Kami Datang, Indonesia

Nurul Hidayah 5 November 2011

KAMI DATANG, INDONESIA...

Kamis 3 November 2011 Jam 02.00 dini hari, di saat hari masih terlelap dalam gelap, 47 pengajar muda telah larut dalam hiruk pikuk suasana keberangkatan menuju landasan terbang yang akan mengantar kami ke sudut-sudut negri. Bandar udara yang membawa nama 2 tokoh besar bangsa ini, langsung terasa seperti gerbang menuju satu dunia lain bagi kami. Satu gerbang yang segera mengantarkan kami pada kehidupan yang menggambarkan dengan jelas wajah bangsa ini.

Riuh rendah suasana bandara pagi itu, namun tak banyak ucap yang keluar dari kami satu sama lain. Hanya peluk, jabat hangat, dan bening di mata kami yang mewakili segala kata yang dirasa. Setelah pelepasan oleh Pak Anies Baswedan, kami saling pandang lekat-lekat. 47 manusia yang telah 7 minggu hidup bersama selama 24 jam, saat keberangkatan adalah satu perpisahan yang tak kami sangka-sangka akan begitu mengharu biru.

Namun dibalik perpisahan itu, saya selalu meyakini bahwa kami tidak sedang benar-benar berpisah. Kami hanya 47 orang yang akan berada di tempat-tempat berbeda, namun selalu dengan semangat yang sama, dengan tekad yang sama, dengan perjuangan yang sama. Karena itulah sebenarnya kami tetap selalu bersama-sama. Dan bersama-sama kami serukan, "Kami datang, Indonesia".


Cerita Lainnya

Lihat Semua