Pulang

Pemi Lestari 14 Maret 2012

“Pulang adalah kapanpun kau kembali ke tempat yang kau anggap rumah”

Terinspirasi dari contact di multiply, dia menulis blog tentang “pulang”. Contact saya ini adalah seorang perantau, bekerja di pulau yang berbeda dengan tempat kelahirannya. Dia menuliskan bahwa istilah “pulang” jadi memiliki banyak makna baginya, tergantung dimana ia menyebutkannya.

Manakala di kantor, pulang berarti kembali ke kontrakan. Manakala di kontrakan, pulang berarti kembali ke kampung halaman. Kira-kira begitulah. Tak disangka, akhirnya saya juga mengalami hal yang mirip dengannya. Memiliki banyak makna dari satu kata “pulang”. Bagi saya, definisi dari pulang adalah kapanpun seseorang kembali ke tempat yang dia anggap rumah. Maka pulang, sangat tergantung dari apa yang kau anggap sebagai “rumah”.

Suatu hari saya terlibat perbincangan dengan kakak saya

|Untung aku gajadi pulang |Maksudnya apa de kok ga jadi pulang. Emang rencananya mau pulang |Pulang ke rumah gw di langkahan. Ini gw masih di kota |Oo iya. Kamu sekarang punya rumah selain di cijantung | Tepat pada hari itu, saya baru saja mengganti tempat tinggal di profile FB saya, dari DKI jakarta jadi Langkahan, Aceh Utara. Maka, pulang bagi saya, tidak selalu berarti kembali ke rumah di cijantung.

Di masa awal-awal saya tinggal di aceh, orang-orang sekitar suka bertanya kapan saya akan pulang. Yang mereka maksud dengan pulang adalah kembali ke jakarta, kampung halaman saya. Tapi ternyata, di kemudian hari, pulang bagi mereka tidak bermakna yang sama lagi. Inilah yang menarik sekaligus mengharukan, yakni pergeseran makna kepulangan saya bagi mereka.

Pada masa-masa terakhir kami di aceh, kami menetap di lhokseumawe. Atas arahan kepala dinas kami diminta merapat ke kota. Kembalinya kami ke desa lebih bersifat kunjungan, beberapa kawan tidak dibolehkan bermalam. Dan masa-masa itu, ketika saya pulang ke desa, tetangga-tetangga dan kerabat yang berpapasan dengan saya akan bertanya “pajan wo?” Saya pikir “wo” yang mereka maksud adalah “wo u jakarta”, ternyata setelah dikonfirmasi wo yang mereka maksud adalah pulang ke geudumbak, desa saya di aceh utara. Maksud pertanyaan mereka adalah kapan saya pulang ke Geudumbak, karena biasanya saya berada di Lhok.

Sungguh saya terharu dengan fakta ini. Pulang akan sangat erat definisinya dengan rumah. Maka, kalau boleh saya menyimpulkan, jika kerabat saya di geudumbak menerjemahkan pulang bagi saya adalah kembali ke geudumbak, itu artinya mereka menganggap bahwa rumah di geudumbak adalah rumah saya juga. Itu artinya, bukan hanya saya yang menganggap bahwa Geudumbak adalah rumah saya, keluarga Pak Sekdes Geudumbak adalah keluarga saya, tapi mereka juga demikian. Bolehkah kalau saya simpulkan artinya mereka menerima saya sebagai bagian dari mereka?

Dan ketika menulis ini air mata saya mengalir (sungguh, tidak saya rencanakan!). Saya teringat Marisa, Muhadir, dan Ira, adik-adik saya di aceh. Saya teringat sambutan mereka yang kurang lebih sama setiap baru melihat saya di rumah setelah kembali dari kota, “eeh, kak Ludi sudah pulang”.

~dan bila menulis tentang aceh Ludi hampir selalu jadi mellow

Terjemahan bahasa aceh:

Pajan : kapan

Wo : pulang


Cerita Lainnya

Lihat Semua