Selamat datang di setahun penuh kejutan, Asri! ujar salah satu pengajarmuda angkatan 1 via twitter.

Tidak ada firasat apapun hari itu, yang kurasa adalah penasaran dengan rumah baruku untuk setahun ke depan. Sinyal mulai hilang, jalan aspal berganti tanah merah berlumpur,rimbun hutan karet dan sawit mulai menutupi cahaya matahari yang terik siang itu, jilatan-jilatan api hasil gas buang sumur minyak membuat suasana semakin panas. Jalan menuju desa pagardewa berliku,terjal,berlumpur. Harapan hari itu adalah tidak terjadi hujan. Seketika panas terik berganti hujan deras, benar saja hujan lebat datang tiba-tiba. Mobil yang kami kendarai terpelanting tak bisa bergerak dan menyatu dengan lumpur.

Selamat datang!.....dan keringat pun mengucur seraya suara mesin yang mencoba menggerakkan ban mobil. Gulung celana, lengan baju,lepas alas kaki, cepol rambut panjangmu! biarkan keringatmu menyatu dan menetes ke tanah....inilah cara tanah sriwijaya mengucapkan selamat datang pada kami ! mobil tak banyak bergerak...senja mulai datang, saya dan teman-teman berada di antara keputusasaan, karena tidak ada orang yang melintas di dalam hutan itu... terduduk dan diam pasti tidak akan berguna, tapi jujur saja saya lelah hari itu. Sinyal pun tidak ada,..kami harus menyelesaikannya sendiri sebelum matahari terbenam. Disaat keringat mengucur, matahari sore menyinari... terdiam duduk melihat ban mobil yang dipenuhi lumpur...

Saat itu tersadari bahwa kebahagiaan itu sederhana. Sesederhana melihat orang melintas di tengah hutan karet, sesederhana melihat ban mobil bergerak tepat pada tracknya, sesederhana melihat lampu cahaya mobil di tengah lebatnya hutan...dan sesederhana melihat sinyal telephone walau hanya 1 bar, sesederhana menerima sms dari pengajarmuda di pelosok nusantara yang juga tengah berjuang.

Bersyukurlah di setiap detik yang kita miliki.. Karena kebahagiaan bukan datang dari hal besar, mewah dan mahal... Melainkan dari hal kecil, sederhana tetapi tulus