So Much for Heroism
Patrya Pratama 6 Februari 2011
Saya mengerti bahwa ketika dunia pendidikan Indonesia masih banyak yang harus diperbaiki, Gerakan Indonesia Mengajar adalah salah satu yang unik dan berpotensi berkontribusi yang besar bagi anak-anak sekolah yang didatangi. Meskipun demikian, menurut pendapat saya, Gerakan ini janganlah membuat kita melupakan bintang sebenarnya dalam dunia pendidikan kita, dengan melihat kisah-kisah (terkesan atau memang) heroik para pengajar muda. Guru-guru di pedalaman (be they like or dislike), orangtua siswa di pedalaman yang masih bermimpi anak mereka bisa bersekolah ke Mesir, anak-anak SD yang despite the obstacles manage their way to the school.
If it has sounded like a heroic story for Pengajar Muda, those people has been heros all their life even before we start this campaign. Percayalah, apa yang dialami Pengajar Muda (menurut saya setidaknya) belum ada apa-apanya bila dibandingkan dengan apa yang telah dialami dan dilewati oleh orang tua, guru, dan siswa penempatan kami.
Thus, continuing the praise and hero-congratulating attitude for us does not (i repeat, does not) feel right. It simply continues putting those real hero in the trenches, being sidelined for yet another person from the city. Menurut saya, ini adalah saat di mana kita menempatkan orang-orang itu di center stage. The place they have been well-deserved all this time around.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda