Sepeninggal Kalian, Pengajar Muda VII

OkkyAmelia Pratiwi 29 Agustus 2015

Dua Januari 2015, kalian berpamitan dari dusun penempatan masing-masing untuk pulang ke Jakarta. Entah kalian akan meneruskan hidup di kota itu atau bahkan memilih kota lain.

Kami di sini pun sama, memiliki pilihan. Melanjutkan amanah di dusun dan kabupaten atau segera ikut pulang bersama kalian dengan cara yang berbeda.

Kami berdelapan sepakat untuk meneruskan amanah ini. Apa bukti bahwa kami sepakat untuk melaksanakan amanah itu? Kami merencanakan apa yang akan dilakukan selama satu tahun ke depan, berkumpul di rumah dari salah seorang kenalan kami dan kalian di kota. Rumah besar yang tiba-tiba terasa sepi karena tidak ada kalian.

Tidak jauh berbeda di dusun. Setelah kalian pulang, kamar kami bak kamar kalian. Hanya berpindah tempat saja. Dinding kamar kami sekarang penuh tempelan-tempelan sakti yang setia mengingatkan tentang tugas tertentu, kata-kata penyemangat, foto bersama kalian atau bahkan hiasan-hiasan yang juga kami pelajari cara pembuatannya dari kalian.

Isi dan makna dari kamar kami dan kalian, hampir sama.

Setelah kalian pulang, kasih sayang anak-anak dan masyarakat di sini tidak berkurang kepada kami. Tujuan kami dan kalian tetap sama, nampak pada warna rompi lapangan yang khas. Pinjam meminjam kendaraan untuk menempuh perjalanan dari dusun ke kabupaten, baik menjalankan tugas dan non tugas setiap minggu tetap kami lakoni.

Berbeda nama setiap individu tetapi kami dan kalian tetap sama, Pengajar Muda.

Antara kami dan kalian, tidak ada yang berubah. Namun selalu ada perubahan-perubahan yang telah “kita” lihat bersama di tempat ini.

Ya, kita. Bukan lagi saya dan kalian. Perubahan yang lebih baik dan kita percaya itu.

4 Januari 2015


Cerita Lainnya

Lihat Semua