Kami saling Belajar Layaknya Kekasih

OkkyAmelia Pratiwi 2 September 2015

Jam pelajaran olahraga akan sangat berbeda dengan pelajaran lain. Ya, dari segi pengurasan energi, maksud saya. Ingin merasakan jam pelajaran yang bisa lebih “berdinamika” dan merasakan “cinta” bersama siswa-siswi, akhirnya saya memutuskan untuk mengisi olahraga di kelas 5 dan 6.

Banyak hal yang saya ketahui dari siswa-siswi di kedua kelas ini. Sulitnya mengatur mereka dalam berbaris dan memberikan instruksi. Gerakan badan mereka yang semaunya sendiri saat pemanasan. Permainan dalam olahraga yang tidak sesuai (dengan apa yang pernah saya pelajari dulu ketika sekolah dasar) serta masih banyak lagi. Hal itu yang membuat energi saya semakin terkuras.

Tidak dipungkiri terkadang saya marah kepada mereka. Namun layaknya sepasang kekasih, saya tidak bisa berlama-lama marah. Pernah satu sampai dua kali saya tidak mengisi jam olahraga, ada rindu di hati.

Mereka pun rindu. Surat dikirimkan kepada saya. Meminta maaf, berjanji tidak akan mengulangi hal-hal yang akan membuat saya marah dan menanyakan kapan saya akan mengajar olahraga kembali. Terkadang ada beberapa di antara surat-surat itu yang tulisannya nampak seperti benang kusut. Tak beraturan bentuk huruf-hurufnya. Namun sekali lagi, layaknya sepasang kekasih, saya bisa membaca tulisan ajaib mereka itu.

Kami saling belajar. Saya belajar bagaimana bersikap dalam menghadapai mereka. Dan mereka pun demikian. Kami saling berdinamika.

Bergerak bersama, berolaharga untuk sekedar bermain atau terkadang kompetitif dan tetap sportif.

Kami saling merasakan cinta. Tertawa bersama, berolahraga untuk melepas penat di kelas atau bahkan menangis karena rindu tak bertemu.

Ini adalah bentuk romantisme ala saya dan mereka.

15 Januari 2015

Cerita Lainnya

Lihat Semua