Skak Mat

Patrya Pratama 6 Februari 2011
Anies Baswedan mengatakan bahwa salah satu keunggulan para pengajar muda ketimbang guru-guru pada umumnya adalah bahwa kami hanya mengajar hanya dalam satu tahun sehingga kami semua bekerja dalam target tertentu dan melihat “ujungnya”. Di satu sisi hal ini memang berdampak positif karena kami jadi terpacu untuk melihat segala sesuatu berdasarkan time constraint yang terpatok, namun ada juga sisi lain yang membuat saya berpikir berkali-kali mengenai keuntungan ini. Hal yang membuat saya terpikir lagi dan lagi adalah percapakan beberapa guru di sore itu. Beberapa guru sedang membicarakan kemungkinan bahwa mereka akan mendapatkan uang yang cukup banyak hasil menjual barang antik. Dengan adanya prospek yang besar tersebut, mereka lalu bercerita bahwa bila pun memang berhasil mereka sangat ingin masuk menjadi PNS, “nembak” jadi PNS pun akan mereka lakukan. Mereka juga mengatakan bahwa menjadi guru di sekolah lain adalah lebih diinginkan ketimbang di Labuangkallo. Saya lalu setengah bercanda mengatakan, “ya Bapak, lapak sekolahnya sepi dong?”. Mereka pun balik bertanya pada saya, “ya coba kalau mas jadi saya, dengan tuntutan anak istri seperti saya, apakah sekolah ini layak untuk didahulukan?”. Skak mat lah saya, hell yeah if i were them, 95% i would do exactly as them: flee the island and the school. Ada sesuatu yang salah di pendidikan kita, saat ketenangan pikiran para pendidik kita pada keluarga mereka berada dalam kondisi vis a vis dengan suksesnya sekolah dan anak murid mereka. Why cant we have both?

Cerita Lainnya

Lihat Semua