Manajemen Kelas (untuk hari normal)
Patrya Pratama 6 Februari 2011
Kelas 3 yang saya walikelas-i adalah sebuah kelas berukuran sekitar 4x8 meter yang bersebelahan dengan kelas 2 dengan dipisahkan dengan separator semi-permanen menggunakan papan triplek. Jumlah murid saya sebanyak 15 orang, dengan termasuk 1 orang yang baru saja pindah dari SD desa lain di awal semester 2 ini. Papan tulis adalah sebuah papan tulis hitam dengan menggunakan kapur yang membuat saya bersin-bersin dan celana hitam saya putih-putih setiap kali mengajar. Jadwal (seharusnya) sekolah dimulai pukul 8.00, istirahat pukul 10.00-10.30, dan pulang pukul 12.00. Jadwal ini sebenarnya merupakan “kompromi” dengan kebiasaan yang telah ada sebelumnya yang menyatakan sekolah harus dimulai pukul 7.30 dan berakhir pukul 12.40 dengan istirahat sebanyak 2x sepanjang 15 menit. Hari Jumat adalah pelajaran olahraga dan sabtu adalah pelajaran “bebas”.
Tantangan utama yang harus dihadapi oleh kelas saya adalah memfokuskan murid dari aktivitas anak kelas 2 (kelas sebelah). Guru kelas 2 sebelah saya memiliki “metode yang berbeda” dengan saya yang membuat murid-muridnya bebas berkeliaran bahkan selama pelajaran berlangsung. Tidak jarang murid kelas 2 ikut “merecoki” murid kelas 3 saya selama pelajaran. Tantangan lainnya adalah ketika ada guru-guru yang sedang ke luar desa yang mengharuskan saya mengajar lebih dari 1 kelas.
Berikut adalah rundown saya dalam pelajaran kelas selama satu hari.
1. berbaris (5 menit)
Siswa saya wajibkan berbaris sebelum masuk dengan membereskan segala makanan-minuman yang masih mereka nikmati. Ketua kelas memimpin barisan. Siswa baris menurut ketinggian. Tidak masuk bila tidak rapi dan antri. Beberapa minggu pertama siswa masih banyak yang menyelak atau baris asal-asalan walaupun sekarang telah jauh membaik. Anak kelas 2 pun jadi turut berbaris dengan kelas 3 saya karena seringkali guru kelas 2 tersebut terlambat, namun ini bagus juga dengan alasan praktis saja.
2. memungut sampah. (3 menit)
Jadwal piket saya hidupkan lagi setelah sebelumnya tidak pernah diterapkan oleh guru-gurunya. Biasanya saya hitung hingga 20 untuk siswa membersihkan ruangannya dari sampah-sampah.
3. berdoa (3 menit)
Doa dan beri salam pada guru dipimpin oleh siswa secara bergantian setiap harinya berdasarkan nomor absen siswa. Doa adalah doa memulai pelajaran yang disebutkan siswa secara keras bersama-sama. Sebelumnya, doa dilakukan dengan cukup menunduk saja dengan banyak bercanda. Saya merubahnya karena menurut saya tidak ada poinnya berdoa dengan cara demikian.
4. absen (5 menit)
Saya mengabsen siswa satu persatu dengan menanyakan alasan bila ada yang terlambat. Bila ada yang hadir tanpa keterangan, saya berikan smiley “manyun” di lembar “akhlak siswa” di depan kelas dan memastikan seluruh kelas melihatnya. Papan “akhlak siswa” adalah semacam rekord pahala dan dosa di sekolah yang dibuat oleh para siswa saya untuk hal-hal yang perlu saya enforce, seperti mengerjakan PR, tidak membolos, tidak terlambat, solat 5 waktu, membaca buku di perpustakaan.
5. mengumpulkan PR (5 menit, untuk matematika 30 menit)
Seluruh siswa saya minta mengumpulkan PR yang telah dikerjakan. Yang mengerjakan PR saya berikan supermanwush dari seluruh kelas dan bagi yang tidak mengerjakan saya kembali berikan smiley manyun. Khusus untuk PR matematika, langsung diadakan pembahasan soal dengan anak-anak diminta maju mengerjakan PR nya di papan tulis (dengan saya undi).
6. Calistung (30 menit)
Setengah jam pertama saya fokuskan untuk baca-tulis-hitung a.k.a mengejar hal-hal mendasar yang telah mereka lewatkan 3 tahun sebelumnya. Hal-hal berikut saya lakukan secara berganti-gantian:
a. hal-hal mendasar
Anak-anak saya ajarkan menggunakan buku yang baik dan benar karena banyak yang mengganti dengan buku baru setiap harinya. Anak-anak saya minta untuk menyampul coklat dan plastik bukunya (sekaligus membuat senang teman guru saya Pak Amin yang menjual kebutuhan tersebut) lalu saya tandatangan supaya buku tersebut tidak berganti-ganti lagi. Buku saya wajibkan berjumlah 3 untuk satu semester, terdiri dari buku hitungan, buku catatan dan latihan, dan buku PR. Anak-anak saya wajibkan menggunakan pensil, ketimbang pulpen. Saya juga mengajarkan bahwa menulis itu dari halaman kiri ke halaman kanan dan memanfaatkan space buku sekecil apapun karena siswa boros dalam memanfaatkan halaman buku. Saya juga mengajarkan huruf besar-huruf kecil kembali dan menggunakan penggaris dan garis tutup secara sederhana.
b. membaca individual
Saya bagikan buku kepada siswa untuk dibaca. Siswa-siswa yang masih membutuhkan bimbingan khusus akan saya tentir secara bergantian. Bila siswa sudah lancar saya eksplor lebih jauh dengan menanyakan kembali isi bacaan yang baru saja dibaca karena banyak siswa yang lancar membaca namun tidak mengerti apa yang baru saja dibacanya.
c. membaca kelas
Ini adalah dengan membaca buku yang sama seisi kelas secara bergantian. Teknik ini sangat mudah mengundang emosi dan kesabaran saya karena seringkali siswa yang sudah bisa membaca ribut sendiri dan tidak mau mendengarkan siswa lain yang sedang membaca. Saya langsung menunjuk siswa yang ribut tersebut untuk melanjutkan membaca untuk kemudia men-spot kesalahan dia bila tidak mendengarkan. Butuh kesabaran ekstra bila tiba giliran siswa yang belum lancar untuk membaca.
d. dikte
Teknik ini saya membacakan dua-tiga paragraf dari buku untuk ditulis oleh siswa di bukunya. Di akhir dikte, saya akan menuliskan paragraf yang baru saja saya bacakan dan siswa saya minta saling menukar buku dengan sebelahnya untuk memeriksa apabila ada pengejaan yang salah.
e. menghitung
Saya berikan siswa soal-soal penjumlahan-pengurangan-perkalian di papan tulis untuk dikerjakan. Simple saja dan cukup membosankan, need new ideas.
7. pelajaran
Pelajaran dimulai dengan diinterupsi oleh istirahat 30 menit.
8. Istirahat
Selama istirahat, saya memeriksa PR anak-anak dan memberinya nilai serta komentar. Ketika masuk dari istirahat, saya bahas PR tersebut dan memberikan superman wush untuk mereka yang mengerjakan dan superman wush ekstra untuk mereka yang mengerjakan PR dengan sangat baik.
9. the last 30 minutes
Terdapat dua opsi pilihan yang biasa saya lakukan. Saya kadang melakukan poin 6 (calistung), atau saya memberikan materi lagu wajib nasional untuk ditulis dan dinyanyikan oleh siswa. Hal yang mungkin saya akan coba lakukan adalah membacakan siswa dongeng.
Terakhir, saya akan memberikan PR setiap harinya
10. Pulang
Doa pulang kembali dilakukan oleh siswa yang berdoa pagi. Doa adalah doa penutup majlis dalam Islam. Untuk beberapa siswa yang masih lambat membaca, saya berikan ekstra 30 menit untuk membaca lagi (need help on this). Untuk siswa yang mendapatkan smiley manyun hari itu, saya berikan 5 soal matematika untuk dikerjakan atau hukuman lain yang membuat mereka setidaknya terlambat pulang ke rumah.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda