau di sekolah (terutama setelah saya pastikan bahwa biaya perjalanan Fina ditanggung oleh pihak penyelenggara dan bukan dari sekolah) beliau pun mulai menanggapinya dengan positif. Apalagi setelah tahu bahwa saya tidak berniat untuk berangkat mendampingi Fina (karena saya memilih guru lokal, Bu Nutfah, guru sukarela yang membantu saya dalam mendampingi anak-anak dalam pembuatan cerita, untuk berangkat mendampingi Fina) dan perjalanan menggunakan pesawat terbang, sejak itu hingga keberangkatan Fina, she insisted that she’s the one who will be flying to Jakarta with Fina.

Bukannya saya tidak ingin beliau pergi, no, tapi Bu Nutfah deserve this reward more than anyone. Di antara kami berdua, jika Bu Nutfah yang pergi, she will get the great experience (it’s a very rare opportunity for people in here, with this kind of economic situation, to be able to go to Jakarta) and knowledge (she can share her knowledge for years to come, rather than me who will be leaving in 1 year time). I thought she can go easily, but I was wrong. Kepsek used any way as possible to get that reward. Bu Nutfah tidak diizinkan untuk pergi dengan alasan beliau harus mengajar dan tidak ada izin dari UPT, well then I came to Dikpora and consult about the situation. Thankfully they supported my opinion. Surprisingly, Kepsekplanned to use BOSsaving to accommodate herself in assisting Fina & Bu Nutfahin Jakarta, well then I consult to Bupati about what’s going on and again, he supported me.

Selain menyelesaikan masalah pendamping, saya juga harus mempersiapkan fisik & mental Fina. Saya ingat hari pertama saya datang ke rumahnya untuk mengabarkan berita itu kepada orangtuanya sekaligus meminta izin, kami disertai dengan rombongan anak-anak lainnya karena bertepatan dengan jadwal Visit Friend (VF) kami. [VF adalah acara saya dengan anak-anak dimana setiap seminggu 2 kali (Kamis & Jumat), kami akan mengunjungi rumah anak yang aktif dalam minggu itu. Selain bersilaturahmi, tujuan pribadi saya adalah untuk berkenalan dengan orangtua mereka dan melaporkan langsung bagaimana perkembangan & kebiasaan mereka di sekolah. Acara ini membuat anak-anak sangat bersemangat di kelas & sekolah agar rumahnya dapat dikunjungi ramai-ramai oleh saya & kawan-kawannya.] Di sepanjang perjalanan ke rumah Fina, mereka meneriakkan “Fina ne’e lao aka Jakarta!” (Fina mau pergi ke Jakarta!) kepada orang-orang di sepanjang perjalanan, jadi semacam arak-arakkan :D Sampai di rumahnya pun belum sempat saya bicara apa-apa mereka sudah excited membeitahukan Ibunya Fina sampai beliau kaget & kebingungan.

Hampir setiap hari Fina, Bu Nutfah & saya bertemu untuk mempersiapkan keberangkatan mereka. Kami berlatih pidato, wawancara, tari adat, dll. Yang paling menyenangkan adalah saat menemani mereka packing dan menjelaskan prosedur naik pesawat terbang :D maklum ini adalah pengalaman pertama mereka bepergian menggunakan pesawat terbang. Persiapan berjalan dengan lancar, dan akhirnya tanggal 4-10 November 2012 kemarin mereka jalan-jalan keliling Jakarta.

Kepergian mereka, lebih ramai dari kepergian orang naik haji! :D seluruh keluarga dari Fina & Bu Nutfah sangat excited mengantar mereka. Sesampainya di Jakarta, laporan pertama Fina adalah, “Tadi waktu kita ketemu tangga yang jalan sendiri itu Bu, di bandara, saya sama Bu Nutfah langsung pegangan tangan dan loncat! Terus sekarang kita sudah di hotel. Wah, hotelnya besaaar, ruang makannya besaaar, terus terus Bu, ada kamar mandinya di dalam kamar tidur kami! Ada AC-nya juga lagi Bu!”

Saya tanya, “Fina senang?”

“Senang sekali Bu!”

I tell you, that’s the best moment ever! For knowing that the people you loved are happy and you are a part of it.


Cerita Lainnya

Lihat Semua