info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Ruang Berbagi Ilmu (RUBI) Majene “Semangat yang Menjalar” (Bag. 1)

PatriaHertana 20 Desember 2015

“Oke, kita sepakati, ya. Ruang Berbagi Ilmu kita ambil untuk kabupaten kita”, tegas Okky (Koordinator Pengajar Muda angkatan ke IX Kabupaten Majene) menutup rapat malam itu. Sebelumnya ada juga beberapa wahana dari Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) yang telah disepakati untuk dijalankan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat ini. Beberapa wahana yang diambil tentunya setelah melihat kebutuhan di daerah tersebut dan setelah mengajak para relawan penggerak serta pemerintah (dalam hal ini khususnya Dinas Pendidikan) untuk sama-sama duduk berpikir.

Beberapa bulan setelah malam itu, bertempat di sebuah rumah baca yang berada di pesisir pantai, setelah adzan Ashar berkumandang tiga dari delapan Pengajar Muda mendampingi para relawan untuk kembali berkumpul dan sama-sama berpikir ‘akan seperti apa kami mengemas RUBI di Kabupaten Majene?’. Tepat ketika matahari mulai menyentuh garis ujung lautan, pertemuanpun usai. Singkatnya, ada dua materi yang ingin disajikan di RUBI Majene tahun ini, materi itu adalah Metode Belajar Kreatif dan Training for Trainer.

Kami mempersiapkan ini sekitar dua bulan. Semuanya kami mulai dengan tumpukan kebingungan, karena baru pertama kalinya kegiatan semacam ini dilakukan di Majene. Terlebih lagi, nara sumber dari kegiatan ini adalah orang-orang dari luar daerah. Namun, saya selalu mengatakan pada semua rekan dan relawan, “teman-teman jangan khawatir, kita pasti bisa melewati kebingungan-kebingungan ini. Ini sesuatu yang wajar, karena ini baru pertama kalinya. Kita lakukan semuanya selangkah demi selangkah. Sambil belajar. Nanti, setelah kita dapati ritmenya, saya yakin, semua dari kita akan tahu bagaimana dan apa yang harus kita lakukan untuk RUBI Majene ini”.

Koordinator RUBI Majene, Nurul Pratiwi Hasbi, terus bergerak bersama rekan-rekan relawan. Banyak hal yang mulai mereka lakukan, mulai dari berkoordinasi dengan Dinas pendidikan sampai dengan para relawan di Jakarta. Setelah menemukan cahaya yang sedikit terang, pertemuan-pertemuanpun dibuat rutin untuk membahas hal-hal seputar pelaksanaan RUBI Majene.

Di salah satu pertemuan yang bertempat di rumah koordinator RUBI Majene tersebut, ditemani semangkok bakso dari pedagang keliling, banyak hal yang kami rancang. Semangat relawan juga semakin meluap-luap. Divisi-divisi mulai dibuat dan cakupan-cakupan kerja mulai dirancang. Meskipun masih dalam pendampingan Pengajar Muda, peran relawan daerah masih menempati posisi yang paling penting dalam mengadakan kegiatan ini, karena relawan daerahlah yang menjadi aktor utama dalam penyelenggaraan RUBI di kabupaten ini.

Semangat dari para relawan juga menular ke instansi-instansi, pelibatan yang dilakukan oleh relawan tidak hanya kepada Dinas Pendidikan dan pemerintah Kabupaten Majene, tetapi juga kepada organisasi-organisasi dan persatuan-persatuan yang ada di daerah ini, sebut saja seperti Persatuan PKK, Darmawanita, Bhayangkari hingga Darmayukti Karini, semuanya ikut andil untuk mendukung kegiatan RUBI Majene tahun ini. Tahun ini, banyak orang yang bergerak untuk memberikan sedikit solusi untuk pendidikan di negeri ini.

Lalu, apakah semangat ini cuma sampai di sini? Jawabannya ‘tidak’. Semangat ini baru awal dari semangat semangat-semangat besar lainnya, seperti kuncup bunga yang siap mekar dengan segar di tengah musim penghujan.

 

 

Selasa, 8 Desember 2015. 08:55 WITA


Cerita Lainnya

Lihat Semua